Chapter 09 : Meeting to Solve Longing

672 102 6
                                    

Di dalam gang gelap itu Sakura membalikkan tubuhnya dengan cepat, hatinya berdebar kencang saat melihat di pangkal gang itu muncul seorang pria berjubah hitam. Sakura mulai waspada, harap-harap cemas jika orang yang datang itu memiliki niatan jahat kepadanya. Hingga dengan gerakan yang gesit, pria itu melepaskan jubahnya, mengungkapkan wajahnya yang amat menawan.

Rambut merahnya yang lebat terurai dengan anggun, menciptakan bayangan misterius di sekitarnya. Wajahnya memiliki simetri yang sempurna, dengan hidung tirus dan bibir yang menawan. Namun, yang paling mencolok adalah matanya yang berwarna biru-hijau pucat, seperti lautan yang tenang namun menyimpan kekuatan yang dalam. Sekilas tatapan matanya telah menangkap hati Sakura, dan saat dia memandanginya lebih dekat, dia bisa melihat kehangatan yang terpancar dari dalamnya. Tato bertuliskan "Ai" di keningnya menambah pesona misterius yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Tanpa sepatah kata pun, pria itu melangkah maju dan menerjang Sakura dengan pelukan erat yang tak terduga. "Syukurlah syukurlah, aku menemukanmu Sakuraku...."

Dengan hati-hati, pria itu melepaskan pelukannya, mengusap wajah Sakura dengan rasa cinta yang dalam. Namun, Sakura hanya bisa mengekspresikan kebingungannya melalui ekspresi wajahnya. Saat kebingungan merebak, tiba-tiba Tenten muncul. Dengan cepat, Tenten mendekat dan menarik Sakura menjauh, khawatir jika nonanya berada dalam bahaya.

Namun, begitu Tenten melihat wajah pria itu, bola matanya bergetar dalam keterkejutan yang tak terelakkan. "Tuan Muda?!"

"Tenten kau mengenalnya?" ucap Sakura mengutarakan rasa bingungnya yang membuat pria itu menatap Sakura dengan ekspresi tak percaya, tak percaya jika wanitanya sampai-sampai tak bisa mengingatnya.

"Sakura, bagaimana bisa kau tidak mengingatku?"ucap pria itu dengan keterkejutannya sampai ia menggulirkan bola matanya untuk menatap Tenten. "Tenten apa yang terjadi?"

"Tuan Muda, setelah pasukan kerajaan berhasil dikalahkan oleh pasukan Kekaisaran Himura, saya dan Nona diseret ke penjara bawah tanah untuk disiksa. Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi hingga kaisar itu menikahi Nona, lalu di malam pengantin mereka...," ucap Tenten yang segera menggantungkan kalimatnya, tak tahu harus mengucapkannya atau tidak.

"Tenten!! Apa yang terjadi!!" bentak pria itu dengan penuh kekhawatiran, cukup membuat bahu Tenten bergetar karena ketakutan.

Tenten secara tiba-tiba berlutut. "Mohon maafkan saya Tuan Muda, saya lalai dalam menjaga Nona. Saya tidak tahu apa yang terjadi, kaisar itu mungkin saja memukul kepala Nona, sejak saat itu Nona jadi aneh dan melupakan banyak hal."

"Brengsek!" ucap pria dengan penuh amarah, mengepalkan tangannya sampai buku tangannya memutih, mengungkapkan perasaan marahnya yang mendalam.

Namun sesaat kemudian pria itu segera menarik nafasnya dalam-dalam, berusaha tenang sebelum akhirnya ia kembali menatap Sakura dengan tatapan yang perlahan melembut. "Maafkan aku Sakura, aku benar-benar bersalah, tidak bisa melindungimu dengan baik bahkan Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu..."

"Kau?" ucap Sakura kebingungan.

"Nona, beliau ini adalah Jenderal Sabaku, Tuan Muda keluarga Sabaku, Sabaku Gaara, tunangan Anda," ucap Tenten mengingatkan membuat Sakura yang mendengarnya terkejut, menunjuk dirinya sendiri.

Sakura benar-benar tidak menyangka ia bahkan punya tunangan setampan pria bernama Gaara itu. Pengaturan cerita di dunia ini benar-benar membuatnya kagum. Tak hanya punya suami brengsek namun sialannya tampan, ia juga punya tunangan tampan. Ini terlalu hebat.

"Sakura tenang saja, aku akan menjagamu mulai saat ini. Ayo ikut aku, aku akan membawamu ke sebuah desa di daerah perbatasan, aku sudah mengumpulkan para pasukan yang selamat dalam perang. Aku pasti akan membalaskan dendam Kerajaan Okiya, percayalah padaku," ucap Gaara penuh keyakinan, menggenggam tangan Sakura cukup erat.

