21

48 16 0
                                    

~ Happy Reading ~

"Bergabung dengan segenap luka berharap menemukan bahagia?"
----------

Setelah tujuh hari Nesta di skors dari sekolah, pagi ini Nesta sudah bisa berangkat sekolah seperti biasanya.

"Non Nesta hati-hati ya dijalan," ujar Bik Nung sambil melambaikan tangan kanan nya ke atas.

"Iya bik..." teriak Nesta sambil berlari kecil.

'Kasihan Non Nesta.' Batin Bik Nung, melihat kondisi Nesta saat ini.

...

Sesampainya disekolah Nesta bergegas menuju kelasnya, karena ia tak ingin jika terjadi keributan seperti tempo hari yang membuatnya diskors.

Tapi tetap saja Nesta masih bisa melihat disepanjang jalan menuju ke kelasnya banyak murid-murid yang memperhatikannya tak suka. Tapi Nesta hanya mengabaikannya sambil sesekali menundukkan pandangannya.

Saat Nesta memasuki kelasnya, yang tadinya ramai dengan suara teman-temannya yang sedang mengobrol penuh canda tawa kini suara itu lenyap tergantikan suara hening.

Nesta pun langsung menuju bangkunya, lalu duduk sambil memainkan ponsel miliknya, mengabaikan semua tatapan sinis teman-teman sekelasnya.

"Yahhh... tu anak dah masuk sekolah lagi guys!!! Masa tenang kita cuma tujuh hari... gak seru lagi deh..." seru Azhara, membuat teman-teman yang lain tersenyum tipis sambil menatap satu sama lain.

"Iya weh... harusnya sih langsung di depak gak sihhh..." ujar salah satu siswi yang lain ikut nimbrung.

Nesta menghela nafasnya kasar. Lalu menatap teman-teman sekelasnya yang mem-bully dirinya. "Anjin* kalian semua..." umpat Nesta, kesal.

"Waduhhh ngamuk dia..." seru Azhara, sembari tersenyum puas.

"Atut..." lanjutnya.

Saka yang baru sampai di kelas dikejutkan oleh segerombolan teman-teman kelasnya yang mem-bully Nesta kemarin. Ia pun beralih menatap Nesta yang sudah benar-benar kehabisan kesabarannya.  Segera Saka pun menghampiri Nesta yang tengah berdiri di depan mejanya sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Pahlawannya dateng..." seru Azhara.

Semua siswa maupun siswi yang berada di pihak Azhara tertawa renyah sambil melihat Nesta dan pahlawannya yang tak lain dan tak bukan adalah Saka.

"Diem Lo semua!!!" Tandas Saka, membuat semua teman-teman sekelas bungkam, dan membubarkan diri dari gerombolannya lalu duduk di kursi mereka masing-masing.

Nesta pun duduk di kursinya dengan emosi yang masih menggebu-gebu dan pikirannya yang berantakan. Saka pun ikut duduk di kursinya yang berada disebelah Nesta.

Saka kemudian menatap lekat wajah Nesta yang kini benar-benar frustasi. "Makasih Ka," ucap Nesta dibalas senyuman oleh Saka.

"Lo jangan stres! Masa nanti gue punya teman stres," ujar Saka mencairkan suasana.

"Anjir Lo..." Nesta tersenyum tipis ke arah Saka.

'Gue suka liat senyum Lo Nes... arghhh KA!!! Inget tugas Lo jangan kebawa perasaan!!!' Batin Saka.

...

Jam pelajaran telah usai, para siswa maupun siswi bergegas untuk meninggalkan kelas mereka masing-masing begitupun dengan Nesta.

"Ka? Gue duluan ya," ujar Nesta lalu bergegas keluar kelas.

"Yoi ti ati Lo..." seru Saka.

Saat perjalanan menuju ke rumah tiba-tiba saja Nesta teringat sesuatu. Handphone miliknya tertinggal di laci mejanya. Segera Nesta meminta Bang Upik untuk putar balik.

Nestapa {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang