16

40 19 0
                                    

~ Happy Reading ~

"Bergabung dengan segenap luka berharap menemukan bahagia?"
----------

"Hoalaaa????" Teriak Akandra saat memasuki rumah sepulang dari kampusnya yang melelahkan.

"Serius gak ada yang jawab? Malem banget kah gue pulangnya?" Akandra pun melirik jam tangan yang ia kenakan.

"Yaelah baru jam 7 malem, masa dah pada ke pulau kapas sih???" Ujar Akandra heran.

Akandra pun mencari-cari keberadaan anggota keluarga dan pekerja dirumahnya. Setelah mengelilingi sekitar rumahnya, tak ada satupun ia temui. Entah itu Papa Hendra, Mama Nova, Siska, Nesta, bahkan Bik Nung, dan Mang Dadang pun tak ada.

"Pada kemana sih? Gue gak diajak lagi nasib... nasib..." setelah lelah mencari Akandra pun menerima nasibnya ditinggal dirumah sendiri.

Akandra pun pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua untuk beristirahat setelah melakukan kegiatan kampus seharian, ia benar-benar lelah.

Sebelum sampai di kamarnya Akandra melewati kamar Nesta, karena Akandra masih penasaran apa benar Nesta tidak ada dirumah, ia pun berusaha membuka pintu kamar Nesta pelan.

Akandra terkejut karena pintu kamar Nesta tidak dikunci, ia pun membuka pintu tersebut, setelah menampakan celah untuk bisa masuk ke dalam Akandra pun mulai melangkahkan kakinya dengan hati-hati memasuki kamar Nesta.

Dilihatnya kamar yang gelap tanpa ada cahaya lampu meneranginya. Akandra pun menyalakan sakelar lampu yang berada di dekat pintu kamar Nesta, seketika cahaya lampu menerangi kamar Nesta membuat Akandra mudah untuk melihat ke sekeliling kamar.

Mata Akandra mulai bereaksi melihat-lihat sekeliling kamar Nesta.

"Nesta???" Akandra terkejut saat melihat kondisi Nesta, ia pun menghampiri tubuh Nesta yang tergeletak dilantai dengan banyak memar dan darah ditangannya.

Akandra mengangkat tubuh Nesta lalu menyenderkan nya di tangan kiri miliknya, ia pun menepuk-nepuk pelan pipi Nesta yang penuh dengan memar.

Nesta tak merespon, ia masih saja tak sadarkan diri. Karena panik dengan kondisi Nesta, Akandra pun menggendong Nesta ala-ala bridal style.

Akandra melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi menuju rumah sakit terdekat.

...

Kini mobil hitam milik Akandra sudah sampai didepan rumah sakit. Dengan cekatan Akandra pun membuka pintu mobilnya lalu menggendong Nesta. "Susterrr... tolong adik saya!!!" Teriak Akandra, cemas.

Tak lama dua suster datang dengan membawa sebuah berangkar. "Baik pak," ujar salah satu suster.

Akandra pun langsung membaringkan tubuh Nesta di atas berangkar tersebut.

Segera setelah tubuh Nesta dibaringkan diatas berangkar, kedua suster tersebut langsung mendorong berangkar tersebut ke ruang rawat
Akandra pun mengikuti berangkar Nesta di samping.

'Nes kenapa Lo bisa kayak gini?' Batin Akandra, yang masih tak kunjung mendapatkan jawaban.

Sesampainya diruang rawat sontak Akandra yang ingin menemani Nesta masuk ke dalam, di cegah oleh dua suster tersebut. "Maaf mas sebaiknya masnya tunggu diluar, biar dokter yang menangani pasien." Ujar salah satu susternya.

Nestapa {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang