"Kalau Lo benar-benar mencintai dia, belajarlah menunggu, mungkin Lo tidak ditakdirkan untuk bersamanya hari ini, tapi di takdirkan untuk bersama di masa depan,"_Zayden.
****
Empat hari berlalu dan kini mereka sudah sampai ke Bali untuk membuat persiapan malam tahun baru, begitu banyak motor yang terparkir, ada sekitar 900 orang yang hadir untuk merayakan tahun baru kali bukan hanya perkumpulan Rafandra tetapi juga anak-anak Retro yang ikut berpartisipasi sebagai tanda pertemanan mereka. Karena begitu banyak orang jadi mereka memutuskan untuk membangun tenda di dekat pantai, mereka juga sudah membooking tempat itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gaes, karena ntar malam udah tahun baru, mending kita gerak cepat buat dirikan tenda dan siapkan semua_nya sebelum hari menjadi gelap," ucap Liam dan mereka semua pun bergerak untuk mendirikan tenda.
"Bagi yang cewek tendanya di tengah di antara para cowok, menjaga kemungkinan agar tida terjadi sesuatu yang tidak di inginkan," tambah Jupiter.
Mereka semua pun mengambil tugasnya masing-masing, ada yang membantu ceweknya untuk mendirikan tenda, ya hampir semuanya hadir bersama pasangannya, tentu saja karena ini adalah moment yang sangat di tunggu oleh kebanyakan orang.
"Butuh bantuan?" tanya Dirga yang melihat Arumi kesusahan mendirikan tendanya.
"Biar gue aja," ucap Rafandra datar.
Arumi, Fania dan Fara menatap kedua cowok itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Hm, tentu, kalau gitu gue kesana dulu," ucap Dirga dan langsung pergi.
Rafandra pun menatap Arumi begitu pun sebaliknya. Begitu banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka, Sedangkan Fania dan Fara yang berada di dekat mereka merasa seperti jadi obat nyamuk.
"Fan? Ikut gue," panggil Jupiter.
"Ra gue ke Piter dulu, gue saranin Lo jagaan berdiri disini terlalu lama, nanti Lo bisa mati berdiri," ucap Fania pelan dan langsung pergi tanpa menunggu balasan.
"Pakyuu lo," balas Fara kesal. "Trus gue ama siapa donk," dia pun menatap Rafandra dan Arumi yang masi beradu tatap dan langsung pergi dari tempat itu.
Rafandra pun memutuskan kontak mata mereka dan mulai bergerak memasangkan tenda tersebut sedangkan Arumi hanya menatapnya.
"Gimana sama luka Lo?" tanya Arumi.
"Baik," balas Rafandra singkat.
"Kenapa gak bilang kalau luka itu gara-gara nyelamatin gue," ucap Arumi yang terus menatap aktivitas cowok itu.
"Gak penting," balas Rafandra santai.
"Penting bagi gue," ujar Arumi.
Mendengar kalimat gadis itu Rafandra menatapnya. "Hm."