BAB 4

2.4K 188 7
                                    

Pagi-pagi sekali zenon sudah membangunkan alana dan zelo untuk jogging, dengan terpaksa zelo dan alana ikut, padahal alana berniat untuk melanjutkan tidurnya lagi setelah solat subuh.
Zenon membawa mereka ke alun-alun kota, langit masih gelap, zelo dan alana menolak turun dari mobil, keduanya berniat melanjutkan tidur di mobil, membiarkan zenon olahraga sendirian, tetapi lelaki dewasa itu memaksa keduanya keluar mengikuti dirinya, setelah melakukan pemanasan asal-asalan alana dan zelo mengikuti zenon berlari, tetapi tenaganya tidak mampu menandingi kecepatan lari zenon alhasil mereka tertinggal jauh, setelah 1 putaran alana mengajak zelo duduk di pinggir lapangan.

Zelo menyenderkan kepalanya dibahu alana yang menyender ke tembok sambil memejamkan mata, melihat ibunya memejamkan mata, zelo ikut-ikutan memejamkan matanya, karena masih mengantuk.

**** 
Alana bangun karena merasakan rintik air diwajahnya, gawat dia kehujanan, seketika alana dan zelo bangun dengan panik, karena berfikir kehujanan tapi melihat zenon di depannya tertawa tanpa dosa sambil membawa sebotol air, alana tahu apa yang barusan terjadi bukanlah gerimis melainkan air yang di cipratkan zenon secara sengaja, matanya memandang zenon tajam, lalu menarik zelo dengan lembut, melangkah meninggalkan zenon yang masih tertawa melihat alana merajuk untuk pertama kalinya.

Alana menuju ke tempat para pedagang yang berjejer rapih di depan parkiran alun-alun, ia ingin sarapan.

"Sayang, mau sarapan apa?"
"Apa aja bun" jawab zelo, alana menggandeng tangan zelo, membawanya ke sebuah tenda nasi uduk.

"Saya gak ditanya?" Ucap zenon sambil mengikuti alana duduk di tenda nasi uduk, sedangkan yang ditanya hanya membuang muka, membuat zenon tersenyum geli dengan aksi ngambek alana.

"Bu, nasi uduk 3 ya, yang 1 setengah aja tanpa sambel, yg 2 pake sambel dan tambahin bakwan ya" pesan alana meskipun ngambek ia tetap memesankan zenon nasi uduk.

"Minumnya teh manis hangat 3 ya, tapi jangan terlalu manis" lanjutnya lagi.

"Bunda marah sama ayah?" Tanya zelo polos melihat bundanya tidak menjawab apapun pertanyaan ayahnya.

"Gak sayang" jawab alana lembut
"Bohong" zenon menimpali, zelo memandang keduanya bingung, sedangkan alana menahan kesal dengan kelakuan suaminya yang mendadak aneh pagi ini.

"Berarti bunda marah?" Tanya zelo lagi kembali memastikan.
"Iya bunda marah sama ayah" zenon ikut menimpali sebelum alana sempat menjawab.

"Gak marah, bunda gak marah sama ayah, ayah aja yang nyebelin" jelas alana.

"CUP" tiba-tiba saja zenon mendaratkan kecupan di pipinya secepat kilat membuat alana malu setengah mati, wajahnya langsung memerah menahan malu. Benar-benar ada apa si dengan manusia satu ini yang biasa sedingin kulkas kenapa berubah sekali.

MENDADAK  JADI IBU TIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang