Akan ada saatnya ketika kamu menyadari membalik halaman adalah perasaan terbaik di dunia karena kamu menyadari ada lebih banyak hal di buku daripada halaman tempatmu terjebak.
–Taryn Malik
Simpelnya kamu harus memilih untuk membalik halaman, menulis buku lain atau menutupnya begitu saja.
*****
Ada perasaan senang ketika ia akan kembali melihat tumbuh kembang buah hatinya yang masih didalam perut. Sebulan lalu tepatnya memasuki trimester kedua usia kandungan Kala, dokter mengumumkan ia akan segera mendengarkan detak jantung si kecil yang bersarang diperutnya.
Setiap bulan Kala memang menjadwalkan pemeriksaan untuk sang bayi. Abim tentu tidak tahu, bukan tanpa alasan Kala tidak memberitahunya hanya saja ia berfikir bahwa Abim belum bisa menerima kehadiran buah hati mereka. Lagi pula Abim tak berniat sedikitpun untuk membahas sang bayi.
"Mau kemana lo?"
Pagi itu Abim yang duduk santai menikmati secangkir kopi dan gawai di tangannya, melihat Kala yang berpakaian rapih serta sling bag yang bertengger di bahunya—menuruni tangga. Tumben sekali pikirnya.
"Aku izin mau ke rumah sakit ya?"
"Lo sakit?"
"Aku mau cek up kandungan, Abim."
Meskipun ia tak pernah sekalipun dilibatkan untuk membahas perkembangan sang bayi namun kali ini Abim ingin dirinya terlibat juga dalam melihat perkembangan si bayi. Bagaimana pun ia juga ayahnya kan.
"Tunggu." ucap Abim yang lalu beranjak dari duduknya mencari kunci mobil dan dompetnya.
"Ayo, gue anter." Lanjutnya.
"Tapi kenapa?"
"Gue ayahnya juga kan?"
Sesampainya di rumah sakit, Kala langsung menemui dokter yang sering menanganinya tentu dengan Abim yang sedari tadi disampingnya.
"Selamat pagi dok." sapa Kala memasuki ruangan sang dokter.
"Selamat pagi. Kita bertemu lagi, tuan Kala. Hari ini ditemani suami ya?." ucap sang dokter dengan senyuman menggodanya.
Kala mengangguk sebagai jawaban.
"Mari, kita lihat perkembangan si kecil." ucap dokter seraya menggiring Kala kearah brankar.
Sesaat Kala merasakan gugup dalam dirinya, bagaimana tidak ini pertama kalinya ia akan mendengarkan detak jantung si bayi. Tak luput dari Kala pun juga dengan Abim merasakan hal yang sama. Ujung kaos Abim dipilin Kala sebagai pelampiasan rasa gugupnya, Abim menyadari Kala yang sama-sama gugup memilih menggenggam jemarinya sebagai bentuk saling menenangkan.
Perlahan dokter mengoleskan cairan di atas permukaan perut Kala yang terlihat membuncit. Kala memejamkan mata ketika sensasi dingin menyapa perutnya, genggamannya mengerat.
Dokter mengarahkan Transducer secara abstrak diatas perut Kala yang sudah dilumuri oleh cairan tadi. Dengan seksama melihat kearah layar monitor yang menampilkan janin yang belum sempurna.
Kala yang berbaring dengan baju yang sudah tersingkap tersenyum haru ketika mendengar setiap detakan yang menggema. Tak jauh dari Kala, Abim yang berdiri disampingnya merasakan debaran jantung dengan perasaan bercampur aduk. Ia terharu, sungguh.
Belum pernah Abim merasakan perasaan sebahagia ini, bahkan ia hampir menitikkan air matanya. Ia melihat arah pandangnya kepada Kala, mereka sama-sama tersenyum dengan tangan yang terus menggenggam erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A N A I A || Hyuckren
RandomKala yang terjebak dalam lubang yang Abim gali, harus berhadapan dengan pilihan. Bertahan atau menyerah. WARNING‼️ Harsh word, mpreg, cheating, violence.