Chapter 4

851 92 5
                                    

Cw//🔞, hard word, violence.





Semingguan ini Kala hanya berdiam diri di rumah Abim. Awalnya memang ada Naya yang menemaninya tapi kemarin Naya pulang karena harus mengerjakan tugas kuliah bersama temannya.

Orang tua Abim memang sengaja mengantarkan Kala ke rumah Abim, agar lebih mengakrabkan keduanya. Nyatanya sampai sekarang Abim belum mau menemuinya.

Sudah beberapa kali mereka menghubungi Abim lewat telepon tapi tidak ada balasan, ingin menanyakan pada temannya namun orang tua Abim tidak tahu dimana alamat rumahnya. Berakhirlah Naya yang menemani Kala.

Kala sengaja mulai mengakrabkan diri kepada Naya, setidaknya jauh dari orang tua tidak membuat dirinya merasa kesepian. Kala juga butuh teman untuk bercerita.

Tidak mudah untuk mengambil hati gadis cantik itu. Naya yang mulai mengeluarkan kalimat panjang saja sudah cukup untuk Kala. Pasalnya Naya tidak banyak bicara hanya sepatah dua kata yang keluar dari mulutnya saat menjawab.

Kala hampir kehabisan ide untuk memancing obrolan bersama Naya. Mulai dari menanyakan makanan favorit, film kesukaan, genre musik yang disukai dan masih banyak lagi.

Naya yang awalnya tidak percaya bahwa Kala orang baik, hanya menjawab seadaanya jika Kala bertanya. Namun lama kelamaan Naya nyaman dengan sikap Kala sebagai kakak iparnya. Naya mengerti perilaku Kala yang ingin mendekatkan diri dengannya.

Kala yang bercerita random tentang hal apa saja, memperlakukan Naya dengan baik. Membuat Naya merasakan kasih sayang seorang kakak. Naya bahkan belum pernah merasakan perlakuan kasih sayang dan perhatian tulus dari Abim yang notabenenya adalah kakaknya sendiri.

Ditambah Abim yang tidak tinggal satu rumah dengannya menjadikan Naya seperti anak tunggal.

Hubungan keduanya mulai akrab, itu dibuktikan dari dua hari yang lalu mereka membuat cookies bersama, berbekal Kala yang pernah bekerja di toko roti sedikit tau cara membuat cookies.



=•=•=•=



Abim mendatangi Club malam untuk menemui kekasihnya. Tempat yang semakin malam semakin dipenuhi orang-orang yang butuh hiburan. Suara musik menggema di seluruh penjuru ruangan, lampu warna warni menyoroti seisi ruangan, dan orang-orang yang asik berjoget ria mengikuti alunan musik. Bau alkohol dimana-mana.

Abim melihat kekasihnya yang duduk menyilangkan kakinya, pakaian yang minim bahan membuat pahanya terekspos.

Abim mendekat memberikan pelukan rindunya dan mengecup singkat bibir kekasihnya.

"I miss you." Abim berbisik di telinga sang pacar.

"I miss you too, kamu kemana aja?"

"Ada yang mau aku omongin."

"Sure."

Abim sebenarnya ragu untuk menceritakan masalahnya, takut jika kekasihnya marah dan mengakhiri hubungannya. Disisi lain ia juga tak ingin ada selisih paham, dengan itu Abim menceritakan semuanya.

"Aku sebenernya kecewa sama hal itu, tapi ya mau gimana, papamu yang nyuruh. Tapi kita masih bisa pacaran kan Abim? mana mungkin kamu cinta sama dia, kan?"

"Iya dong sayang, aku sayangnya cuma sama kamu doang."

"Ya udah, ngga jadi masalah meskipun kamu udah nikah, toh kita masih bisa pacaran. Yang penting diantara kalian ngga ada anak, itu yang ngebuat kamu sulit buat pisah dari dia. Jadi, kamu jangan sampe kebobolan. Paham!"

"Iya sayang aku paham."


=•=•=•=


Jam sudah menunjukan pukul 00:10 dini hari, Kala yang belum mengantuk memutuskan untuk menonton televisi. Beberapa menit kemudian Kala di kejutkan oleh suara bel dan ketukan pintu bersautan.

A N A I A || HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang