18

2.1K 246 19
                                    

02.21 dini hari

Greese baru saja mendapat kabar yang sangat mencengangkan. Ia segera membangunkan istrinya dan bergegas menuju rumah Oniel. Tak heran jika ia mengetahui Oniel, pada saat mereka menitipkan Erine, Oniel lah yang senantiasa membantunya dalam membujuk Shani dan Gracia.

Tidak tidak, masalahnya bukan itu sekarang. Ia belum sempat bertemu dengan Shani semenjak 16 th yang lalu dan ia belum mengucapkan terimakasih sama sekali.

Sesampainya ia di rumah Oniel, ia segera berlari dan mengetuk pintu dengan sedikit kasar, ia panik dan pikirannya benar-benar kacau.

Pintu terbuka menampakkan Oniel dengan wajah yang sama bingungnya dengan dirinya.

"Greese... Cyn..." Oniel sempat terkejut sebelum menyuruh Greese dan istrinya masuk ke dalam rumah. Terlihat Indah yang masih terjaga dengan televisi yang menyala menampilkan berita yang sedang mengguncang mereka semua.

Mereka sudah duduk di ruang tamu, terlihat raut wajah yang tidak menyenangkan dari Oniel dan Indah.

"Greese... Setelah sekian lama kamu baru muncul disaat yang ga mengenakkan begini, apa tujuan kamu kesini sebenarnya!?"

"Jangan bilang kalian mau ambil Erine di saat seperti ini" ucap Indah dengan menatap keduanya.

"Kak jangan salah paham dulu, aku emang udah dateng ke Indonesia sejak 3 bulan lalu. Aku udah sempet mau ketemu paman tapi beliau masih ada urusan makannya aku rela nunggu sampai mereka pulang, bukan ini berita yang aku mau"

"Juga soal Erine, ga bohong kalau emang aku mau ambil Erine. Tapi aku juga tau waktu kak Oniel gamungkin di saat seperti ini aku malah ambil dia"

"Hahh..." Oniel mengusap mukanya kasar. "Jadi kamu udah lama disini, sekarang kita pikirin dulu gimana selesein masalah ini secepat mungkin. Erine ada diatas sama anak gue Gres, dia ga berhenti nangis dari tadi malem. Gua kasih tau dia baru tadi malem karena gua ragu"

"Sekarang biarin aja dulu dia nangis, kita juga gabisa apa apa sebelum evakuasi selesai"

Cynthia sedari tadi hanya menunduk, ia menahan tangisannya. Sungguh bukan hal seperti ini yang ia harapkan, ia bahkan belum bertemu lagi dengan adik dari ibunya yang biasa dipanggil dengan nama Shani. Tapi begitulah takdir, seperti kita jalan beriringan dengan kematian. Tidak ada yang tau.

"Ayah... Erine udah berhenti nangis, dia udah tidur sekarang" Oline menuruni tangga dan menuju ke ruang tamu. Ia melihat ada orang yang tidak asing di depan orang tuanya.

"Om... Om sama tante yang di parkiran waktu itu kan?" Greese sontak mendongakkan kepalanya menuju sumber suara.

"Jadi kamu anaknya kak Oniel..." Ucap Cynthia

"Oline sini duduk sebelah bunda"

"Terus ini ada apa bun kok om sama tante ini kesini, kalian kenal?" Bisik Oline pada Indah

"Nanti biar ayah kamu yang jelasin ya Oline, ini masalah cukup rumit" Oline hanya mengangguk paham.

Setelah melewati pembahasan yang cukup rumit dan tentu Oline tergabung di dalamnya. Mereka sepakat untuk menyelesaikan masalah Shani dan Gracia tanpa memberi tahu sesuatu kepada Erine terlebih dahulu. Dan dari pembahasan yang Oline simak, ia mengetahui fakta bahwasanya Erine adalah anak kadung dari Greese dan Cynthia bukan dari Shani dan Gracia. Shani dan Gracia hanya berperan mendidik dan membesarkan serta.... menutupi fakta.

Ia berpikir bagaimana respon Erine ketika mengetahui fakta tersebut, ia pasti akan sangat hancur. Bagaimanapun juga ia turut sangat amat bersedih apalagi dengan berita kematian dari orang tuanya. Mulai saat ini juga ia bertekad akan menjaga Erine dan memberinya perhatian lebih lagi dari sebelumnya. Presetan jika Erine menyalahartikan perhatiannya, toh itu juga tujuan akhirnya.

Dopamine [ORINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang