※※※༺༒♡༒༻※※※
Shani menepikan mobil yang sedang ia kemudikan di pinggir Jalan Raya. Chika yang tengah memilih judul film melalui tablet langsung menghentikan kegiatannya, memutar kepalanya bingung.
"Apa?" Chika bertanya, alisnya terangkat sebelah karena mendapati Shani sedang menatap nya penuh keinginan. Seolah meminta nya melakukan sesuatu.
Tangan Shani terulur, mengambil Tablet yang chika genggam, "Yang tadi, maksud nya apa?"
Pupil mata Chika memutar jengah, "Ara abis ganti varian penyegar mulut baru. Dia mau ngasih tau aku aroma nya"
Shani masih melempar tatapan serius pada Chika yang sekarang membuang muka dari nya.
"Terus kenapa kamu nutup bibir kamu pake tangan? Ara juga biarin bibir nya berhenti dan nyentuh punggung tangan kamu"
Sorotan tajam Chika membidik bola mata shani, "Ci Shani lupa, penglihatan Ara kan bermasalah. Jadi ya dia gak tau harus berhenti dimana. Untung aku Cepet-cepet nutup mulut pake tangan, kalo enggak kan-"
Chika berpikir sebentar tentang kalimat apa yang harus ia bilang untuk melanjutkan ucapan nya agar tidak terdengar aneh atau merubah suasana menjadi tidak nyaman.
"Yaa, Ci Shani tau lah sendiri gimana" Sambung Chika bernada malas.
Menyambar kembali Tablet yang Ada ditangan Shani secara paksa. Chika menggulir layar tablet itu lagi tanpa peduli apapun.
Mereka berteman sudah sedekat itu?
Shani berujar dari dalam hati.꧁༺-🎹✾🎹-༻꧂
Jemari lentik Shani bermain di atas tombol Piano. Mengalunkan Melodi yang akan menjadi nada baru untuk dipelajari oleh Chika, Anak didiknya.
Pergerakan Jari Shani berhenti kala Ponselnya berbunyi. Shani menunda dirinya yang sedang mempraktekan bagaimana nada itu harus dimainkan melalui piano didepan Chika.
"Bentar ya" Bisik Shani. Membawa tubuh nya bersama Ponsel keluar ruang latihan.
Gracio meletakan Sekaleng Minuman Rasa buah di atas Body Piano.
"Sekarang kamu harus berlatih sendiri lagi. Saya pergi. jam 6 saya kembali menjemput kamu" Gracio mengambil Tas Jinjing miliknya sebelum pergi.
Membuka pintu, Gracio berhenti sejenak untuk menatap Punggung Ara yang membelakangi nya, "Kalau bosen, kamu bisa minum jus kaleng yang ada didepan kamu", Lalu mengayunkan Kaki panjang nya lagi.
30 menit terus memainkan Piano dengan nada yang sama berulang kali. Ara jadi penasaran tentang minuman kaleng yang Gracio bilang.
Tangan Ara memanjang ke depan. Meraba permukaan dingin piano, hingga ujung jemari nya menyentuh sebuah benda Licin berembun Berlapis alumunium.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piano; You, and Gone |✓|
Random-𝑺𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒖𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒓𝒐𝒎𝒂 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒋𝒂𝒉 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒓𝒂𝒅𝒂𝒓𝒌𝒖, 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒏𝒆𝒕𝒓𝒂𝒌𝒖 𝒅𝒊𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊. 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒆𝒏𝒕𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒏...