Pagi ini kembali membawa duka, pak Ahn menyusul kepergian kak yuri. Tak terhitung berapa banyak kematian yang terjadi dalam sehari, aku sangat prihatin pada kak Hyein. Dia sangat menyesali kepergian Byeongil, dan untuk pak Ahn mungkin ini yang terbaik.
Aku membantu kak Yikyung menggali tanah untuk menguburkan pak Ahn dan Byeongil. Semuanya sangat hening, diselimuti kesedihan. Hingga sekop aku dan kak yikyung membentur sesuatu yang keras, kami berpandangan untuk sesaat, sebelum kak yikyung membersihkan tanah dengan tangannya.
"Pak Ahn menemukan nya." Aku berujar setelah melihat terowongan yang dicari-cari pak Ahn. Ia pernah bercerita ada terowongan jaman penjajahan di bawah sini, tapi aku hanya menanggapi nya dengn serius, aku kira cuman candaan pak Ahn.
"Istirahatlah dengan damai." Ucap eunhyuk.
Titik-titik putih berjatuhan dari langit, aku mengadakan tanganku. Sangat indah salju yang turun tahun ini. Entah kapan aku akan melihatnya lagi.
"Turun salju." Seru Yeongsu.
Setelah melakukan pemakaman untuk mereka yang berpulang, kita semua duduk bersama, mencoba menghangatkan badan. Aku duduk di bawah kak Jisu yang bersebelahan dengan Eunyu. Tidak ada sepatah katapun yang di keluarkan, semuanya benar-benar sunyi. Mereka sibuk dengan pikirannya.
Aku berdiri, tidak tahan berdiam diri disini, lebih baik menemani hyunsu yang sendirian.
"Kau akan kemana?." Tanya kak Jisu.
"Toilet." Balasku berbohong, kak Jisu menganggukkan kepalanya.
Sesampainya di tempat Hyunsu, dia sedang melamun dengan wajah sedih. Ku dudukan diriku disampingnya, lalu menggenggam tangan Hyunsu yang dingin.
"Tanganmu sangat dingin." Hyunsu tidak melihatku tapi mengeratkan pegangannya.
"Bagaimana keadaanmu? Masih seperti kemarin?."
Hyunsu hanya terdiam dengan tangannya yang mengelus tanganku yang ada di genggamannya, "aku tidak ingat siapapun, tapi perasaanku mengingat nya..."
"...seperti sangat ini. Terasa nyaman."
Tangan Hyunsu mengelus tangan ku secara perlahan, sentuhan nya sangat lembut dan menenangkan. Ku sandarkan kepalaku pada pundaknya, menikmati setiap menit yang tersisa. Keputusan Hyunsu membuatku bersedih, walaupun dia melupakan ingatan nya, aku yakin dengan kebaikan hatinya. Hyunsu lebih memilih mengorbankan dirinya sendiri daripada orang lain.
"Kalian semua dikepung, serahkan orang yang terinfeksi."
Aku reflek melihat Hyunsu yang menghentikan usapannya, ia melihatku dengan tatapan sendu.
"Para penyintas akan di pindahkan ke kamp penampungan."
"Kau tak perlu melakukannya, tetap bersamaku."
Hyunsu menatapku lamat, sebelum menggelengkan kepalanya pelan.
"Tetaplah hidup," ujarnya sambil mengelus kepalaku lembut, ia berjalan ke sumber suara dengan lesu. Dengan berat hati ku ikuti langkahnya dari belakang. Hingga sampai di ruangan tempat berkumpul penghuni green home, mereka melihat Hyunsu dengan tanda tanya di wajah masing-masing. Bahkan Eunyu berjingkat kaget, melihat Hyunsu.
Eunyu menatapku meminta penjelasan, aku hanya bisa menggelengkan kepala dengan lesu. Bagaimanapun itu keputusannya. Aku yakin Hyunsu akan baik-baik saja.
"Mau kemana?," Tanya Yeongsu sembari memegang tangan Hyunsu.
"Kak Hyunsu, tanganmu dingin, kau kedinginan?," Tanya Yeongsu lagi, Hyunsu hanya melihatnya. Mungkin ia juga lupa dengan Yeongsu, anak yang dia selamatkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/357539642-288-k677552.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME ••• [ FIGHTING to STAY ALIVE ]
Fanfictionwabah virus yang menjangkit manusia perlahan meluas dan menyebar. kehidupan manusia sudah tidak seperti dulu. apa mereka akan punah? tergantikan makhluk yang lebih kuat.