6. KEHIDUPAN DI PESANTREN
Pesantren Akhdan Elsadiq Al-Affan terletak di dekat dataran tinggi pegunungan Salabintana. Makannya suhu udara dari pagi hari, siang, sampai malam itu terasa cukup dingin. Itu adalah hal yang belum terbiasa bagi Atsumu. Saat ini tubuhnya sedang bergelumung kardigan untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap stabil.
Jalanan menuju Pesantren Akhdan Elsadiq Al-Affan pun juga cukup sulit untuk di lewati oleh kendaraan beroda empat. Mungkin untuk motor bisa mentolerir, tapi jika kekeh ingin mobil memasuki area Pesantren, maka mobil harus mengambil jalan memutar yang cukup jauh dan melewati pemukiman warga yang hanya cukup untuk berlalunya satu mobil.
Kediaman Pesantren di sini juga cukup unik. Karena desain dari tempat ini menggunakan kayu dan bilik, bukannya semen. Mungkin ada beberapa yang menggunakan semen. Tapi selebihnya adalah kayu dan bilik serta genteng yang di lapisi oleh jerami atau daun kelapa yang di tumpuk.
Kesannya seperti rumah makan Sunda.
Adem. Enak rasanya. Tapi tetap saja ini adalah wilayah yang baru Atsumu injak. Apa lagi di tepi gunung gini. Kayaknya ngomong frontal dikit langsung kerasukan setan gantung.
"Nah, kalo yang ini namanya sanggar. Tempat kesenian. Kalo Mbak Atsumu mau main alat musik atau iseng pengen liat-liat juga boleh. " Tunjuk Sugawara pada sebuah tempat yang sangat ramai di kunjungi oleh anak-anak santri.
"Assalamu'alaikum istrinya gus. " Salah satu anak santri akhwat memberikan salamnya kepada Atsumu sambil menunduk.
Awalnya hanya ada satu atau dua orang. Namun, lama kelamaan jumlahnya bertambah banyak. Sekedar untuk memberi salam kepada Atsumu.
"Ternyata Sakusa di sini berpengaruh besar ya mbak? " Tanya Atsumu setelah terbebas dari segerombolan anak-anak santri yang ingin meminta salam.
"Iya, soalnya gus itu cucu pertama dari kiyai ukai. Pas kelahiran pertama aja katanya banyak yang nangis. " Ujar Sugawara.
"Loh kok pada nangis? Apa nangis karena bahagia? " Tanya Atsumu lagi. Dia itu manusia paling kepo, jadi kalau ada seseorang yang membuatnya penasaran. Atsumu akan terus bertanya sampai mendapatkan jawaban.
Makanya Goshiki kalau di tanya Atsumu langsung to the point biar jelas dan gak di tanya lagi.
"Ehmm... Soalnya, ambu semi udah keguguran tiga kali. Jadi takut banget kalau beliau nggak bakal punya anak lagi. Tapi allhamdulillah allah masih percaya sama beliau dan ngasih gus Sakusa. Terus di kasih lagi anak gadis. " Perjelas Sugawara.
Atsumu tertegun. Ini termasuk sejarahnya Sakusa bisa lahir ke dunia. Sepertinya Atsumu akan mencari tahu suaminya ini lewat Sugawara. Mungkin Sugawara mengetahui sesuatu soal Sakusa lagi.
Kali ini Sugawara mengajak Atsumu ke taman pesantren yang di penuhi bunga-bunga indah yang masih berembun. Di sana juga Atsumu bertemu dengan beberapa orang kenalannya Sugawara.
"Nah, yang tadi nyapa ini namanya Hinata. Dia setahun lebih muda dari kamu. " Sugawara memperkenalkan seorang gadis imut dengan berbalut kerudung oranye.
"Ih, kalo liat langsung teteh cantik banget ya! Cocok banget sama gus Sakusa. " Ungkap Hinata bersemangat. Atsumu sempat terkejut tadi. Untung sebelumnya Sugawara sudah bilang kalau Hinata itu anak yang hiperaktif dan terlalu jujur.
"Lucu bangettt!!!! Ahhh gemesss! " Batin Atsumu setelah melihat Hinata secara langsung.
"Eh emang iya ya? Makasih. " Ujar Atsumu membalas pujian Hinata dengan rasa malu.
Satu fakta lagi soal Atsumu. Atsumu itu adalah orang yang tidak bisa mengontrol diri saat ada orang lain yang memujinya dalam kata-kata. Istilahnya nya, Atsumu mudah baperan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Arahan Khidmat [Haikyuu Religi]
Ficción GeneralBeberapa karakter transgender!!! Atsumu tidak menyangka kalau dia akan di jodohkan oleh orang tuanya, hanya karena mereka sahabat karib saat di SMA. Atsumu kabur dari rumah setelah mengetahui orang yang akan di jodohi nya adalah seorang anak santri...