14

2K 255 10
                                    

Hiruk pikuk di bandara membuat dirinya merasa gerah. Memang bandara di siang hari akan seramai ini. Disinilah ia sekarang, di tempat yang telah lama ia tinggalkan dengan perempuan yang kini telah menjadi istrinya.

"Aku takut kita gabisa nemuin dia.." ucap laki laki itu dengan nada gemetar

"Hey, kita harus yakin dulu. Kita pasti ketemu sama dia, lagipula aku masih hafal alamat rumah mereka. Setidaknya kita bisa bertemu paman Shan dulu sebelum bertemu Catherina"










"Erine wake up, jadi nemenin aku gak?" Ucap Oline sambil menggoyangkan badan Erine perlahan

"Eunghh... 5 menit lagi Oyinnn, hoamm... kamu wangi banget" Gadis yang dibangunkan reflek berbalik dan kembali tidur di ceruk leher Oline sambil sesekali menggesekkan hidungnya di leher sang empu.

"Aduh Erine jangan begini dong, tremor ini bisa bisa mana deket banget ahdhuwhewjjwkak. TERUS APALAGI ITU MANGGIL OYIN OYIN LUCU BANGET" batin Oline menjerit, ia merasakan debaran keras di dadanya, ia sudah gila bisa sedekat ini dengan gadis yang ia kagumi selama ini.

Oline sempat terdiam sesaat lalu ia mulai memposisikan tubuhnya sebagai sandaran si gadis mungil di dekapannya. Setelah dirasa cukup, Oline kembali membangunkan Erine dan menyuruhnya mandi.

.
.

Setelah selesai bersiap, mereka menuju ke toko eskrim baru yang dijanjikan Oline semalam. Tentunya dengan mengendarai mobil, Oline takut akan turun hujan jika menggunakan motornya apalagi dia kini mengajak Erine.

"Erine kamu yakin keluar ga pake masker sama jaket? Kalo ada yang liat kamu gimana?"

"Gapapa tau pake topi aja aman kok ini, lagian klo ada yang nyadar tinggal disuruh diem ih, kamu mah ribet"

"Yaudah iya iyaa, kamu tunggu sini dulu ya aku pesenin eskrim" Erine mengangguk, ia menunggu Oline sambil sesekali melihat sekitar, sudah lama sekali ia tidak bisa melihat suasana seperti ini dengan bebas.

"Erine"

"YEAYY ESKRIM NYA UDAH DA-"

"Ehh maaf, siapa ya?"

"Aku David, kamu ga inget aku? Kita pernah ketemu pas acara dinner kantor papi kamu"

"Ahh iyaa aku baru inget maaf yaa, kamu David anaknya Om Banu kan?"

"Ahahaha iyaa betull, kapan ya terakhir kita ketemu? Kamu makin cantik aja Erine" ucap Laki laki itu sambil mencubit pipi Erine

"Oh iya, kamu ngapain kesini sendiri?"

"Ekhem, dia sama saya. Ada perlu apa ya?" Sela Oline kepada David sambil memposisikan dirinya bersebelahan dengan Erine.

"Eskrim kamu" ia menyerahkan eskrimnya tanpa menoleh kepada Erine.

"Makasih Manuel" lirih Erine, entahlah sepertinya Oline sedang jealous saat ini? Dingin sekali nada bicaranya. Ah tapi ia tidak mau ke pd an dulu

"Oh halo, gua kenalannya Erine. Ayah gua sama Papi dia temenan jadi kita udah kenal deket, iya ga Rin?" Sombong laki laki itu kepada Oline

"Oh ya? Glad to hear that, sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi kan? saya dan Erine permisi dulu" Oline segera menggenggam tangan Erine dan bergegas menuju mobil.

"ABIS INI JANGAN LUPA CEK DM YA CANTIKK!!" Teriak David, Erine hanya menoleh dan menganggukkan kepalanya.

"Apasih caper banget jadi cowok" geram Oline

Sesampainya di mobil, tak lupa Oline terlebih dahulu membukakan pintu untuk Erine baru ia menempatkan dirinya di kursi kemudi. Erine hanya diam menatap Oline sambil memakan eskrimnya.

Dopamine [ORINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang