18 - Eza dan Alika

12 2 0
                                    

Alika itu gadis desa yang berhasil kuliah di luar negeri tepatnya di salah satu kampus ternama di kota Washington.

Sedangkan Eza adalah pacarnya Alika yang bekerja di kantor desa tempat Ayahnya Alika bertugas.

Eza tidak kuliah karena ia harus menjadi tulang punggung keluarga menggantikan sang Ayah yang pergi meninggalkan mereka dan memilih bersama selingkuhannya.

Eza benci perselingkuhan dan ia tidak mau jika Alika melakukannya. Meski ia tahu jika Alika pasti menjaga hati walau jarak di antara mereka sangatlah jauh.

Eza selalu menanti kedatangan Alika sambil mengumpulkan uang untuk meminang gadis blasteran itu.

Ayahnya Alika setuju saja jika Alika mau dengan Eza karena dilihat-lihat lelaki itu memang pekerja keras.

Belum lagi ia juga bertanggung jawab sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga.

Tiap hari Eza akan begadang menunggu Alika menghubunginya karena perbedaan waktu di negara mereka.

Alika senang melihat Eza yang tersenyum menyapa dirinya. Terlihat jelas jika lelaki itu sangat merindu.

"Hai, apa kabar?"

"Baik Alika, kalau kamu?"

"Aku juga, Eza."

"Senang nggak kuliah di sana?"

"Iya dong, seru tau. Aku punya banyak teman bule dan mereka baik-baik."

"Wah, selamat ya. Aku ikut senang mendengarnya."

"Makasih Eza, btw kerjaan kamu gimana? Susah nggak? Kalau susah kasi tau aja biar aku marahin Ayah."

"Hus, jangan gitu Alika. Ayah kamu baik begitu masa dimarahin."

"Ya kan aku nggak suka kalau Ayah susahin kamu."

"Nggak kok, tenang aja. Ayah kamu atasan yang baik banget."

"Syukurlah, senang dengarnya."

Keduanya saling melempar senyum.

"Za, aku empat tahun lagi loh di sini."

"Terus kenapa?"

"Nggak bakal bosan kan nunggu aku?"

"Nggak kok, tenang aja."

"Makasih, kamu harus yakin juga kalau aku akan setia sama kamu."

"Iya, itu hal yang selalu aku pikirkan."

"Eza, aku beruntung punya kamu."

"Aku juga beruntung punya kamu."

Tiba-tiba keduanya malah salting.

"Ya udah sana tidur, besok telpon lagi ya sampai empat tahun ke depan."

"Iya bawel, tenang aja. Kalau tiba-tiba sibuk kabarin juga biar aku nggak ganggu."

"Iya pacar, kamu juga ya."

"Siap, Miss Independent."

*

*

*

Alika sudah lulus dan hari ini adalah hari wisudanya.

Ayah Alika membelikan tiket untuk Eza agar lelaki itu bisa hadir di acara kelulusan sang Putri.

"Za, kamu jadi kan ikut?"

"Iya, Pak. Saya ikut."

Namun, saat hendak pergi sang Ibu masuk rumah sakit dan Eza membatalkan kepergiannya untuk menjaga sang Ibu.

"Alika, maaf aku nggak bisa ke sana karena aku harus jaga Ibu."

"Nggak papa, Za. Semoga Ibu lekas sembuh."

"Happy graduation, Alika."

"Thank you, Eza."

Namun, takdir berkata lain karena hari di mana Alika wisuda. Hari itu juga Eza kehilangan Ibunya.

*

*

*

Alika sudah kembali ke desa dan betapa kagetnya ia saat tahu jika Ibu Eza telah meninggal dunia.

"Eza, I am sorry baru bisa di samping kamu sekarang." ucap Alika.

"It's okay, Alika. Nggak papa, makasih udah kembali ke desa dan maaf karena kamu ketemu aku yang lagi berduka."

Eza tersenyum dan Alika menangis.

"Eza, aku mau peluk kamu tapi nggak hisa. Jadi, aku peluk adik-adik kamu aja, ya."

Eza pun mengangguk.

Adik-adik Eza semua cewek dan Alika menghormati prinsip untuk skinship dengan lawan jenis setelah menikah.

2 tahun kemudian

Alika melanjutkan pendidikan S2 di ibukota dan Eza membangun toko bangunan dari tabungannya untuk menikahi Alika.

Gadis itu sepertinya masih ingin melanjutkan pendidikan dan Eza memilih untuk berbisnis.

Keuntungan yang didapat sangat lumayan untuk kembali menabung dan menyekolahkan adik-adiknya.

Pekerjaan sebagai petugas kantor desa juga masih dilakukannya karena Ayah Alika mempercayakan Eza untuk setiap tugas di kantor.

Hubungan Alika dan Eza meski jarang berinteraksi karena kesibukan masing-masing. Mereka masih tetap menjalin hubungan dan mampu bertahan sampai 10 tahun.

Namun, sepertinya di anniversary ke-13 ia baru bisa melamar Alika.

~

~

~

END

BLACK-VELVET FAMILY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang