Setelah 10 hari tidak bertemu, akhirnya zenon kembali pada malam hari.
Lagi-lagi alana terpana melihat zenon yang memakai seragam lengkap, bahunya yang lebar dan pinggangnya yang sempit dalam balutan seragam militer membuat pipi alana bersemu merah.
"Apa kabar?"
Tanya zenon, senyum menghiasi wajahnya, selama pergi ia memang tidak menghubungi rumah sama sekali.
"Baik" jawab alana lembut lalu ia sedikit berlari ke dalam rumah untuk memanggil zelo, bagaimanapun anak itu sudah 10 hari tidak bertemu ayahnya.
Zelo berjalan dengan cepat dan langsung melompat ke pelukan ayahnya. Laki-laki yang berbeda usia itu tertawa lepas.
"Ayo, sini sama bunda dulu... biar ayah bersih-bersih"
Zelo dengan patuh turun dari gendongan ayahnya, membiarkan ayahnya membersihkan diri dahulu.
Zenon meletakan ranselnya di ruang tamu lalu berlalu ke kamar mandi, alana sudah menyiapkan pakaian gantinya yang di letakan di kasur.
Selesai mandi, zenon bergabung dengan ibu dan anak itu yang sedang duduk di ruang tamu sambil bermain hewan-hewan, buku-buku juga bertebaran di ruang tamu mereka bersama bantal dan juga mobil-mobilan.
Ia duduk di sofa sedangkan zelo dan alana duduk di lantai yang di lapisi karpet dan matras.
"Sudah makan ?"
"Sudah tadi, sebelum pulang"
Zenon mencium kening alana singkat, tetapi mampu membuat alana mematung seketika, ini kali pertamanya mendapat ciuman di kening setelah zenon kembali dari bertugas.
Lalu zenon membawa zelo ke atas pangkuanya, siap mendengarkan celotehan zelo. Zenon mencubit pipi zelo gemas, si kecil ini bertambah gemuk padahal sebelumnya pipinya tirus dan matanya cekung. Alana merawat zelo dengan baik, ia tidak menyangka alana dan zelo akan rukun.
Zelo menguap, matanya sudah setengah mengantuk, zenon membawa zelo ke kamarnya tetapi anak itu bertanya kenapa ia tidak tidur di kamar bersama bundanya.
Zenon memberikan alasan yang masuk akal katanya anak laki-laki harus berani tidur sendiri, padahal itu hanya akal-akalannya saja untuk bisa berduaan dengan alana.
"Tapi zelo mau tidur sama bunda" ucap anak itu memelas, ia sudah terbiasa tidur bersama alana, bundanya selalu memelukny saat tertidur, menyanyikan lagu penghantar tidur dengan suara lembut.
"Tidak bisa, anak laki-laki harus terbiasa tidur sendiri"
ucap zenon tegas lalu menutupi zelo dengan selimut sampai batas dada, setelah itu mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur, sehingga kamar zelo berubah menjadi warna temaram, karena sudah megantuk zelo tidak banyak protes dan memejamkan matanya, pelan-pelan zenon membuka pintu kamar dan pergi.
*****
Ketika zenon ke kamar, alana sedang memainkan hp'nya sambil rebahan di kasur, zenon merebahkan dirinya di sebelah alana, wangi mawar samar tercium hidungnya. Wangi alana.Tangannya menarik pinggang alana dengan lembut agar lebih dekat dengannya. Sebelum tangannya bermain dengan jauh, suara alana membuat tubuhnya kaku seketika.
"Aku lagi palang merah"
Alana tidak berbalik untuk sekedar melihat ekspresi zenon saat ini, cukup dengan tubuhnya yang kaku dibelakangnya alana sudah tahu bagaimana syoknya zenon, sampai-sampai alana tertawa tertahan.
"Peluk masih boleh kan" ucap zenon lembut membawa tubuh mungil alana dalam pelukannya bersiap untuk tidur, membuat alana tersenyum manis dengan perlakuan zenon.

KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK JADI IBU TIRI
Roman d'amourAlana kaget karena ia hidup kembali dan memasuki dunia novel, tetapi kenapa harus menjadi ibu tiri jahat yang mati di tangan suaminya sendiri karena menyiksa anak sambungnya sampai cacat, tidak mau berakhir tragis dengan nasibnya, dan berencana me...