Kali ini Sakura sedikit kelabakan, ia terpikirkan jika saat itu ia bisa kembali di dunia aslinya karena ia berada di istana karena itu ia tidak bisa mengambil resiko meninggalkan tempat itu. Sakura butuh penelitian lebih lanjut tentang cara bagaimana ia bisa kembali ke dunia aslinya, ia tak bisa kehilangan faktor-faktor yang mungkin saja menjadi faktor utamanya.

"Tunggu sebentar," ucap Sakura pada akhirnya, menahan diri saat Gaara hendak membawanya pergi.

"Ada apa, Sakura?" ucap Gaara pada akhirnya, menyuarakan rasa penasarannya karena Sakura tiba-tiba menahannya. Ekspresi penuh tanyanya pun terpampang jelas di wajahnya.

"Ah itu," ucap Sakura kebingungan, mencari-cari alasan. "Peta!! Ya, ya, peta. Jika kita mau menyerang kaisar bukannya kita butuh peta untuk menerobos masuk ke dalam? Aku akan membantumu mencari benda itu."

"Tidak Sakura, aku tidak bisa membiarkanmu melakukan hal beresiko seperti itu. Aku tidak bisa jika harus kehilanganmu juga," ucap Gaara menolak dengan tegas, menggenggam kedua tangan Sakura seolah ia benar-benar tak ingin melepaskan atau bahkan kehilangannya lagi.

Sakura menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, tenang saja aku bisa melakukannya. Percayalah padaku."

Dengan sikap yang teguh, Sakura melemparkan tatapan penuh keyakinan kepada Gaara. Matanya yang berkilauan mencerminkan ketegasan dan keberanian dalam setiap kata dan gerakannya. Meskipun pada awalnya Gaara menahan diri dengan enggan, tatapan Sakura yang mempesona akhirnya membuatnya menghela nafas dalam-dalam dengan tidak rela.

Gaara merasa sulit untuk melepaskan Sakura dari pengawasannya, namun ia juga sadar akan sifat keras kepala tunangannya. Dia mengerti bahwa Sakura tidak akan mengalah dengan mudah. Dengan perasaan yang berat, Gaara akhirnya menyetujuinya, meskipun ia tahu bahwa akan ada banyak tantangan di depan mereka.

"Baiklah tapi berjanjilah untuk berhati-hati," ucap Gaara membuat Sakura buru-buru menganggukkan kepalanya.

Sakura menarik satu tangannya dari genggaman tangan Gaara, mengangkatnya ke atas soal tengah berjanji. "Aku berjanji, aku akan berhati-hati dalam bertindak, tidak akan membahayakan diri sendiri."

"Baiklah, aku percaya padamu," ucap Gaara yang kemudian dengan lembut mengusap kepala Sakura. Usapannya itu pun membuat Sakura teringat akan kakaknya yang juga suka mengusap kepalanya. Sakura mendadak merasa sedih karena mengingatnya.

"Jangan merasa sedih, kita pasti bertemu kembali," ucap Gaara membuat Sakura tersadar dan segera menganggukkan kepalanya.

Dengan senyuman kecil di bibirnya, Gaara perlahan mendekat ke arah Sakura. Tanpa diduga, ia mengecup kening Sakura secara tiba-tiba, membuat Sakura terkejut bukan kepalang. Namun, kecupan Gaara begitu lembut dan hangat, penuh akan perasaan cinta yang ia tumpahkan di sana. Itu adalah sentuhan yang menyiratkan kedalaman perasaan Gaara terhadap Sakura, sebuah upaya untuk menunjukkan betapa kuatnya ikatan mereka di tengah-tengah segala ketidakpastian dan tantangan yang menanti di masa depan.

"Kalau begitu aku pergi, Sakuraku....," ucap Gaara yang secara perlahan pergi dari sana, meninggalkan Sakura yang kini menyentuh keningnya yang baru saja dikecup oleh pria itu.

"Nona, tenang saja, saya pasti akan membantu Anda!" ucap Tenten dengan yakin, namun kata-katanya cukup untuk membuat Sakura merasa sesuatu yang tidak beres akan terjadi. Tanpa disadari, Sakura sepertinya telah terjebak dalam masalah yang tidak diinginkannya. Rasanya seperti ia tak bisa menghindari arus peristiwa yang sedang menggerus kehidupannya, dan ketidakpastian masa depan mulai mengintai.

Mysteries of the MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang