Hari Senin tiba, hari yang tentunya sangat dibenci semua siswa. Senin dan Matematika sungguh perpaduan yang bisa membuat pecah kepala, ditambah lagi dengan upacara di pagi hari yang sangat membosankan.
Disinilah Oline sekarang, berdiri di tengah lapangan diantara ratusan siswa lainnya yang tentu saja merasa bosan dengan amanat pembina yang panjangnya bisa melebihi jalan tol.
"Eh masih lama ga sih, si Mubarok baca amanat pelan amat jadi lama kan" bisik oline kepada Lily.
Liliy yang terusik pun hanya menoleh dan mengangkat bahunya
"Yaelah Li, lu mah gitu. Mending kita cabut ke uks ayok" ucap Oline dengan lirih kepada Lily, ia masih belum menyerah membujuk teman wibunya ini untuk keluar barisan.
"Oline lu mending diem deh gua lagi males berurusan sama osis lagi kalo cabut cabut kek senin kemarin, mending lu ajak noh di Regie" Regie yang namanya disebut pun reflek menoleh ke arah Oline dan Lily.
"Apaan Regie Regie, mau cabut ya lu? Oline mah bandel anjir cuka disuruh–" Ucapan Regie terpotong karena ada teriakan dari belakang
"HEY KALIAN BERTIGA NGOBROL TERUS, SETELAH UPACARA SELESAI IKUT SAYA!!" Siapa sangka akan ada guru yang berpatroli di belakang barisan siswa, habis sudah nasib Oline, Lily, dan Regie.
"Oline emg anjing, gua ga ngapa ngapain jadi kena kan elah" ucap Lily tak terima karena dia juga ikut dipanggil, sama halnya dengan Regie.
"Hehehe gajadi cabut deh" masih bisa nyengir lu Lin? Bisa bisanya anying" Nala hanya bisa menggelengkan kepala. Biasanya Nala yang akan selalu memulai keributan seperti tadi tetapi entah darimana dirinya hanya diam sedari upacara dimulai.
"KALIAN KALAU MASIH RAMAI, SAYA HUKUM 2 KALI LIPAT" teriak guru yang berjaga cukup membuat mereka bungkam.
.
."Huhh untung hukumannya cuma muter lapangan tiga kali, bisa gila kali kalo lima kali" Oline
"Anjing cuma tiga kali lu bilang, gua capek banget bangsatt" Lily
"Ya itu karena lu gapernah olahraga makannya gitu doang capek" Regie
"SEMBARANGAN, GUA JUGA OLAHRAGA TAU DIRUMAH, ya e-sport sih hehehe tapi kan olahraga" Lily
"GUOBLOGHH!!" Ucap Oline dan Regie serentak, mereka benar benar tak tau lagi bagaimana jalan pikiran si Lily Lily ini
"Ah udah deh ayo balik ke kelas, mau nyamperin my bebi hani switi lopli kimmy" setelah berkata seperti itu, Regie meninggalkan Oline dan Lily yang memandangnya dengan tatapan yang sedikit menjijikkan.
"Sumpah temen lu dah gak ketolong tu" Oline
"Udah lah biarin aja, kita mah gaada yang tau. Mending sekarang balik kelas, keburu jam pelajaran mulai" Lily
Mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya, gesrek gesrek gini mereka ada agak pinternya juga, agak tapi.
Bel pulang sekolah pun berbunyi...
Siswa siswi berhamburan keluar kelas, sama halnya dengan Oline dan kawan kawan yang tak kalah rusuh. Entah apa yang membuat mereka ingin cepat cepat keluat, mungkin karena sudah muak mendengar tuturan sejarah dari guru tua berkacamata itu, sangat membosankan.
"Eh denger denger bakal ada pensi nih wir, bintang tamunya ga kalah gokill" nala
"Hah emang iya? Kapan? Kok gua baru tau?" Oline
"Lu berdua kemana aja njing, ini udah 5 hari lalu dikabarin ama Osis, makannya kalo ada grup tu dibaca bukan malah di arsip" Omel Sasha karena tak tahan dengan kebolotan dua temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine [ORINE]
Teen FictionKisah klasik antara si penyuka biru dan sang pianis berparas ayu. Dipersatukan untuk memadu kasih dan saling merayu. [DISCLAIMER] semua hal yang ada di cerita ini merupakan FIKSI dan tidak berkaitan dengan kehidupan member.