8. |SAK| Semua hal itu butuh yang namanya proses

13 3 0
                                    

8. SEMUA HAL ITU BUTUH YANG NAMANYA PROSES

"Sumpah! Lo tau gak Goshiki? ”

"Apaan? "

"Kitashin nyantri di Elsadiq Al-Affan! Dia kenal sama suami gue juga!!! Arghh gimana dong... Mana gue masih gamon lagi. "

Goshiki menoleh, dia benar-benar terkejut dengan ucapan teman lamanya. "AH YANG BENER AJA LO! "

"Iya woi!! " Atsumu menarik tangan Goshiki dan mengarahkan wajahnya agar bisa menatap Atsumu langsung. "Muka gue kayak orang yang lagi ngebohong gak? Gue serius!!! "

"Gila ya, lo udah punya suami juga! " Jelas Goshiki. Dia udah emosi duluan karena sahabatnya yang bego ini.

"Gue tau! Gue udah nyoba move on sama dia. Tapi, tu orang malah datang lagi. Muncul, ngeliatin mukanya ke depan gue! Gimana gue nggak gamon lagi coba?? " Atsumu berusaha melengkapi paparan sebelumnya.

Siang hari ini Atsumu meminta izin kepada suaminya Sakusa untuk pergi keluar sebentar. Alasannya, karena dia merasa jenuh hanya diam di dalam rumah setelah beres-beres. Tentu saja Atsumu bilang kalau dia akan pergi bersama teman lamanya Goshiki.

Sekarang Atsumu dan Goshiki berada di sebuah cafe dekat alun-alun masjid agung Sukabumi. Sudah setengah jam mereka mengobrol, dan inti topiknya baru sampai. Atsumu mengajak Goshiki keluar karena masalah ini.

"Ya, elo bego! Ngapain gamon in orang yang kayak gitu? Dia udah ngasih Lo harapan, tapi ujung-ujungnya di gantung. Mana lo di tinggal tanpa kabar lagi sama dia. " Goshiki meraih cookies yang dia pesan untuk dimakannya. Meskipun sambil emosi, perut harus tetap terisi.

Ada benarnya juga dengan ucapan Goshiki itu. Seminggu dia menikah dengan Sakusa, Atsumu itu sebenarnya belum benar-benar suka dengan orang itu. Meskipun Atsumu terkadang merasa baper karena sifat care milik Sakusa yang Atsumu sukai. Serta wajahnya yang menawan, membawa rasa sejuk ketika memandangnya.

Tapi tetap saja, itu rasanya beda dengan arti cinta.

Semua hal yang Atsumu lakukan itu hanya memenuhi tanggung jawabnya sebagai istri. Bukan karena cinta.

"Terus gue harus gimana? " Tanya Atsumu polos.

"Ya, lo gak usah terpaku sama si Kita lagi. Lo udah punya suami. Yang harus lo pikirin ya suami lo lah. " Kata Goshiki.

"Tapi gue belum suka sama Sakusa. " Celetuk Atsumu.

"HAH?! " Teriak Goshiki. Membuat seisi ruangan di cafe bergema. Pengunjung serta pekerja di sana sampai menoleh karena terkejut.

"M-maksud lo? " Goshiki mengecilkan suaranya. Dia merasa malu.

"Iya, gue gak suka sama Sakusa. " Jelas Atsumu.

"Tapi kok lo bisa salting sama Sakusa? Maksudnya apa ya monyet? " Goshiki mengacungkan sendok yang dia pegang ke arah Atsumu. Seolah-olah dia akan menusukan sendok ini ke dalam mulut sahabatnya sampai mati.

"Ya siapa sih yang nggak salting kalo di perlakuin kayak gitu? Lo juga pernah salting sama orang yang baru lo kenal. " Ujar Atsumu santai.

"Ya itu beda anjir. Nggak sama! " Sahut Goshiki emosi.

"Gue juga gitu. Gue salting karena manusiawi, bukan karena gue suka sama Sakusa. " Balas Atsumu.

Goshiki menepuk jidat. Sudah lelah dengan kelakuan sahabatnya ini. "Kalo si Sakusa denger ini. Dia pasti sakit hati. " Tutur Goshiki.

Tidak ada sahutan dari Atsumu setelahnya. Mereka berakhir saling diam-diam an, dan asik dengan kegiatannya masing-masing yaitu bermain ponsel.

"Lo gak pake kerudung tsum? " Tanya Goshiki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suara Arahan Khidmat [Haikyuu Religi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang