Setelah keadaan mulai tenang, kita semua berjaga di depan lift menunggu Hyunsu turun. Disebelah ku ada kak Yikyung yang sedang memegang senapan, ia sangat hebat. Aku terus melihat nya dengan kagum, tanpa sadar tatapanku beralih pada perutnya. Apa ada kehidupan di dalamnya?.
"Tidak sopan." Aku berjingkat kaget, ternyata kak Yikyung sedang melihatku dengan wajah datar nya.
"Maaf..." Ucapku sambil tersenyum canggung. Aku tak berani melihatnya lagi, auranya sungguh berbeda dengan wanita disini, dia lebih dominan.
"Kau pernah belajar menembak?." Tanya kak Yikyung, spontan ku anggukan kepalaku dengan cepat.
"Sebenernya bukan murni belajar, hanya tau dasar-dasar saja. Aku dan kakakku sangat suka bermain game menembak, saat kami ada waktu luang digunakan untuk pergi ke tempat latihan. Hanya untuk bersenang-senang." Setelah mengatakan itu aku menggigit bibirku, karena banyak bicara. Pasti kak yikyung merasa tidak nyaman.
"Ambilah, sekarang ini milikmu." Ujar kak Yikyung sembari meletakkan senapan ke tanganku.
"...la-lalu kakak?." Tanyaku bingung.
"Aku akan mengambil nya lagi." Balasnya sembari tersenyum lalu beranjak pergi.
Lantas aku coba mengarahkan ke depan dan samping, mengecek seberapa baik untuk menggunakan nya. Hingga perampok bergigi emas turun dari lift dengan tergesa-gesa, reflek aku mencegahnya dengan menodongkan senapan ke arahnya.
Penghuni greenhome dengan serentak meringsek ke arahku, dengan mengarahkan senjata masing-masing ke perampok gigi emas. Kak Yikyung mengambil tempat disebelah kiri dan sebelah kanan ada Eunhyuk.
"Kenapa kau sendirian?." Tanya Eunhyuk.
"Dimana Hyunsu?." Setelah ku lihat tidak ada hyunsu dibelakangnya.
"Tak ada waktu untuk lakukan ini." Kata perampok sambil mengarahkan senapannya dengan ketakutan.
"Apa maksudmu?."
"Jika mereka turun, kita semua mati..." Balasnya putus asa.
"Bicara yang jelas, biar kita semua mengerti! " Ucapku sambil menatap nya tajam.
Perampok bergigi emas mengumpat dan mengangkat kedua tangannya ke atas, "mari bertahan hidup ya?." Ia melakukan penawaran lalu meletakkan senapannya
"Setelah kau dan temanmu melakukan ini semua, apa pantas kalimat itu keluar dari mulutmu?!." Aku memajukan langkahku memojokkan nya, hingga ia mengeluarkan kertas berwarna merah dari sakunya.
"Lihat ini." Ia menyerahkan dengan tangan gemetar, langsung ku ambil dan serahkan ke kak yikyung. Aku berjaga-jaga takut perampok ini melakukan perlawanan.
"Kami menjamin keamanan pelapor orang terinfeksi spesial. Kau akan di pindahkan ke kamp yang aman." Kata kak Hyein membaca surat itu.
"Maksudnya?."
"Kita harus melaporkan mereka."
Terlihat menggiurkan penawaran yang dibuat, tapi tetap saja tidak dalam situasi seperti ini tidak ada kata aman dimanapun kita berada. Bahkan kita sendiri bisa menjadi monster.
"Omong kosong..."
"Mereka datang."
Aku kembali ke tempat semula, masih dengan sikap waspada. Om preman datang membawa Yeongsu, aku cukup senang melihatnya. Dia langsung mengarahkan senapannya kedepan, seperti aku dan kak Yikyung lakukan.
Lift berdenting, memperlihatkan Hyunsu dan ui-myeong bersama. Ku turunkan senapanku, tidak ikut maju kedepan seperti kak Yikyung dan om preman.
"Cha Hyunsu, bagaimana keadaanmu?." Tanya kak yikyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME ••• [ FIGHTING to STAY ALIVE ]
Fanfikcewabah virus yang menjangkit manusia perlahan meluas dan menyebar. kehidupan manusia sudah tidak seperti dulu. apa mereka akan punah? tergantikan makhluk yang lebih kuat.