2 minggu semenjak kebenaran terungkap, Erine kembali tinggal di apartemen Oline. Hubungan keduanya juga sudah bisa dikatakan seperti sepasang kekasih. Waktu menunjukkan pukul 7.30, Oline merenggangkan badannya dan menoleh ke kiri mencari keberadaan gadisnya.
"Meoww meow.."
"Hoaammm.... Asep sini" ujar Oline sambil menepuk nepuk pelan kasurnya. Oline paham akan tingkah kucingnya yang menggesekkan kepalanya ke badannya, kucing ini lapar. Segera ia beri makan dan bergegas untuk mandi.
Oline keluar dari kamarnya menuju dapur, terlihat gadis dengan rambut diikat asal memakai kaos oversize dan celana pendek yah sebut saja hot pants yang sedang berkutat dengan alat-alat dapur. Semerbak wangi masakan menyeruak indranya, dari baunya saja ia sudah tau bahwa pasti rasanya akan sangat istimewa. Didekatinya gadis tersebut, berdiri di sebelahnya sambil memperhatikan gadisnya yang sedang sibuk memasak. Sangat manis.
"Hmm baunya enak banget, kamu masak apa?"
"Aku bikin udang asam manis, kamu duduk dulu ini sebentar lagi beres"
"Gak ah sini aku bantuin, kamu mau jus gak? Atau susu aja? Biar aku buatin sekalian"
"Emm boleh deh mau susu aja, tolong yaa Manuel"
"Oh iya, Asep udah dikasih makan?"
"Udah tadi sebelum mandi udah aku kasih makan, aman aman"
Kegiatan sarapan berjalan dengan damai, tak lama gadis yang lebih pendek membuka percakapan. "Manuel, kemarin aku sempet ketemu mama papa pas belanja di supermarket"
"Hmm? Terus gimana?"
"Mereka ajak aku tinggal bareng"
"Terus kamu setuju?"
"Ini aku mau nanya ke kamu, harus aku iyain atau enggak. Rasanya kurang kalau gaada kamu, aku udah terbiasa" ucapnya lesu
Oline menggenggam tangan gadis di depannya sembari mengusapnya pelan dengan ibu jarinya "Erine... Ini keputusan kamu, aku ga masalah kamu harus tinggal disini atau sama mereka. Tapi mereka juga orang tua kamu Erine, pasti mereka pengen banget tinggal sama kamu. Lagian aku juga mesti bisa main ke rumahmu kan"
"Manuel masalahnya bukan itu... Kalau aku tinggal sama mereka aku bakal pindah ke Canada" balas si gadis kucing
"Canada..." Oline bergumam
"Kamu tau? Ternyata mereka tinggal di Toronto, Canada. Aku bingung..."
Oline mengubah duduknya, menyeret kursinya menjadi persis di sebelah Erine. "Hey look at me" ucapnya sambil memegang dagu Erine supaya berhadapan dengannya. "Ga masalah kamu tinggal dimana pun, aku juga gabisa ngatur kamu mau tinggal dimana sama siapa kan, kita masih bisa kontakan lewat ponsel Erine"
"Tapi aku gabisa ketemu kamu setiap hari"
"Aduhh kenapa kamu jadi lucu begini sih, gemes aku. Yang penting kita masih saling berhubungan dan berkabar itu udah lebih dari cukup buat aku Erine"
"Kalo begitu make me your girlfriend! Aku mau kita terikat biar kamu ga sama yang lain! Harus sama aku, cuma aku"
Oline tertawa gemas "Gausah diminta juga bakal aku kabulin, kamu mah ajaknya kecepetan padahal baru nanti malem mau aku dorr"
"Udah ah ayo beresin ini dulu, abis itu siap siap kita jalan-jalan sama Asep"
"Okkiee, kamu yang cuci yaa aku mau mandi dulu" Oline hanya menganggukkan kepalanya
Cup Cup
"Itu bonus karena kamu udah mau bantu cuciin piring" Erine melenggang meninggalkan Oline yang masih memegangi pipinya yang dicium dua kali oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine [ORINE]
Teen FictionKisah klasik antara si penyuka biru dan sang pianis berparas ayu. Dipersatukan untuk memadu kasih dan saling merayu. [DISCLAIMER] semua hal yang ada di cerita ini merupakan FIKSI dan tidak berkaitan dengan kehidupan member.