Malam hari nya, Varo bergegas pulang. Cukup melelahkan bekerja hingga larut malam karna tiba tiba ada masalah di perusahaan nya.
Tidak sabar menemui gadis kesayangan nya yang sudah pulang sedari tadi.Varo meraih jas hitam yang ada di kursi nya, tak lupa di pakai.
Pria tampan itu berjalan ke arah pintu keluar, memegang knop pintu, dan segera menggerakkan nya agar bisa terbuka. Setelah terbuka ternyata di arah luar sana ada tangan kanan nya yang akan menghampiri dirinya.
Varo menatap tangan kanan nya, hingga pria itu sudah berada di hadapan nya langsung.
"Kau belum pulang?"
Pria itu menggeleng. "Belum tuan."
Varo memasukan tangan kanan ke kantong celana nya, sambil menatap datar pria yang berada di depan nya itu.
"Ada perlu apa?" tanya Varo.
"Tuan, saya di beritahu oleh tuan james bahwa ada penyusuk yang berhasil masuk ke markas dan mengambil beberapa pistol termahal kita yang akan di jual ke mafia redsrt," jelas Javier.
"Apakah orang nya masih sama dengan yang mengambil uang perusahaan?"
Javier menganguk. "Sepertinya begitu tuan."
"Baiklah, antar kan aku ke markas sekarang!"
Javier menganguk patuh, dua pria itu berjalan keluar perusahaan untuk menuju tempat parkir dimana mobil Varo berada.
Javier yang ingin membukakan pintu untuk tuan nya di tolak oleh Varo. "Jangan seperti itu, ini bukan dunia perusahaan. Maka berhentilah melalukan nya saat kita sudah berada di dunia mafia."
Javier menganguk, lalu ia berjalan memutari mobil untuk masuk dan menduduki kursi pengemudi.
Sedangkan Varo sudah duduk di samping kursi pengemudi.
Mengapa tidak Varo yang mengendarai mobil nya? Kenapa javier? Karna Varo tipikal orang yang tidak terlalu suka mengemudi, bukan karna tidak bisa. Pria itu bisa, namun apa gunanya menggaji orang jika mengendarai mobil saja masih tetap diri nya.
Mobil se harga milyaran itu berjalan keluar tempat perkir, dan berjalan menuju jalan ke arah markas.
Jalan yang sudah sepi karna memang sudah tengah malam, mungkin semua orang sudah beristirahat di atas ranjang. Tapi tidak dengan mafia, mafia lebih aktif pada malam hari.
Sedang minikmati jalan di malam hari, tiba tiba ada yang menembak kaca mobil Varo. Membuat Javier menghentikan mobil, untung saja kaca nya anti pistol atau senjata lain nya, jadi kaca mobil Varo tetap utuh tanpa ada yang hancur sedikit pun.
"Ron, seperti nya ada yang ingin menghalangi jalan kita!"
"Mereka ingin bermain main dengan ku ternyata!" desis Varo.
"JAV, AMBIL SENJATA DI BAGASI!!!"
Javier mengambil senjata di bagasi tanpa keluar mobil, Javier memberikan pistol, dan beberapa peluru mematikan jika terkena anggota tubuh, maka tubuh itu tidak akan bisa digerakan atau bisa di katakan lumpuh sebagian.
Varo dan Javier pun keluar dari mobil, dan segera bersiap siap untuk menghabisi orang sialan itu.
"KELUAR LAH DASAR PENGECUT!!!" teriakan Varo marah.
Varo sungguh marah besar, jalan nya di halangi ntah dengan siapa. Tapi yang jelas diri nya akan membuat orang itu kapok karna telah berani berurusan dengan mafia Aeron.
"SEGERA KELUAR LAH BAJINGAN, SEBELUM KEPALA KALIANN KU PENGGAL SATU SATU!!!" marah mafia itu.
Tak lama mereka pun akhir nya memunculkan diri mereka dihadapan Varo, membuat Varo tersenyum devil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Aeron
Fantasy"Saat dewasa nanti aku ingin menikah dengan seorang mafia." "Apa?!" Desy menatap Hyuna tak percaya. * * * "Aku menyukai mu." "Kalau begitu, jadi mafia dulu."