Happy reading.
membuka mata nya perlahan lahan, lalu melihat sekeliling nya.
Dimana aku?
Gadis itu segera bangun lalu duduk di pinggir kasur empuk yg berada di kamar itu, ia kembali mengingat mengapa diri nya bisa berahir di kamar asing ini.
Sial.
"Ya tuhan, aku di culik. Bagaimana ini." lirih nya sambil berjalan mondar mandir.
Gadis cantik itu terus saja berjalan mondar mandir sambil menggigit jari telunjuk nya. "Mati lah aku, bagaimana jika yang menculik ku adalah orang yang membunuh satpam tadi malam."
Sungguh panik, bahkan sampai wajah nya di penuhi keringat.
"Aku harus kabur dari sini." ucap nya, lalu bergegas mencari jalan untuk keluar dari kamar asing ini.
Ya, gadis itu ialah Hyuna.
Hyuna berjalan ke arah pintu, lalu mencoba membuka pintu itu namun nihil. Pintu nya ternyata di kunci dari luar, kurang ajar sekali orang yang menculik diri nya.
Langkah kaki terdengar di telinga Hyuna, segera ia berlari ke arah tempat tidur dan berpura-pura tertidur. Dia tidak boleh gegabah, penculik itu sepertinya bukan orang sembarangan.
Setelah pura pura tertidur, ia merasa bahwa sudah tidak ada suara langkah kaki. Bahkan seperti nya tidak ada yang akan masuk kedalam kamar ini, Hyuna segera turun dari tempat tidur. Melangkah sangat pelan hingga tidak menimbulkan suara.
Pintu berwarna coklat ini ternyata mempunyai bolongan pengintip dari dalam, Hyuna segera mengintip dari bolongan itu. Dan ternyata di depan pintu tak jauh dari kamar asing ini, ada dua wanita yang sedang berbincang. Penampilan nya seperti pembantu, yang satu sedang membawakan nampan berisi minum dan beberapa makanan. Dan yang satu nya lagi membawa alat bersih bersih, terlihat dari penampilan meraka yang menggunakan pakaian kembar khas pembantu membuat Hyuna yakin itu adalah seorang pembantu yang bekerja di rumah ini.
Mereka sedang berbicara apa Hyuna pun tidak tahu, tapi melihat mereka yang serius berbincang membuat Hyuna ingin sekali menguping pembicaraan mereka.
Gadis kecil itu menempelkan telinganya ke pintu, hingga suara dari luar terdenger.
"Eh btw, bukan kah tadi malam tuan membawa seorang gadis?"
"Iya, ini aku di suruh untuk memberikan minuman dan beberapa makanan untuk gadis itu." jelas pembantu itu.
"Apakah dia ada di kamar ini?" tanya nya.
"Hm... Benar sekali."
"Kalau begitu masuk lah, mungkin gadis itu sudah bangun. Cepat lah, kasian jika belum di kasih asupan apapun."
"Baiklan, aku masuk dulu. Kau selesaikan pekerjaan mu, nanti aku akan bercerita."
Setalah mendengar kan itu, tanpa pikir panjang Hyuna berjalan menuju kasur dan pura pura baru bangun tidur.
Ceklek.
Hyuna pov
Pembantu itu melihat ku, lalu mengukir senyuman. "Kau sudah bangun." ucap nya lalu berjalan ke arah ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Aeron
Fantasy"Saat dewasa nanti aku ingin menikah dengan seorang mafia." "Apa?!" Desy menatap Hyuna tak percaya. * * * "Aku menyukai mu." "Kalau begitu, jadi mafia dulu."