06

80 32 8
                                    

~ Happy Reading ~

"Bergabung dengan segenap luka berharap menemukan bahagia?"

"Bergabung dengan segenap luka berharap menemukan bahagia?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak adalah pelindung terbaik untuk adiknya."
-Putri Nestapa

•••

Nesta melirik ke arah jam tangan yang kini ia kenakan, sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, cukup larut malam untuk seorang gadis SMA tentunya. Nesta mengendap-endap menuju ke
kamarnya lewat pintu depan rumahnya dengan penuh hati-hati agar orang rumah tak tahu jika ia pulang larut malam.

Sesekali Nesta menengok kesamping kanan, kiri, belakang, depan, memastikan benar-benar tidak ada yang melihat aksinya. Perlahan Nesta mencoba membuka pintu depan rumahnya, namun tak berhasil karena sudah dikunci dari dalam. 

"Terpaksa sih gue hubungi Kak Andra, suruh dia bukain, walau nanti kena omel dikit goaoaoa yang penting gak kayak papa atau gak mama," ujar Nesta pelan.

------------------------------
Chat

You [Nesta]:
Kak bukain pintu depan rumah dong pissss

Kak Andra kiyowoo:
Hooh, bagus ya pulang jam segini

You [Nesta]:
Plisss lah kak bukain cepet, nanti keburu kena marah papa/mama

Kak Andra kiyowoo:
Y bentar

3 minutes later...

Ceklek...

Terdengar suara pintu yang dibuka dari dalam. Sontak Nesta yang tadi tengah menengok ke samping pun beralih menengok ke depan. Berharap itu Kak Akandra yang membukakan pintu untuknya.

"Ck... CK ..." Akandra yang berdiri diambang pintu dengan tangan bersedekap didepan dadanya.

"Bagus ya, pulang jam segini." Ujar  Akandra.

"Ish... ya maaf kan gue ada urusan, lagipula gue tadi juga udah ngabarin Lo!"

"Ya gue kira malem tuh sampe jam 20.00 gitu Putri Nestapa! Lo juga gak jelas katanya pulang malem tapi gak ngasih tau jam berapanya, kalau sampe jam segini lagi gak gue izinin Lo keluar malem-malem," omel Akandra.

"Iya Mamah Akandra," Nesta tertawa renyah.

"Sekate-kate Lo." Akandra menjitak kepala Nesta pelan.

"Ayolah masuk keburu papa, mama tau!" Ujar Nesta khawatir.

Akandra menarik tangan Nesta untuk masuk kedalam rumah. Lalu iya mengunci pintunya lagi, saat keduanya balik badan mereka terkejut, mendapati Papa Hendra berdiri tegap dihadapan mereka, dengan tangan bersedekap dan raut wajah marah.

Nestapa {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang