4. Hari Pertama sekolah Shinhwa_Kelas B-10,Jung HaNa

243 33 0
                                    

Keesokan harinya, Seul-ha telah siap dengan seragam SMA Shinhwa. Rambutnya yang panjang dikuncir satu, dan seperti biasa, dia mengenakan topi serta jaket oversize yang hari ini berwarna cerah. Celana yang hampir mencapai lutut terlihat di bawah rok sekolahnya, lengkap dengan stoking hitam yang sampai ke lutut. Earphone tergantung di lehernya, sementara skateboard melintang di lengan kanannya, siap untuk digunakan kapan saja.

Seo Ha sudah siap pergi ke sekolah, ia diantar oleh Tuan Won, supir taksi setia keluarganya. Tuan Won berusia 56 tahun, seorang pria ramah dan humoris yang telah mengantarnya sejak kecil.

====

"Hep... Ini dia, nona detektif jenius, kita sudah sampai di tempat tujuan... Shinhwa!" ujar Paman Won dengan nada ceria, membuka pintu taksi dengan gaya ala-ala pelayan bangsawan. Seul-ha terkekeh melihatnya, sebelum ikut berakting dalam permainan mereka.

Berdeham sejenak, Seul-ha menerima uluran tangan Paman Won, keluar dari taksi dengan gaya dramatis. "Wah, terimakasih, wahai Paman Won, sang supir taksi terbaik di Seoul. Dan sampaikan terimakasihku juga sekali lagi untuk Bibi Won atas bekalnya!" balas Seul-ha sambil pura-pura membenarkan letak topinya. Namun, gerakannya terhenti sejenak saat mendengar suara yang tak asing lagi.

'Jan-di?' pikir Seul-ha dalam hati, mundur beberapa langkah ke belakang agar bisa melihat dengan jelas. Di antara dua mobil anak orang kaya yang terparkir di depan taksi Paman Won, mobil binatu Jan-di muncul dengan suara khasnya, lengkap dengan liriknya yang terdengar nyaring. "Binatu Jan-di, Jan-di binatu..." (kurang lebih seperti itu).

Suara itu menarik perhatian beberapa murid yang lewat, mereka saling berpandangan dan tertawa melihat kejadian yang tiba-tiba itu. Seul-ha hanya bisa tertawa kecil, meskipun tidak bermaksud jahat, namun kejadian ini sungguh lucu dan tak bisa ia lewatkan begitu saja.

Setelah beberapa detik, Seul-ha kembali beralih ke Paman Won untuk berpamitan. "Itu Jan-di," katanya sambil menunjuk mobil yang masih bersuara di depan. "Aku berangkat dulu, Paman. Sekali lagi terimakasih untuk tumpangan dan bekal gratisnya. Hati-hati di jalan, aku duluan." Seul-ha memberi hormat dengan sopan di depan Paman Won, yang tersenyum melihatnya.

"Ya, hati-hati dan ingat belajar yang rajin," kata Paman Won sambil sedikit mengacak rambut Seul-ha yang tertutup topi, seperti seorang ayah kepada anaknya sendiri.

"Siap, Paman!" Seul-ha memberi hormat dengan semangat, sebelum melangkah pergi setelah Paman Won melanjutkan perjalanan.

=====

Sungguh, kapan lagi ia bisa melihat sekolah Academy Shinhwa yang besar dan mewah dengan fasilitas yang sangat lengkap? Shinhwa adalah sekolah khusus untuk anak-anak konglomerat Korea. Sekolah ini bahkan lebih luar biasa jika dilihat langsung seperti ini dibandingkan dengan yang ada di film-film, di kehidupan pertama Seul-ha.

"Gila! Keren banget!" Seul-ha tak bisa menahan kekagumannya sepanjang penjelajahannya melihat SMA Shinhwa.

Saking luasnya, dan tanpa peta, Seul-ha yang luar biasa cerdas dan sangat jenius... ternyata tersesat untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

"Ya Tuhan..! Yg benar saja! Aku Seul-ha yang agung, kesasar!" Seul-ha dengan frustrasi menengadah ke langit, menatap langit penuh keluhan dan ketidakpercayaan atas kenyataan tersebut.

"Seharusnya aku tidak menganggap remeh sekolah Shinhwa ini dan membuang petanya. Sekarang lihat apa yang terjadi. Dan di mana pula ini? Kenapa agak nggak asing?" monolog Seul-ha, melihat sekelilingnya dengan cemas.

=====
Tampaknya dia berada di taman yang tertinggal. Tempat ini sangat sepi, meski cukup indah, dengan beberapa tanaman yang layu. Ada tenda berbentuk mirip jamur dengan kursi melingkar dan meja. Fix, ini bakal jadi markas Seul-ha selama bersekolah di Shinhwa.

Seul Ha_ [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang