JIWA YANG SEDIH # 18

23 1 0
                                    

Berjalan di rintikan hujan, di tengah kota, yang mulai hening, membisu.

Berjalan di bawah hiasan lampu-lampu jalan, yang indah.

Sedikit memanjang mata'ku..

mengingatkan'ku kisah-kisah yang pernah kita lakukan, yang membuat air mata berjatuhan...
"Tapi lupakanlah semua itu.untuk sekarang itu sudah tidak penting."

Di tengah sunyi-nya malam yang menyelimuti jiwa yang sepi ini.

aku mulai berhalusinasi dengan bayangan'mu, yang datang untuk menemani.

Senyuman yang indah yang kamu miliki, adalah hal yang sangat kusuka, dan melekat dalam perjalanan hati kecilku.

Sekian lama waktu berjalan, memandangi bayangan'mu.
membuat diriku sedih, dan tersadar.
Bahwa kamu, sudah tidak lagi bersama'ku.

Kisah yang sudah tidak bisa di lanjutkan ini adalah kisah yang dari dulu ku harapkan berumur panjang, tapi sayangnya lembaran ceritanya indah bersama'mu belum sempat terukir.
Hanya kata rindu yang terukir dengan Perih.

Sial jiwaku menjerit kesakitan, merindukan hadir'mu.

Aku sudah terlalu bergantung pada'mu ,
jika aku terluka, kamu selalu datang membalut luka itu.
Namun sekarang hal itu sudah menjadi ketidak'mungkinan.

Aku terlalu lemah saat ini...
Untuk menghubungi'mu saja aku tidak mampu"

Columba liviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang