Jihye ingin ini hanya mimpi buruk, bukan realita. Sulit untuk mempercayai apa yang terjadi. Setelah Eunyu membawanya pergi dari tempat kejadian, jihye melamun. Berkali-kali juga Eunyu memberi kalimat penenang tapi tetap saja tak bisa membuatnya tenang. Rasa kehilangan itu ada, ia hanya ingin istirahat sejenak.
"Aku ingin sendiri dulu." Ucap jihye pelan, Eunyu menghembuskan napasnya dan beranjak. Ia mengelus pundak jihye memberi semangat.
"...aku akan memanggil kak yuri, untuk mengobati lukamu." Ujar Eunyu sebelum pergi.
Eunyu merasa prihatin dengan keadaan Jihye. Dia tahu betapa sakitnya kehilangan seseorang yang kita sayangi, butuh waktu lama untuk lepas dari kesedihan. pasti Jisu sama terpukul nya dengan jihye, atau bisa jadi lebih parah.
"Kak yuri, bisa cek keadaan jihye setelah ini? Lukanya belum diobati." Ucap Eunyu pada Yuri yang sedang mengobati luka sangwook. Disebelahnya ada Hyunsu yang langsung menatap Eunyu, setelah mendengar Jihye terluka.
"Dimana Jihye?." Tanya Hyunsu.
"Di kantin. Cobalah kau kesana, Jihye pasti membutuhkan mu."
Hyunsu langsung pergi, ia khawatir dengan keadaan Jihye. Pasti rasanya menyakitkan, dia juga tadi menangis.
Di sana jihye duduk seorang diri, keadaan tidak bisa dibilang baik. Jihye memandangi tempat yang biasanya jaehoen duduki, Hyunsu pun melakukan hal yang sama. Berdiam diri untuk mengenang beberapa hal tentang jaehoen, sebelum menghampiri Jihye.
"...Jihye?." Pemilik nama melihat ke sumber suara. Bibirnya yang biasanya merah sekarang menjadi pucat, dan juga matanya yang selalu berbinar menjadi sayu dan sembab.
Hyunsu membawa jihye dalam pelukankannya, gadis yang selalu ceria mengalami hal buruk, itu membuat hati Hyunsu berasa di remas. Sangat menyakitkan melihat keadaan Jihye yang sekarang. Jihye kembali menangis dalam pelukan Hyunsu.
".. ka-kak Jaehon pergi, Hyunsu..." Ucap Jihye sambil terisak.
"..ke-kenapa?, a-aku takut..."
"...air..mataku tidak bisa berhenti..."
"..kak Jaehoen jahat..."
"..ka-kau dan kak Jisu jangan meninggalkanku. Cukup kak Jaehoen..." Jihye mengeluarkan seluruh isi hatinya, ia sangat terpukul dengan kepergian Jaehoen. Tangannya dengan erat memeluk tubuh pemuda didepannya, dengan kepala yang diletakkan di dada Hyunsu, merendam tangisannya.
"Aku akan selalu disamping mu." Bisik Hyunsu tepat pada telinga Jihye. Ia mengelus punggung Jihye secara halus, memberikan penenang. Dan menyakinkan Jihye, setelah ini akan baik-baik saja.
Di ambang pintu Eunhyuk berdiri, ia ragu untuk masuk. Dia rasa kehadiran Hyunsu, sudah cukup bagi Jihye. Tapi Eunhyuk perlu mengecek luka Jihye, jika tidak segera diobati akan lebih parah.
Eunhyuk berdehem guna menyadarkan mereka berdua, Hyunsu melepaskan pelukannya dengan hati-hati. Jihye menatap Eunhyuk sekilas.
"...lukamu perlu diobati. Biar ku lihat."
Jihye hanya diam tidak menanggapi, padahal wajahnya sudah pucat. Dia kehilangan banyak darah.
"Apa yuri saja yang mengobatinya?." Tanya Hyunsu membujuk. Jihye menganggukkan kepalanya lemah.
"Akan aku panggilkan." Ujar Hyunsu, namun tangannya di cekal Jihye. Matanya memohon agar Hyunsu tetap disana menemaninya.
"Biar aku saja. Kakimu juga terluka, istirahatlah." Ucap Eunhyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME ••• [ FIGHTING to STAY ALIVE ]
Fiksi Penggemarwabah virus yang menjangkit manusia perlahan meluas dan menyebar. kehidupan manusia sudah tidak seperti dulu. apa mereka akan punah? tergantikan makhluk yang lebih kuat.