20 tahun hidup di desa terpencil, tidak ada internet, tidak ada android hanya ada ponsel jadul yang hanya mampu menelpon dan berkirim pesan sms. Itu Pun mereka harus menaiki sebuah bukit yang ada di belakang desa mereka, hanya untuk mendapatkan sinyal. Tapi desa tersebut masih sangat asri karena tidak tersentuh kerusakan zaman.
Bella, sudah tinggal di sana sepanjang hidupnya. 20 tahun. Tapi pada akhirnya dia meninggalkan desa itu. Bukan karena tidak menyukai desa itu, tapi karena dia ingin memiliki pekerjaan selain menjadi petani.
Tapi hidup di kota tidak semudah yang dia lihat di tv balai desa. Ya, satu satunya tv yang ada di desa itu, dan Bella sering mendengar cerita orang desa yang merantau ke kota lalu menjadi sukses. Bella ingin meniru itu.
Tapi sayangnya tak segampang itu. tapi dengan sedikit usaha dan bantuan dari orang yang berasal dari desa yang sama, Bella mendapatkan pekerjaan. Yaitu, sebagai asisten rumah tangga.
Hanya itu pekerjaan yang bisa Bella lakukan dengan ijazah dasarnya. Tapi Bella tetap bersyukur, karena dia mendapatkan pekerjaan yang sudah merangkap tempat tinggal, makan dan gaji pokok bulanan yang tidak pernah dia bayangkan saat menjadi petani.
Kehidupan Bella berjalan dengan baik sebagai asisten rumah tangga. Pekerjaanya tidak berat, hanya bersih bersih dan memasak. Itu pun tak ada apa apanya jika dibandingkan di kampung dimana dia harus mencuci pakaian 8 orang menggunakan tangan dan memasak untuk 8 orang pula setiap harinya.bukankah pekerjaannya saat ini lebih ringan?
Majikan Bella tidak memiliki anak. Mereka sepasang suami istri yang sangat sibuk. Mereka bertemu di pagi hari saat sarapan, berangkat bekerja dengan mobil masing masing, dan pulang di waktu yang tidak pasti. Kadang sore, kadang malam, kadang kadang tidak pulang sama sekali.
Semuanya berjalan begitu saja, tanpa terasa kini Bella sudah 21 tahun. Ya, sudah lebih dari satu tahun dia bekerja di rumah itu dan tidak ada keluhan dari majikannya.
Seharusnya semua terus berlanjut seperti itu. Tapi itu semua mulai berubah.
Semuanya dimulai ketika Bella terbangun di tengah malam. Dia merasa haus tapi ternyata gelasnya kosong. Bella memutuskan untuk ke dapur mengisi gelasnya.
Saat sedang menikmati minuman dingin, Bella mendengar suara samar samar. karena penasaran, akhirnya Bella memutuskan untuk mencari sumber suara.
“Ada yang nonton tv?” Bella bergumam.
Langkah Bella terhenti saat dia tiba di ruang tengah. Suasana gelap, satu satunya cahaya hanya dari tv. Dan bisa Bella lihat, ada majikannya di sana, duduk di sofa sambil menonton.
“Apakah itu film hantu?” gumam Bella penasaran, karena dia mendengar suara teriakan dan erangan dari tv.
Bella yang penasaran pun mendekat, kemudian dia berhenti di tepi sofa sambil terus menatap tv yang menampilkan seorang wanita dan seorang pria yang telanjang.
“Apa yang mereka lakukan?” tanya Bella dengan suara yang normal.
“BELLA?”
“Ya? kenapa anda berteriak?” tanya Bella dengan polosnya.
Pria yang merupakan majikannya itu tampak shock dengan keberadaan Bella yang muncul tiba tiba. Tapi lebih mengejutkannya lagi Bella bertanya dengan santai.
“Be-bella, kenapa disini?” tanya pria itu, dia bernama David, seorang pengusaha yang berusia 39 tahun. Masih tergolong muda dan belum punya anak.
“Aku mendengar suara tv, kukira ada yang nonton film horor karena ada suara teriakan. Memangnya film horor apa yang telanjang seperti itu?” tanya Bella pula setelah menjawab David.
David diam untuk beberapa saat, kemudian dia menoleh kembali kepada Bella yang masih berdiri bersama gelas di tangan kirinya. David memberi isyarat duduk kepada Bella dan gdis itu menuruti.
“Kau tidak tahu itu film apa?” tanya David kepada Bella yang kini duduk di sebelahnya.
Dengan polosnya Bella menggeleng. “Di kampung ku hanya ada 1 tv. Lebih sering menayangkan film horor, India, dan sepak bola.” Jawab Bella.
David menelan ludahnya. Sebenarnya dia sudah memperhatikan pembantunya ini sejak lama. Dia punya tubuh yang sintal dan montok. Setelah dia perhatikan dari dekat seperti sekarang, ternyata itu lebih besar dari yang dia bayangkan.
“Kalau begitu bagaimana jika kita nonton bersama?”
“Boleh?”
“Tentu.”
“Baiklah.”
Akhirnya Bella memutuskan untuk menonton bersama majikannya. Satu film, dua film, tak terasa sudah satu jam berlalu dan mereka masih senantiasa menonton.
Bella bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari tv barang sejenak, dia bahkan tidak menyadari bahwa di sebelahnya, sang majikan sedang mengocok penisnya sendiri.
“Filmnya habis lagi.” kata Bella menoleh kepada sang majikan, dia bermaksud untuk minta ganti ke film selanjutnya.
“Bisakah kau membantuku Bella?”
***
Penasaran? Silahkan klik profil ku, trus lihat di dasbor ada link akun karya karsa ku. Klik, dan kalian akan langsung bertemu dengan Bella dan David.Bonus pict
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT
RastgeleDisclimer: cerita ini memuat konten dewasa yang berisi adegan seks dan lain sebagainya. setiap cerita hanya fiktif belaka yang mana tidak ada sangkut pautnya dengan pihak manapun ataupun instansi manapun. ini hanya cerita hayalan A-Moral. *** ini...