6

4.4K 461 19
                                    

Jena mendorong troli menuju rak makanan instan dan menaruh beberapa makanan instan di troli belanjaannya, setelahnya mengambil sayur-sayuran dan membeli bumbu masakan yang sudah habis.

Matanya melirik daging sapi di sana, mendesah kecewa melihat harga yang tertera. Cepat ia taruh dan mendorong jauh troli belanjaannya, sebelum ia benar-benar mengambil daging sapi itu dan menghabiskan seluruh gajinya hanya untuk beberapa gram daging sapi.

Tahun ini Jena akan berumur 27 tahun dua bulan lagi dan tokoh Mikael berumur 25 tahun, sepertinya ulang tahun 'El' sudah terlewat 2 hari yang lalu. Jena memberhentikan sepedanya di depan sebuah toko kue-

"Aku akan membeli yang kecil."

Melangkah mendekat etalase kaca Jena memilih kue ulang tahun yang paling murah di sana, "em... apa saya bisa meminta kue nya di beri tulisan?"

"Tentu, apa yang ingin anda tulis?"

Jena tersenyum menatap kotak berisi kue ulang tahun di tangannya dan lekas pergi sambil mengayuh sepedanya, tujuannya saat ini adalah rumah panti 'Gardenia' yang sudah rata dengan tanah. Panti itu di gusur dan dijadikan sebuah taman karena letaknya yang strategis tak ada yang menentang pembangunan itu karena anak-anak panti yang tinggal di sana memang kebanyakan sudah di adopsi, dan tinggal beberapa anak termasuk dirinya yang sudah berumur 15 lebih.

"Aku rindu kau El," ucap Jena.

Tangannya terangkat mengelus sebuah batang pohon yang masih kokoh berdiri, di sanalah tempat keduanya kerap menghabiskan waktu.

Menikmati semilir angin yang sejuk Jena mulai membuka kotak berisi kue ulang tahun itu.

Tak pernah sekalipun Jena melewatkan ulang tahun Mikael meskipun lewat dari tanggal kelahirannya ia akan tetap merayakannya. Diam menikmati hingga membuat kenangan lama terulang-

"Ini apa?"

Kala itu Mikael menatap Jena dengan tatapan bertanya-tanya, "kue ulang tahun!"

Jena tertawa senang, "lihat aku membelikan mu kue ulang tahun. Selamat ulang tahun El! Kau sudah besar kakak bangga pada mu El."

Mengusak kepala halus itu dengan sayang, "ayo tiup lilinnya dan katakan permohonan mu."

Mikael menatap Jena dengan tatapan dalam yang memuja, sepasang netra birunya menatap begitu memuja pada gadis cantik di depannya. Sebuah percikan aneh menyala di hati kecilnya yang keras-

'Permintaan ku cuman satu, Jena hanya punya Mikael!'

Lalu lilin itu pun padam bersamaan dengan terucapnya permintaan Mikael kala itu.

Jena tak tau jika permohonan seorang anak kecil berumur 8 tahun akan menjeratnya suatu hari nanti, mengurung dirinya bagai seekor burung yang hanya boleh ditempatkan pada sangkar emas yang dibuat oleh tuannya.

"Tapi Jena, bagaimana kau bisa tau hari ulang tahun ku?"

Jena meletakkan kue itu dan memotong nya, "em... aku tau dari kalung yang kau kenakan." Menunjuk sebuah kalung di leher Mikael.

Ada sebuah bandul bulat dan dapat di buka, di sana terukir namanya dan sebuah tanggal yang merupakan tanggal kelahiran anak itu.

Mikael tersenyum lebar lalu mengambil sebuah potongan kue dan menyuapkan nya pada Jena, "terima kasih Jena aku sayang pada mu."

"Aku lebih menyayangi mu El."

Tes...!

Jena kembali tersadar dari lamunannya, ia menangis perasaan rindu yang takkan pernah terbalas ini begitu terasa sesak. Mengingat alur cerita yang akan Mikael lewati hingga akhirnya menemukan jalan kebahagiaan nya tak akan mudah.

Tumbuh menjadi bagian dari keluarga Romanov dan menjalani kehidupan layaknya seekor singa liar yang selalu bertarung setiap saat demi mendapatkan tempat tertinggi di antara kawanannya membuat Mikael tumbuh menjadi sosok pria yang menakutkan, dalam artian tak dapat dikendalikan dan melakukan apapun yang dia inginkan.

Berlaku semena-mena tak pandang bulu, bersikap congkak dan keras menjadi salah satu kepribadian Mikael yang di deskripsikan paling berbahaya dalam novel. Meskipun dirinya adalah protagonis sifatnya sangat mencerminkan seorang antagonis kejam.

Novel 'Zero O'clock' tak memiliki peran antagonis karena kenyataannya peran antagonis nya adalah Mikael sendiri.

Jena menggeleng pelan menaruh beberapa lilin di atas kue dan menyalakannya, "selamat ulang tahun untuk mu El. Harapan ku semoga tahun ini kau bahagia."

Fyuuuhh!

Bersamaan dengan api di lilin itu mati seseorang mendekat dari arah depan Jena.

Jena mematung saat melihat sepasang sepatu mengkilap mulai mendekat ke arahnya, ia masih tak berani menegakkan kepalanya hingga perlahan ia berdiri dengan kue yang masih berada di tangannya.

Matanya menyipit silau sinar matahari sedikit mengganggu penglihatannya. Siapa itu?

Bagai sebuah slow motion perlahan Jena dapat dengan pasti melihat wajah orang itu, matanya terbelalak saat melihat sebuah kalung yang tak asing melingkar di leher pria itu.

Jena melangkah mundur berusaha mempertahankan akal sehatnya dengan berusaha mati-matian menghilangkan pemikiran bahwa pria yang kini berdiri menjulang tinggi di depannya bukan Mikael. Sayangnya Jena salah, pria itu benar-benar Mikael.

"E-el?!"

Tbc.

Unhealing WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang