7 bulan berlalu begitu saja...
Erine berangsur membaik dari traumanya, namun ia masih enggan memulai karirnya menjadi pianis lagi.
Oline pun sudah kembali dengan dunia sekolahnya yang semakin sibuk. Tugas dan quiz yang selalu berdatangan dan parahnya lagi mendadak membuatnya sedikit kewalahan dengan kegiatannya.
Oline menjatuhkan badannya di sofa ruang tengah apartemennya "Huhhh capek banget tugas lagi tugas lagi, mana tadi quiz math dadakan, emg orgil"
Ia harus kembali menghuni apartemennya karena kegiatannya yang sangat padat, dan jika harus pulang ke rumah pasti akan sangat melelahkan. Lagipula dia tidak sendiri mulai hari ini.
"Manuel kebiasaan ya, mandi dulu gih baru rebahan begitu" ucap si gadis kucing dengan berkacak pinggang
Erine datang semalam dengan supirnya. Ia akan menginap di apartemen Oline untuk beberapa waktu sampai orang tuanya kembali dari pekerjaannya. Sebenarnya ia tak keberatan dirumah sendiri namun orang tuanya tidak mengijinkannya. Disini lah ia sekarang, di apartemen si bocah ngantukan.
"Bentar aku capek, hari ini banyak banget kegiatannya" ucap Oline sembari menunjukkan muka memelasnya
"Gausah sok imut deh Manuel, buruan mandi ato ku siram pake sirup" dengan nada bicara yang seakan akan dibuat seperti ibu ibu yang sedang memarahi anaknya, Erine memincingkan matanya ke arah Oline.
"Iyadeh iya iyaaa ini mau mandi" saat ia hendak beranjak, tiba tiba saja Erine mengecup pipinya dengan berjinjit dan dilanjutkan berlari menuju dapur. Sebenarnya ia kabur karena malu, pasti mukanya sudah sangat merah sekarang.
Tak jauh berbeda dengan Oline, ia memegangi pipinya dengan wajah merah merona.
"Anjing jantung gua ga aman kalo kayak gini tiap hari" sambil memegangi dadanya yang terasa debaran yang kencang, ia tersenyum menuju kamar mandi.
"MANUEL KALAU UDAH SELESAI MANDI LANGSUNG KE MEJA MAKAN, AKU UDAH MASAKK"
"Buset kecil kecil nyaring juga suaranya, udah kayak bunda aja, lah kalo dipikir udah kayak pasutri aja ini eh patritri deng, pasangan istri istri" gumam Oline dengan sedikit terkikik
"IYA ERINEE"
–
Di meja makan yang di desain untuk dua orang kini telah terisi sepenuhnya. Nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya menghiasi makan malam kedua bocah itu. Mereka memakannya dengan tenang tanpa bicara sedikit pun.
Oline telah usai memakan semua nasi goreng yang dihidangkan "Masakan kamu enakk, kok bisa masak sihh?" ujarnya sambil menatap orang di depannya sambil tersenyum
"Ya bisa lah, kan aku sering dirumah sendiri juga jadi mau gamau aku harus masak" Oline hanya memanggut manggutkan kepalanya. Dituangkannya air putih di gelas yang sudah hampir kosong milik gadis di depannya itu.
Erine yang diperlakukan seperti itu jelas merasa sangat senang "makasih Manuel"
"Iyaa, udah ayo dihabisin ntar aku yang cuci piring"
"Aku aja sekaliann, kamu katanya capek tadi"
"Engga ah abis makan gajadi capek, apalagi masakannya enakk jadi semangat lagi. Udah kamu tunggu depan tv aja ntar aku yang beresin" mau tak mau Erine melangkahkan kakinya menuju ruang tengah apartemen Oline
"Manuel masih aja kayak dulu, kamu masih perhatian banget ya..., jangan salahin aku kalau aku menyalahartikan perlakuan kamu Manuel.." gumam Erine sambil memandangi foto kecil milik Oline
Selesai mencuci piring, Oline menghampiri Erine menuju ruang tengah. Ia mengintip kegiatan yang sedang dilakukan gadis di depannya.
"Widih udah mulai sapa fans tu, kira kira bakal balik nyanyi lagi ga nih?" Erine terkejut dengan kedatangan Oline di depannya
"IH APASIH JANGAN NGAGETIN DONG"
"Iyaiya maaf, galak banget sih" ucap nya seraya mencubit hidung Erine
"Aku cuma mau nyapa fans aja ga lebih, lagian aku belum kepikiran mau manggung lagi"
"Mmm begitu ya, katanya ada toko eskrim baru tu di seberang taman sebelah apart, besok mau beli ga?" Mata Erine menjadi berbinar binar mendengar hal itu
"MAUUU MANUELL BESOK KITA BELI YAA HEHEHEHEHE"
"Gini aja semangat kamu, tapi besok kamu sekalian temenin aku ngajar lukis mau ga? Mumpung weekend"
"Kamu ngajakin aku? Yang bener aja, tumben. Tapi aku mau deh, mau liat km ngajar"
"Oke kalo gitu mending sekarang kita nonton film"
"Tapi gamau film horor"
"Ah terlanjut kepencet"
"APALAH KAMU INI APALAHH" mendengar hal tersebut, Erine langsung memukuli lengan Oline dari samping. Sedangkan Oline hanya bisa tertawa senang karena berhasil menjahili gadisnya, eh ralat 'calon gadisnya'
–
Lantunan khas pembawa acara menghiasi suasana ruang tengah milik seorang yang tengah meminum kopinya sambil menonton siaran televisi di sore itu.
"Kira kira dia dimana ya, sudah lama sekali tidak muncul di media sosialnya. Jadi khawatir"
"Coba aja dulu aku ga gegabah, pasti dia ada disini..."
"Sayang ada apa? Kenapa muka kamu jadi murung begini?" Ucap seorang wanita yang lantas duduk disebelahnya
"Aku kangen anak kita" seorang pemuda kali ini menjawab dengan suara yang sendu
"Andai aja dulu aku–"
"Ssttt aku gamau denger itu lagi dari kamu, yang lalu biarin berlalu lagipula itu kesalahan kita bukan cuma kamu" potong wanita itu dengan segera
"Cepat atau lambat kita pasti bisa ketemu lagi sama dia, walaupun sekarang kita ada di negara yang berbeda dengan dia"
"Pasti! Kita harus bertemu lagi dengan anak kita, walaupun harus melihat dari kejauhan aku rela"
TBC
Updatenya segini dulu yaaa. Anw selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batinn
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine [ORINE]
Teen FictionKisah klasik antara si penyuka biru dan sang pianis berparas ayu. Dipersatukan untuk memadu kasih dan saling merayu. [DISCLAIMER] semua hal yang ada di cerita ini merupakan FIKSI dan tidak berkaitan dengan kehidupan member.