BAB 12

546 91 12
                                    

Grand opening berjalan dengan lancar, kedua mertuanya datang sambil membawa karangan bunga, zenon juga mengirimkannya karangan bunga sebagai bentuk dukungan. Beberapa teman dan kerabat mereka datang, alana tidak banyak bicara takut salah berbicara, bagaimanapun ia tidak kenal dengan teman-teman dan kerabat pemilk aslinya, hanya bibirnya saja yang tidak berhenti tersenyum.

Untuk grand opening alana menyiapkan promo berupa buy 2 get 1, banyak antrian membeludak, tokonya sangat ramai tapi ia senang, karena ia sudah bisa menghasilkan uang sendiri.

"Pelan-pelan makannya sayang" ucap alana sambil mengelap mulut zelo dengan tisu, anak itu sedang duduk tenang sambil menikmati croissant dengan coklat diatasnya.

"Enak gak ?"

"Enakkkk"

Alana mengelus rambut zelo sayang, tanpa alana sadari, zenon dan kedua orangtuanya sedang memperhatikan interaksi alana dan zelo yang terlihat rukun.

"Sepertinya alana dan zelo rukun" ucap sang ibu, zenon mengangguk menanggapi.

"Kamu jangan kaku-kaku banget ke alana" tegur sang ibu karna tau watak sang anak.

"Gak mah" balas zenon kalem, sebelum sang ibu berbicara lebih panjang, ia langsung pamit untuk menghampiri temannya yang kebetulan baru datang itu. Membuat sang ibu kesal melihat tingkah anaknya yang menyebalkan.

*****
Alana menutup toko pada pukul 9 malam, karena semua produknya sudah terjual habis, ia tersenyum senang sambil menghitung pendapatan hari ini, zenon meliriknya yang sedang fokus mnghitung uang sambil tersenyum itu, apa alana segitu bahagianya menghitung uang? Sampai-sampai tidak meliriknya yang baru saja masuk kamar.

"Ya ampun, happy banget kayanya" ledek zenon, ia baru bersuara saat sang istri baru selesai menghitung dan merapihkan uang.

Alana tertawa puas menanggapi ledekan zenon, siapa yang tidak bahagia kalau usahanya laku keras.

"Heheh... makasih mas buat hari ini"

"Saya dapet makasih doang?"

"Memangnya apa ?" Tanya alana polos, lalu tiba-tiba ia mencium pipi zenon secepat kilat sebagai hadiah.

Baru ingin menjauh, sebuah lengan kekar langsung memeluk pinggangnya, membuatnya mendekat dengan dada zenon.

"Saya maunya disini" ucap zenon langsung menyerbu bibir alana tanpa aba-aba, alana hanya bisa pasrah mengimbangi ciuman zenon, ciuman zenon yang menuntut membuat alana terbuai, sebelum ketukan pintu terdengar alana langsung mendorong zenon menjauh dan buru-buru masuk ke kamar mandi.

Sedangkan zenon terlihat kesal karna terganggu.

"Kenapa muka kamu kesel gitu?" Ucap sang mamah tanpa rasa bersalah.

"Kenapa mah?" Tanya zenon kentara sekali nadanya masih terselip rasa kesal.

"Mamah mau pamit ke hotel"

"Hmm"

"Zelo mamah bawa, biar gak ada yg ganggu kamu"

Zenon langsung tertawa karena sang ibu bisa menebak dirinya dengan benar.

"Yauda zenon anter aja"

"Gak usah, udah kamu disini aja bikin cucu perempuan buat mama"

"Oke mah, siap laksanakan" zenon berlagak memberi hormat pada mamahnya yang tertawa melihat tingkahnya. Lalu ia mengantar orangtuanya dan zelo yang akan menginap di hotel sampai depan rumah saja.

Orangtuanya pergi bersama supir keluarga mereka, karena dirumah dinasnya hanya terdapat 2 kamar, makanya orangtuanya memutuskan untuk menginap di hotel terdekat saja.

Ia kembali masuk ke dalam rumahnya, alana kamu tidak akan lolos malam ini, batinnya sambil tersenyum nakal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENDADAK  JADI IBU TIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang