Tolonglah

191 3 0
                                    

    " Muach".
Kim sangat gemas dengan perut buncit Leona.
" Jangan nakal sayang kasihan mama kecapean, ingat kamu harus nurut".
Kim mencium dan mengelus perut Leona beberapa kali.

   Hampir setiap hari Veronika melihat pemandangan itu di hadapan nya.  Veronika mulai merasa muak dan semakin menaruh dendam terhadap Leona.
" Bersenang-senanglah kalian lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya". Batin Veronika.

" Ya sudah berangkat sana entar telat"
Ucap Leona.

" Tidak ada kata telat bagi pemilik sayang".
Kim mengecup bibir Leona di hadapan Veronika.
" Ya sudah aku berangkat jaga diri baik-baik, jangan lupa makan yang bergizi jaga baby Kim untuk ku ".
Ucap Kim sambil membelai rambut Leona.

" Eummmm".
Leona mengangguk.

" Vero aku berangkat dulu ".
Sapa Kim.

" Hati-hati mas".
Sahut Veronika.

Kim menutup pintu mobil.

Veronika mendekati Leona.
" Eum, bagaimana kalau hari ini kita belanja untuk kamu".
Ajak Veronika.

" Ide bagus".
Leona tersenyum manis.

" Kalau begitu kita siap-siap dulu".

" Tentu".

Leona dan Veronika besiap untuk pergi bersama.






30 menit kemudian.

" Bi jaga Kim Juna sebentar kami mau shopping".

" Kenapa harus pergi sih Nya, nyonya kan hamil besar bibi khawatir".

Leona menggenggam tangan bibi.
" Percayalah bi Leona baik-baik saja".

" Tapi Nya".

"Hsusttttt jangan khawatir bi".
Leona menepuk pundak bibi.

" Jaga diri ya Nya ".
Bibi mengantar Leona sampai di pintu mobil.

" Pasti bi".

Bibi menutup pintu mobil untuk Leona.

" Kami jalan dulu bi".

" Hati-hati non Vero, jangan ngebut tolong jaga nyonya".
Pinta bi Inah.

" Tentu bi".

Awalnya Veronika mengendarai mobil dengan santai dan melewati beberapa pusat perbelanjaan.

Leona merasa tidak nyaman dengan sikap Veronika.

   " Kita mau belanja di mana "?.

" Di tempat mewah tentunya dong".

"Tapi kan kita sudah melewati perbelanjaan terbaik tadi".

" Jangan banyak bicara nyonya Leo".

Leona menatap Veronika dan mengerut keningnya.

" Tit tit tit".
Panggilan masuk dari Kim.

Leona mengeluarkan ponsel dari tas kecil. Tapi Veronica menyerebut ponsel Leona.

" Apa yang kamu lakukan Vero "?.

" Jangan bilang Kim kita mau kemana".

" Apa maksud kamu"?.

" Jangan banyak tanya kamu duduk saja".

Veronika meningkat kecepatan mobil spot milik Leona.

" Kamu gila Vero?".

"Iya aku merasa gila karena kamu merebut milik ku".!

" Hentikan Vero hentikan aku mohon".
Pinta Leona.

Tidak lama kemudian Vero menghentikan mobilnya.

Veronika keluar dari mobil di rumah kosong di persimpangan jalan dan membuka pintu untuk Leona.

" Turunlah nyonya Leona".

" Kita di mana ini Vero "?.

" Aduh banyak tanya ini orang turun sekarang".
Vero memaksa Leona keluar dari mobil.

" Aduh".
Leona merasa kesakitan.

" Urus perempuan ini".
Ucap Vero pada lelaki yang baru keluar dari rumah kosong itu.

Mata Leona membesar mentap lelaki berstylis itam dan memakai penutup kepala.

" Minggir kamu".
Veronika berdorong Leona hingga terjatuh.

Lalu Veronika masuk kedalam mobil dan meninggalkan Leona dengan lelaki itu.

" Auh, perutku ".
Leona merasa sangat kesakitan.

Lelaki itu berjalan kearah Leona.

" Aku mohon jangan mendekat aku mohon ".
Pinta Leona.

Namun lelaki itu mengabaikan Leona
Dengan cepatnya dia berjalan menuju Leona.

" Kamu harus lari Leona" .
Batinnya.

Leona mulai merangkak untuk banguna namun tubuh nya berhasil di raih oleh lelaki aneh itu.

Leona merasa sangat pusing  matanya terasa berat dan gelap.








Leona membuka matanya perlahan lahan. Melihat seluruh sudut-sudut kamar.

Leona mengingat semua kejadian tadi dan bergegas untuk lari.
Leona mencoba untuk membuka pintu tapi sayang pintunya terkunci.

" Bagaiman pun cara nya aku harus keluar dari sini, aku harus menyelamatkan bayiku".
Leona mengelus perut nya .

Leona mondar mandir berusaha untuk keluar dari sana.
Sehingga dia hampir putus asa.
  Leona duduk karena merasa lelah
" Sayang bertahanlah mama akan menyelamatkan kamu kita akan keluar dari sini, bertahanlah sayang".
Air mata Leona  perlahan-lahan melewati pipi nya.

" Tuhan mohon selamat kan kami hamba mohon ".
Pinta Leona.


Akhirnya leona melihat cahaya yang terang di samping lemari Leona menghapus air mata nya dan berjalan menuju lemari betapa senangnya Leona melihat jendela kaca yang tidak utuh lagi.

Leona melihat sekeliling dan menemukan vas bunga.
Tidak butuh lama percahan kaca berhasil runtuh Leona bisa keluar lewat jendela itu.

" Aku harus pergi dari sini".
Leona lari menuju jalan raya.
Jarak rumah dan jalan yang di tempuh Leona tidaklah jauh hanya saja jalan itu terlalu sepi.

Leona hampir sampai di jalan.
" Sedikit lagi Leona kamu harus bisa".
Leona mengatur nafas nya.

Sangat sulit bagi ibu hamil berlari di usia kandungan yang besar seperti Leona. Namun Leona tidak menyerah dia terus lari demi anaknya.

Disisi lain.
Lelaki yang mengurung Leona kembali melihat Leona.
Lelaki itu terkejut melihat Leona tidak ada di kamar, dia melihat vas bunga dilantai dan pecahan kaca dari jendela, lelaki itu melihat kearah jalan.

" Kamu tidak akan pernah bisa lari jauh, haha".
Lelaki itu mengejar Leona.

" Woi berhenti kamu".

Leona melihat ke belakang
" Gawat dia mengejarku".
Leona lari lebih cepat sedikit.

" Aku mohon seseorang datanglah selamatkan kami aku mohon".
Leona terus lari.

" Wanita halang tunggu".
Ucap lelaki misterius itu.

" Tidak aku mohon jangan".
Leona terus lari meskipun perut dan pinggangnya terasa sangat sakit.

Leona tidak terlalu fokus ke depan dan tidak sengaja sebuah mobil mewah menabrak Leona.

*******
!!¡!!!!!
!!!!!!!.





Duda anak 1( mafia Kim).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang