3. |SAK| Persiapan pernikahan

37 5 0
                                    

3. PERSIAPAN PERNIKAHAN

"Neng Tetsu kalo ketemu gue kenapa kabur mulu ya?... Kadang mukanya juga suka kaget. "

Hari ini libur di pesantren, tidak ada tugas atau pelajaran. Jadi para Santri bisa menikmati waktu istirahat nya. Mungkin ada juga yang memanfaatkannya untuk menghafal, jadi besok tinggal setor.

Di pagi yang sejuk dengan angin semilir tenang. Sekelompok pemuda yang habis menunaikan ibadah shalat dhuha, kini sudah berada di salah satu gazebo pesantren dekat taman. Biasanya mereka memang suka duduk-duduk di sana. Sekedar bersantai atau cari angin.

Bokuto, seorang pemuda asal Padang ini curhat mengenai seorang gadis yang dia sukai. Sudah tiga tahun dia menyimpan perasaannya. Biasanya Bokuto mengadu dalam do'a setelah shalat nya. Tapi kali ini dia mengadu kepada teman-temannya.

"Muka lo serem kali Bok, hahaha! " Gelak Terushima, pemuda asal Jakarta Selatan alias Jaksel ini menyahuti ucapan sahabatnya yang sedang murung.

"Gue kalo jadi Kuroo bakalan lari ngibrit juga kalo liat muka lo. " Timpal Konoha. Alih-alih membuat temannya bersemangat lagi. Konoha malah membuatnya semakin terpukul.

"Siapa tau kan, mungkin istilahnya kaya nun mati bertemu ain. Ain nya terkejut. " Kini Hirugami yang berbicara. Santri kesayangan semua guru karena pintar dan paling bisa diandalkan.

"Hah apa apaan! Awowkowkwowk! " Sumpah suara ketawa paling keras itu adalah Kageyama. Dia ini kalo nggak terlalu serius ya terlalu receh humornya.

"Hu'uh, meskipun si Ain nya terkejut ketemu sama nun mati, ujungnya kan mereka jadi serasi. Karena Izhar artinya jelas. " Sambung Hirugami dengan ucapannya. Emang beda ya ucapan anak pinter sama orang yang otaknya setengah kaya Bokuto.

"Ngomong kaya gitu bikin tu anak, jadi makin pede selangit Hir. " Suna tersenyum remeh melihat Bokuto yang sedang berkhayal beneran jadi jodohnya Neng Kuroo.

"Irung na ngapung woe, udag udag! " Terushima berlari tidak tau arah sambil lompat-lompat keatas seakan mengambil sesuatu. "Hidungnya Bokuto terbang. "

"Assalamu'alaikum. " Tiba-tiba suara seseorang terdengar.

Suara itu menghentikan acara menjahili Bokuto di hari libur. Itu adalah Kitashin. Nama aslinya Kita Shinsuke, biar lebih simpel aja, orang-orang manggilnya Kitashin.

"Waalaikumsalam. Wehh telat gitu gus. Habis ngapain? " Tanya Terushima, dia sudah tidak mengejar bayangan hidung Bokuto yang terbang.

Kitashin tersenyum. "Habis bantuin anak marawis, buat persiapan nikahannya Sakusa. " Jawaban nya tenang.

"Astagfirullah! Gue baru inget kalo Sakusa di jodohin sama Ambu, Abah! Sekarang gimana? Udah ketemu sama Sakusa? Dia ada bilang apa-apa gitu? " Tanya Terushima cepat. Dia itu terlalu shock.

"Nanya tuh satu satu ter, Kitashin baru sampe juga. " Konoha menepok pundak Terushima.

"Nggak, gue nggak ketemu sama Sakusa dari kemarin. Kalo kapan nikahnya udah tau dari abah. " Sahut Kitashin, dia juga sedikit bingung kenapa belum bertemu dengan Sakusa akhir-akhir ini, mungkin karena dia juga sibuk.

"HAH KAPAN?! " Terushima dan Kageyama menyahuti ucapannya Kitashin dengan cepat. Hirugami dan Suna yang ada di sana pun merasa terkejut bukan main.

"Empat hari lagi. Hari Kamis. " Jawab Kitashin.

"Cewek nya siapa? " Hirugami angkat suara. Dia pun merasa penasaran.

"Kurang tau, nggak ada info apa-apa lagi. Nanti juga tau siapa kan. " Kitashin tersenyum sabar dengan menjawab pertanyaan kesekian yang keluar dari mulut teman-temannya.

Suara Arahan Khidmat [Haikyuu Religi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang