Alana menikmati saat-saat seperti ini, rasanya sudah lama sekali ia tidak melakukan apapun sendiri, memang melelahkan tetapi jauh lebih menyenangkan daripada terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit dengan berbagai alat penopang kehidupan.
Dirinya baru saja selesai menjemur pakaian di teras depan, zelo sedang tidur siang makanya waktu senggangnya langsung ia lakukan untuk bersih-bersih rumah.
Ketika rumah sudah bersih selanjutnya adalah memasak makan malam lebih banyak dari biasanya karena zenon sedang libur, malam ini ia memasak tumis jamur dan brokoli siram daging, tentu saja untuk zelo terpisah karena alana tidak memasukan cabai di makanan zelo.
Semua yang dilakukan alana tidak luput dari penglihatan zenon, ia tidak tahu kalau istrinya serajin ini, memasak, merapihkan dan membersihkan rumah, terlebih merawat zelo dengan begitu baik, penilaiannya terhadap alana jadi berubah, ia ingin menjalani pernikahan ini dengan sungguh-sungguh terlebih melihat binar kebahagiaan yang terpancar di kedua mata anaknya setelah alana memasuki kehidupan mereka, tetapi ada yang aneh, dulu gadis itu akan memandangnya dengan tatapan memuja, tetapi sekarang justru ia terang-terangan menghindari menatapnya, bahkan ia tidak mau berdekatan dengannya.
Alana terkejut melihat zenon berdiri di depannya yang sedang menata makan malam yang baru saja matang, entah sejak kapan laki-laki itu berada disana, alana tidak mendengar suara sama sekali, setelah menata makanan di meja, ia langsung beralih mencuci piring, sebisa mungkin menghindari berinteraksi dengan zenon.
"Zelo kemana?"
Suara zenon yang dalam membuat alana sedikit terkejut, laki-laki itu sudah ada disebelahnya."Ada dikamar, tolong bangunkan" jawab alana pelan, zenon mengangguk lalu berlalu dari hadapan alana, baru alana membuang nafas lega.
Hatinya masih gelisah jika di dekat zenon karena ia tau bagaimana zenon menyiksa alana di buku setelah kehilangan anaknya.******
Sehabis makan malam, ketiga anggota keluarga itu berada di ruang tamu, zenon berada di sofa dengan laptopnya, sedangkan alana dan zelo lesehan di karpet sambil mewarnai, alana dengan sabar mengajari zelo mewarnai dengan rapih. Suara zelo lebih mendominasi diruangan itu, alana dengan sabar menjawab segala pertanyaan zelo, zenon yang fokus pada laptopnya sesekali mencuri dengar pembicaraan anaknya. Hatinya menghangat melihat interaksi mereka berdua seperti ibu dan anak sungguhan."Bun, kenapa bunda jadi pendiam?" Tiba-tiba zelo bertanya seperti itu, seingatnya sebelum ayahnya kembali, bundanya sangat ceria dan semangat, tetapi sejak ayahnya datang, bundanya lebih banyak diam meskipun tetap menemaninya bermain.
"Bunda gak sakit lagi kan?" Lanjut zelo kentara sekali nada kekhawatiran dalam pertanyaannya.
"Bunda gak apa-apa sayang" jawab alana lembut sambil mengelus rambut anak tampannya.
"Zelo duluan ke kamar ya, bunda mau ngunci pagar dan pintu depan, nanti bunda nyusul"
"Oke bun"
Setelah melihat ibu dan anak itu pergi zenon tersenyum tipis, ia tau kenapa alana menjadi pendiam karena kehadirannya membuat gadis itu tidak nyaman.
Ketika alana kembali setelah mengunci pagar dan pintu rumah, zenon sudah tidak ada diruang tamu, alana makin gelisah intuisinya mengatakan laki-laki itu pasti berada di kamar bersama zelo. Ia ketar ketir harus masuk ke kamar atau tidak. Jadi ia memilih opsi rebahan di sofa ruang tamu. Kalau zelo mencarinya baru ia akan bergabung dengan mereka.
****
Zenon memindahkan alana ke kamar mereka, sedangkan zelo berada dikamarnya sendiri, mulai malam ini ia ingin zelo tidur dikamarnya sendiri. Hitung-hitung mulai pendekatan dengan alana sebelum ia pergi dinas lagi.Alana terkejut ketika ia berada didalam gendongan zenon, tetapi bibirnya kelu mengeluarkan suara, dan zenon juga tidak menurunkan alana padahal tahu kalau gadis itu sudah bangun, zenon baru menurunkan alana di ranjang mereka, wajah keduanya hanya berjarak beberapa centi, tidak ada yang memalingkan pandangan, tiba-tiba saja zenon memajukan wajahnya, menipiskan jarak diantara mereka berdua, sebelum alana protes, bibir zenon sudah menempel di bibirnya, awalnya zenon hanya berniat menempelkannya saja tetapi nalurinya sebagai laki-laki malah menginginkan lebih, dilumatnya bibir gadis itu lembut meskipun alana tidak membalas, tangannya sedikit menekan kepala alana membuat gadis itu membalas ciuman zenon, toh zenon suaminya.
"Boleh aku meminta hak ku"? Pertanyaan zenon membuat alana malu, pipinya bersemu merah, tetapi ini sudah kewajibannya, ia mengangguk sebagai jawaban, baru saja zenon ingin melanjutkan kegiatannya, tiba-tiba pintu kamar terbuka, zelo masuk tanpa mengetuk pintu dahulu dan langsung memeluk alana, sial harusnya ia mengunci pintu kamarnya tadi sehingga zelo tidak bisa menganggu.
Sedangkan alana menahan tawa melihat muka kesal zenon.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK JADI IBU TIRI
RomanceAlana kaget karena ia hidup kembali dan memasuki dunia novel, tetapi kenapa harus menjadi ibu tiri jahat yang mati di tangan suaminya sendiri karena menyiksa anak sambungnya sampai cacat, tidak mau berakhir tragis dengan nasibnya, dan berencana me...