06. Our Problem

438 97 14
                                    

"Namanya siapa, Sa?"

"Hah?" Lisa menoleh, terkejut ketika Jisoo tiba-tiba berbisik ke telinganya. "Siapa?"

Jisoo mendengus melihat sikap sepupunya yang sedari tadi terlihat acuh. "Itu ... calon suami lo ...." cewek itu melirik ke sisi taman, ada Jungkook yang kini sedang berdebat dengan beberapa anak kecil.

"Namanya Jungkook, dan dia bukan calon suami gue." Lisa menghentikan sejenak kegiatan memotong sayurannya sembari berpikir. "Maksud gue ... belum ada kepastian juga sih," lanjutnya sedikit malu.

"Ck, elo mah, dari tadi gue perhatiin sok cuek banget!" ujar Jisoo geregetan. "Kalo gue jadi lo sih, gak bakal gue sia-siain cowok seganteng dan seperhatian itu."

Lisa mendongak, menatap miris pada Jisoo yang kini sibuk menyiapkan bumbu. "Andai lo tahu, Jis, andai lo tahu ...."

"Tapi bener lho, Sa. Ganteng banget dia tuh!" sahut Jihyo yang sedari tadi bertopang dagu didekat meja makan, tanpa melepaskan pandangan barang sedikitpun dari gerak-gerik Jungkook didepan sana. "Kalo lo gak mau, kasih ke gue."

"Enak aja!" sanggah Lisa cepat. Jihyo dan Jisoo kompak menatapnya bingung sekaligus terkejut mendengar bentakan itu, begitupun dengan Lisa yang terkejut sendiri dengan apa yang diucapkannya barusan.

"Apa gue barusan gak mau ngelepasin Jungkook?" batin Lisa tak menyangka, cewek itu menggeleng dan memukul kuat kepalanya berkali-kali.

"Dah gila nih anak," Jisoo berbisik pelan pada Jihyo, tanpa melepaskan pandangan barang sedikitpun dari setiap gerak-gerik Lisa yang cukup aneh.

"Bye, gak guna banget gue tinggal disini." Jihyo berdiri, menyisir rambut pendeknya menggunakan jemari beberapa kali, lalu tersenyum sumringah.

"Mau kemana lo?" tanya Jisoo yang melihat Jihyo hendak pergi.

"Mau nikung Lisa," jawab Jihyo tanpa menoleh.

Jisoo beralih menatap Lisa, kini cewek berponi itu tengah memberi tatapan tajam pada Jihyo. Jisoo mendengus, Lisa sungguh menjunjung tinggi gengsinya, padahal sudah sangat jelas dengan tatapan mata cewek itu yang menyiratkan kecemburuan.

"Cemburu itu gak salah, Sa." Jisoo menyenggol pelan pergelangan Lisa, membuat sang empu segera menoleh dan menatapnya tak terima.

"Gue gak cemburu."

"Hilih." Jisoo memutar bola matanya malas. "Kalo lo gak cemburu, gak usah lihatin mereka segitunya kali." tunjuknya pada Jihyo yang kini sudah berdiri dihadapan Jungkook.

"Salah?"

"Enggak sih," ujar Jisoo mengalah. "Lihat deh, Jihyo badannya berisi, semok, bagus banget, biasanya cowok tuh suka ama yang hot-hot."

Benar juga, Lisa diam-diam menyetujui ucapan Jisoo, terlebih saat ia mengingat kelakuan Jungkook selama ini yang mempunyai hobi mengoleksi selir, tak menutup kemungkinan bahwa Jihyo akan menjadi yang selanjutnya.

"Kopi kali ah," cetus Lisa, lalu berusaha kembali fokus masakannya, mengabaikan Jisoo yang kini sedang mencak-mencak sendiri.

"Sasa mah sok-sokan bilangnya gak cemburu, padahal dalam hati udah kebakaran." Hyejin datang membawa beberapa buah ke atas meja, ia terkikik melihat wajah tertekuk milik Lisa, lantas duduk disamping Jisoo. "Ngomong-ngomong nih ya, Sa. Tante boleh dong minta Jungkook-nya kalo kamu emang gak mau."

Mata Lisa melotot mendengar penuturan Hyejin, tantenya itu memang janda anak satu, anaknya kini berusia tujuh tahun dan sempat berdebat di taman dengan Jungkook tadi.

"Sasa takut nanti tante nyesel lho." Lisa mengulas senyum memperingati. "Dia mah menang ganteng doang, aslinya nyebelin."

"Lho, nyebelinnya kayak gimana?"

Double Trouble CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang