~ Happy Reading ~
"Bergabung dengan segenap luka berharap menemukan bahagia?"
----------"Berada diantara dua pilihan ternyata sangat menyakitkan."
-Abian Saputra•••
Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Bell sekolah SMA Negeri Bhakti Darma sudah berbunyi anak-anak dari kelas 10-12 pun berdesak-desakan keluar dari kelasnya masing-masing.
"ADUHHH... demi apa? Gue udah kelas 12 aja, mana pelajaran nambah susah lagi meledak ni kepala lama-lama!!!"
"Aamiin..." ujar Ardi.
"Eh anjir lah kok Lo aamiin nin sihhh," gerutu Anin kesal.
"Ya kan gue anak baik jadi gue bantu aamiin nin."
"Ya dengerin dulu kata-kata nya jangan main aamiin nin aja bego!"
"Malas," ujar Ardi, membuat Anin semakin kesal.
Anin menatap Ardi tajam, membuat Nesta, Abian, Saka, dan Ardan hanya diam melihat tingkah mereka berdua.
"Heh pada ngapain malah acara ditonton pula!" Ardi melihat Nesta, Abian, Saka, dan Ardan yang justru hanya melihatnya dengan Anin, tak membantunya untuk lepas dari amukan Anin.
"Suka... suka... nonton nin couple ini," Abian bernyanyi sambil melirik ke arah Ardi juga Anin.
Sedangkan Nesta, Saka, dan Ardan tersenyum nyengir berusaha menahan tawa.
"Matamu mau gue colok ha?" Tegur Ardi membuat, Abian diam.
"Mulutmu mau gue cucuk pake pisau?" Tambah Anin mengancam Abian.
"Tukan beneran cocok," ucap Abian, lalu membungkam mulutnya dengan kedua tangan miliknya.
"Kuyyy jadian..." ujar Ardan.
"Iya jangan lupa PJ-PJ nya!!!" Tambah Nesta.
"Kalian tu cocok dah deh," Saka ikutan nimbrung.
Hati Anin tiba-tiba tersentil oleh ucapan Saka yang justru malah mendukungnya dengan Ardi. 'Saka? Lo tega ya ternyata? Gue sukanya tu sama Lo! Paham gak sih!" Batin Anin kesal.
"Diem gak Lo pada!" Ardi mulai emosi.
"Dah lah gue pulang awas Lo pada!" Anin sudah muak, lalu pergi dari hadapan teman-temannya.
'Rasanya sesakit ini ya? Didukung jadian sama orang yang kita suka?' Batin Anin lagi, setelah ia keluar dari kelas.
Tak lama setelah Anin keluar dari kelas, Nesta, Abian, Saka, Ardi, dan Ardan pun ikut keluar kelas. Ardi yang masih kesal dengan teman-temannya itu pun pergi tanpa pamit sepatah kata apapun.
"Eh tunggu ngapa! Gue ikut nebeng!!!" Ardan mengejar Ardi, sambil berlari kecil.
"Wah gawat bisa ngambek juga tuh anak," ujar Abian, melihat Ardi meninggalkan mereka tanpa pamit. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia merasa bersalah sudah membuat kedua sahabatnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nestapa {TERBIT}
Teen Fiction"𝚓𝚒𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚕𝚞𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚖𝚊𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚍𝚊𝚖𝚊𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞 𝚖𝚊𝚔𝚊 𝚋𝚒𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗𝚕𝚊𝚑 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚞 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞." ~𝓓𝓱𝓪𝓯𝓪𝓪𝓹𝓾𝓽𝓻𝓲𝓲𝓲 Seorang gadis dengan sejuta luka, hidupnya ya...