Tanpa ragu dan tanpa berfikir panjang, Jeffran dengan langkah cepat mendekati Riano, menampar nya secara bertubi-tubi tanpa ampun, hingga Riano babak belur dan terhuyung-huyung.
"Sadar lo sialan!!!" bentak Jeffran dengan suara penuh kekecewaan dan kemarahan, mencoba keras menyadarkan kakaknya dari kesalahan yang telah dilakukannya.
"Udah , Jeff! Berhenti!" seru ibu mereka, mencoba meredakan suasana.
Namun, Riano yang terhuyung-huyung itu tidak mau menyerah begitu saja. Dengan penuh amarah, dia membalas dengan menojok Jeffran.
"Lo gila, Jeff!!" ucap Riano dengan suara yang penuh dengan kemarahan, wajahnya memerah.
Polisi yang hadir hanya bisa diam, merasa tidak berdaya dalam menghadapi pertengkaran keluarga ini. Mereka menyaksikan drama keluarga ini dengan perasaan campur aduk, sementara ibu mereka, meski sedih, tetap setuju dengan tindakan keras yang dilakukan oleh Jeffran dalam upaya menyadarkan kakaknya yang terlanjur tersesat.
"Diam, kalian berdua!" tegur polisi dengan suara berat, mencoba meredakan situasi yang semakin memanas. Tetapi, konflik di antara saudara ini tidak mudah dipadamkan, dan polisi menyadari bahwa mereka harus membiarkan keluarga ini menyelesaikan masalahnya sendiri.
Jeffran berusaha mengendalikan emosinya yang memuncak, terutama setelah disentuh dan dipeluk oleh ibunya. Dia menyadari bahwa mereka berada di kantor polisi dan mencoba menenangkan diri dengan duduk di kursi dengan penuh ketenangan.
"pak, apa yang dilakukan oleh kakak saya?" tanya Jeffran dengan suara yang serius, tatapannya tajam menatap petugas polisi.
"Pelaku dituduh memberikan air keras kepada perempuan hamil ini," jelas petugas polisi, menunjuk ke arah perempuan yang tergeletak lemas di sofa.
Mendengar penjelasan itu, ibu mereka tidak bisa menahan kekecewaannya. "Ya Allah, nak. Aku tidak pernah mengajarkanmu untuk melakukan hal seperti itu," ucapnya dengan suara penuh kesedihan dan kekecewaan, menatap Riano yang masih tersungkur di tanah.
Tiba-tiba, tanpa aba-aba, Jeffran berteriak, "SIALANNNN!!!!" dan dengan cepat melompat dari kursi, lalu menabok Riano dengan penuh amarah hingga kakaknya itu pingsan. Riano pun akhirnya dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri.
Semua polisi segera menghentikan tindakan Jeffran dan memisahkan mereka. Perempuan yang telah menjadi korban dibawa kembali ke rumahnya oleh Jeffran, sementara ibunya juga pulang ke rumah untuk menenangkan diri setelah kejadian yang mengguncang hatinya.
Riano dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan akibat pingsannya setelah insiden tersebut. Para petugas polisi tetap berada di tempat untuk menangani situasi dan memastikan semua berjalan dengan baik setelah kejadian tersebut. Setelah semuanya tenang, mereka kemudian membubarkan diri, meninggalkan keluarga tersebut untuk meresapi kejadian yang baru saja terjadi.
Sebaliknya, Viorine, yang menyaksikan kejadian itu, terguncang dan trauma melihat perilaku Riano yang begitu kasar. Dalam pelukan ibunya, dia menangis tersedu-sedu. "Ma, Riano jahat, Ma," ujarnya dengan suara yang gemetar.
"Iya, nak? Dia kenapa?" tanya ibunya dengan nada khawatir.
"Dia selingkuh dan nghamilin cewek, Ma," ujarnya sambil terus menangis.
"Sudahlah, sayang. Putuskan saja dia. Dia bukan cowok yang baik untukmu. Besok, Mama akan mencari sekolah baru untukmu, supaya kamu tidak perlu bertemu dengannya lagi, ya?" ucap ibunya dengan lembut, mencoba menenangkan dan memberikan dukungan pada Viorine.
Namun, dalam hatinya, Viorine merasa hancur. "Masa iya aku harus lupain segala hal yang udah kita laluin, Riano? Kisah kita selama 10 tahun sia-sia? Aku udah cinta sama lo, tapi Lo kayabrengsek!" desisnya dalam hati dengan penuh kepedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah untuk jeffran
Teen FictionKisah cinta antara Jeffran dan Viorine bisa menjadi menarik karena kontras antara kepribadian mereka. Meskipun Jeffran cuek dan jarang berinteraksi dengan perempuan, kehadiran Viorine yang memiliki trauma percintaan bisa menjadi pemicu perubahan bag...