|14| Nestapa Oleh Mawar Biru

504 182 31
                                    

※※※༺༒♡༒༻※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※༺༒♡༒༻※※※

Enam Jam berlalu, Chika terbangun dari tidurnya di atas ranjang empuk rumah sakit. tidak ada siapapun di ruangan ini selain dirinya sendiri, dan juga beberapa parsel buah, makanan serta Bucket-bucket bunga di atas sofa.

Chika meraih segelas air putih dan meminum nya—Sampai sudut matanya melihat kehadiran 2 pria. Ayah nya dan Dokter Keenan.

Petra tersenyum tipis menghampiri, hingga berdiri di samping Ranjang Chika. tak sampai satu detik, raut wajah Petra tampak Panik dan keheranan.

"Dok, ini kenapa kepala anak saya di perban?" Petra memperhatikan Penuh kecemasan lilitan perban itu dengan jarak sangat dekat.

"Chika sempat pingsan di toilet gedung opera. kemungkinan kepalanya terbentur Wastafel saat tubuh nya terjatuh pingsan" Penjelasan Keenan sangatlah tenang.

"Dokter, tadi ada gak yang jenguk Chika?" Chika mengeluarkan suara tanya nya.

"Ada kok. tadi temen-temen arisan mami kamu dateng, terus pulang gak lama ini. mami kamu juga izin keluar buat nganter mereka. kamu gak tau karena kamu tadi tidur nya lama" Di ujung kalimatnya, Keenan terkekeh.

"Jadi gak ada yang dateng selain mereka. atau malem tadi deh, cewek gitu pake Topi Beret?" Chika masih mencari tau.

Keenan terlihat berpikir keras, "Kayak nya enggak ya, Chika. malem tadi cuman temen latihan piano kamu, Bu yasmine, sama Shani. lagian udah terlalu malem juga, jam jenguk udah abis"

Air muka Chika berubah lesu kembali.

"Memang nya kamu lagi nungguin siapa, Christal?" Petra penasaran.

"Temen Les Piano aku yang namanya Ara" Jawab Chika, warna suara nya lelah.

"Nanti papi suruh dia dateng, asal kamu mau makan ini!" Pertra memperlihatkan Kue jahe bersama ekspresi Gembira. berharap Polahnya ini juga menular pada Chika.

Namun, Petra harus menerima penolakan karena sekarang putrinya itu memperlihatkan wajah setengah jijik pada kotak kue jahe itu.

"Papi, aku bukan nenek-nenek yang jadiin Ginger Cake sebagai cemilan Favorit nya!" Jengah Chika.

Tubuh Chika menyender pada bantal, membuang muka dari perhatian Petra.

"Okei-okei...." Petra memilih untuk mengalah, menyingkirkan Kotak itu disisi lain nya.

"Mana sini nomor telfon temen kamu itu. biar papa hubungin dia. siapa itu tadi namanya...." Petra mendesis di antara gigi-giginya tanda jika sedang mencoba mengingat.

"Ara! oh iya, Kue jahe nya buat dokter keenan aja"

Keenan berhenti dari langkahnya yang akan menuju pintu keluar. melihat kini Chika mengangkat kota kue itu, mengarahkannya pada dirinya.

Piano; You, and Gone |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang