Ungkapan

251 7 0
                                    

      Seperti biasanya Kim berangkat setelah sarapan pagi bersama wangzi.

Tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan Leona selain bermain dengan baby Kim.
Melihat perkembangan baby Kim yang semakin hari semakin banyak Leona merasa bahagianya sebagai ibu. Meskipun Kim Juna bukan darah dagingnya.

   " Nyonya ada tamu".

" tamu, siapa kok tumben tumbenan ada tamu untuk saya".
Leona  melihat kearah pintu.
" siapa bi, "?.
Leona menyerahkan baby Kim kepada pelayan itu.

" tidak tau Nya".
Pelayan membawanya baby Kim menuju ke kamarnya.

  Leona menghampiri seorang wanita yang tidak asing baginya.
  " Maaf, anda siapa ya"?.
Sapa Leona.

Veronica membalikan badannya. Dia melepaskan kaca mata dan berjabat tangan dengan Leona.
  " Veronica".

" ada apa ya mbak kesini"?.

" sebenarnya saya teman kerja nya Kim, saya ingin mengajak kamu jalan jalan saja supaya tidak bosan di rumah".
Veronica memalingkan wajahnya ke kanan.

   " Emang tidak merepotkan mbak"?.

" tidak, santai saja, kita hanya jalan jalan sebentar saja".
Kata Veronica.

" baiklah tunggu sebentar saya siap siap dulu, mau masuk dulu"?.
Ajak Leona.

" boleh, ".
Veronica melangkah menuju kedalam bersama Leona.

   " duduk dulu, boleh di buatkan segelas air "?.

" tidak, terima kasih"!.
Veronica duduk di sofa yang empuk.

20 menit kemudian.

   " maaf , menunggu lama".
Ucap Leona yang barusan keluar dari kamar.

" santai aja, namanya juga wanita tentu punya khas dalam hal ini".
Veronica berdiri dari duduknya.

  Leona dan Veronica pergi bersama.
Veronica sudah merencanakan sesuatu, berbincang panjang lebar membuat Leona lupa akan jalan untuk pulang itu yang di ingin kan Veronica. 
  
    " kita mau kemana, kok tempat ini belum pernah saya lihat ".
Leona merasa ada yang aneh dengan tempat yang mereka kunjungi.

  " ini tempat biasa aku dan Kim nongkrong".
Ucap veronica saat menyetir mobil menuju parkiran.

" apa tidak salah jalan"?.
Leona semakin tidak nyakin dengan tempat itu.

" tidak, kita akan turun di sini".
Veronica menghentikan mobilnya.

Leona membuka pintu mobil mengikuti Veronica.
Leona sudah meras tidak beres dengan Veronica saat ini. Tapi dia tidak ingin menolak ajakan Veronica.

  Veronica membuka pintu mata Leona terbuka lebar melihat ke dalam  banyak orang aneh yang dia temui. Ada yang joget-joget, ada om om, Leona masih trauma melihat tempat sedemikian rupa.

   " Leona apa yang kamu tunggu"?
Veronica bergabung dengan beberapa lelaki genit.

Leona masih mematung di depan mereka dengan perasaan campur aduk, rasanya ingin pulang saja.

  " ayolah duduk manis".
Seorang pria bertato berkedip mata untuk Leona.

" boleh aku pulang saja".
Leona tidak ingin kabur dari tempat itu.

" ettttss, kalau sudah masuk harus minum lalu boleh pergi".
Veronica menarik tangan Leona.
" duduk lah, aku yang traktir".

Leona duduk di samping Veronica Leona menatap ke kiri dan ke kanan berharap ada seorang yang bisa membantunya kabur yang menurutnya neraka.

Veronica menuangkan bir untuk Leona.
" minumlah, tidak usah sungkan-sungkan".

Melihat bir dan alam sekitar tangan Leona gemetar saat mengambil bir dari tangan Veronica.
   Leona tidak memikirkan lagi apa yang akan terjadi dia menelan bir di tangannya. Kini rasa air rasa aneh itu sudah mendarat di tenggorokan Leona.

  " Huiiii, man tappp,"
Veronica menuangkan bir lagi untuk Leona.

   Leona memejamkan matanya dan Tampa dia sadari Leona sudah meminum terlalu banyak bir sehingga kepala terasa sakit.
  
Veronica tidak tinggal diam melihat Leona yang sudah kewalahan meminum bir. Veronica membuka mulut Leona dan terus menuangkan bir dalam mulut Leona.

Kini Leona sudah berbicara ini dan itu. Veronica ingin bertanya banyak hal kepada Leona. Namun rencana Veronica gagal karena kedatangan Felix.

   Felix yang baru saja datang ingin bergabung dengan Veronica.
Namun melihat wanita sudah tergeletak di meja, Felix seperti mengenalnya.

   " Siapa perempuan itu"?.
Felix duduk di samping Veronica.

" eummm,, ini te te man ku".
Jelas Veronica dengan wajah cemas.

" essttt. Ta,,,,Pi, kok aku pernah lihat ini cewek, tapi dimana"?.
Felix mengakat wajah Leona dari meja.

   " hah nyonya Kim, kok dia disini".
Felix mengakat alisnya kepada Veronica.

Tampa pikir panjang lalu menghubungi Kim.
Tit...... tit....
  " ada apa lagi"?.
Kim menerima telpon dari Felix.

  " cepat kamu ke Bar snow sekarang".
Felix mematikan ponselnya lalu merebahkan Leona di sofa dan di selimuti dengan jaketnya.

Veronica merasa tidak nyaman lalu pamit pulang duluan, Felix tidak tau kalau Veronica yang membawa Leona ke Bar itu.

    15 menit Kim sampai di Bar.
Kim berjalan menuju bar yang di kasih tau Felix.

  Kim tidak berkata apa-apa melihat Leona sudah berbicara aneh-aneh. Kim membopong Leona dan memasukkan kedalam mobil.

  Kim membawa Leona pulang, dalam perjalanan Leona berbicara banyak hal. Kim sengaja melambat jalannya agar bisa mendengar Omelan Leona.

   " Hey kamu, kamu kenal dengan Kim taehyung"?.
Leona menunjuk jari nya kearah Kim.

  " kenal"!.
Jawab Kim.

   Dengan mata melek pipi memerah Leona menjelaskan perasaan nya kepada Kim, bisa di artikan Leona menjelaskan kalau dia mulai jatuh hati kepada Kim.

  " kamu tau, duda brengsek itu menikahi ku Tampa ada rasa cinta, lalu dia mencuri ciuman pertama ku, dia tidak tau kalau saat ini aku hampir merasa nyaman terhadapnya, kenapa aku harus mencintai duda itu,"  hehe .
Leona tersenyum senyum sendiri.

  " uhkk, Leona seperti ingin muntah.
Ehmmm, Leona menghirup ingusannya.

  " kamu tau, aku hampir tergoda dengan ketampanan nya, aku menyadari ternya dia tampan, tapi sayangnya dia tidak tau kalau aku sudah jatuh hati padanya, aku bodoh, aku bodoh,".
   Rengek Leona.

  Uhkkk.. uhkkk.
Leona munta di pangkuan Kim.
Lalu Leona memejamkan mata nya.

   Kim tersenyum mendengar Omelan Leona yang menurut nya lucu. Memang Leona terlihat imut dan menggemaskan saat mabuk apalagi ini pertama kali nya dia mabuk.

   Lalu Kim menyetir dengan kencang.

            '
            '
            '
            '
🐯*****

 
 

Duda anak 1( mafia Kim).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang