22

50 15 0
                                    

~ Happy Reading ~

"Bergabung dengan segenap luka berharap menemukan bahagia?"
----------

Nesta yang tengah duduk sambil bersandar di jendela kamarnya melihat ke keluar rumah. Dilihatnya hujan yang cukup deras dengan angin yang cukup kencang sebagai pelengkapnya. "Ih ngerinya oiii." Ujarnya.

Nesta pun mengambil handphone miliknya yang ia letakkan di atas meja belajar. "Hah iya jadwal gue checkup arghhh." Ujar Nesta setelah melihat jadwal checkup miliknya yang ia jadikan wallpaper handphone  nya.

Nesta melihat lagi kondisi di luar lewat jendela kamarnya. Ia ngeri ketika melihat kondisi di luar yang tidak memungkinkan untuk pergi ke rumah sakit ditambah lagi ini sudah malam. Nesta berfikir sejenak.

Setelah memikirkan gimana baiknya Nesta pun menggambil sweater dan payung miliknya.

Nesta yang sudah selesai dengan persiapannya ia pun keluar dari kamar. Lalu bergegas menuruni anak tangga.

"Kak?" Panggil Nesta ketika melihat Akandra yang hendak menuju dapur.

Sontak Akandra menoleh ke arah Nesta. Ia tak menjawab, hanya diam sambil menatap Nesta malas.

"Loa mau anter gue gak?"

"Gak," jawab Akandra ketus ia pun melanjutkan aktivitas sebelumnya yaitu pergi ke dapur untuk mengambil minum.

Nesta yang mendapatkan jawaban dari kakaknya barusan, raut mukanya berubah murung. Lalu pergi ke luar sendiri.

'Mau kemana tu anak? Udah tau cuaca nya kayak begini kok malah mau keluar? Alah bodo amat.' Batin Akandra ketika ia tadi menengok sekali lagi ke arah Nesta yang keluar dari rumah.

Nesta yang sudah berada di luar rumahnya, segera ia menggunakan payung nya untuk melindungi dirinya dari derasnya hujan. "Njir lah dingin banget mana serem lagi gelap plus sepi haduhhhh malang pisan euy nasib mu Nes." Gerutunya saat perjalanan menuju rumah sakit.

20 minute letter...

"Fiuhhh sampe juga akhirnya, capekkkkk." Keluh Nesta.

Kini Nesta sudah menginjakkan kakinya di depan teras Rumah Sakit Pelita. Segera Nesta menaruh payungnya ditepi lalu ia masuk ke dalam Rumah Sakit untuk menemui Dokter Selin. Karena ini jadwal Nesta untuk checkup.

15 minute letter...

Karena tidak ada pasien lain yang Dokter Selin tangani saat ini, Nesta jadi tidak perlu mengantri lama dan dapat selesai lebih cepat dari biasanya.

"Nesta kamu harus semangat ya." Ujar Dokter Selin.

"Keluarga kamu udah tau?" Tanyanya.

Nesta masih diam tidak menjawab. "Gak perlu dok mereka juga gak akan peduli." Ujar Nesta putus asa.

"Kalau untuk semangat... Nesta usahain hehehe toh ini sakit dok Nesta belum tentu kuat."

Dokter Selin tersenyum ke arah Nesta berusaha memberi semangat untuknya.

Walau Nesta sudah hampir putus asa dengan kondisinya tapi ia tetap berusaha untuk sembuh walau kemungkinannya sangatlah kecil.

"Kamu kesini dianter siapa Nes?" Tanya Dokter Selin.

"Jalan kaki dok biar sehat." Nesta tertawa kecil, membuat Dokter Selin juga ikut tertawa kecil.

"Iya sehat Nesta, tapi cuacanya lagi kayak begini kamu harusnya minta anterin orang rumah atau pesen ojek sayang hih gemes deh, coba dokter punya adek kayak kamu." Dokter Selin mencubit pipi Nesta, saking gemasnya.

Nestapa {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang