Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
»»---->✧༺༒♡༒༻✧<----««
Kelebihan alam yang kerap dikaitkan dengan kesejukan. Memiliki energi tersembunyi dan tak kasat mata, terkadang terpaan nya juga mampu menekan kalutan amarah yang sedang menguasai siapapun. Mungkin ini kalimat yang cukup untuk mengukirkan apa itu Angin.
Tiupan angin memainkan nadanya sendiri, menyalurkan perasaan nyaman dan damai.
Helai demi helaian surai Brown-Blonde milik gadis berparas cantik berterbangan, tersapu hembusan angin yang menguntai masuk melalui jendela mobil.
"Kenapa gak ditutup jendelanya? Angin nya nanti bikin kamu sakit..."
Sorot matanya melirik suasana luar jendela yang dilewati pergerakan mobil.
"Aku suka angin"
Dari sini, si gadis bisa melihat bangunan gedung yang menjadi tujuan nya. Sebentar lagi mereka akan sampai.
Didepan Bangunan rumah cukup besar bergaya klasik dengan pagar yang mengelilingi nya, Mobil Black Doff yang ia tumpangi kini menghentikan lanjuan, Parkir di area luar rumah.
Seseorang yang bertugas menyetir itu keluar dari mobil, kemudian berjalan menuju pintu penumpang.
"Kita udah sampai, kali ini gak telat" Katanya Seraya membukakan pintu mobil untuk si gadis.
Mereka berdua berjalan bersama memasuki rumah itu. Berhasil melewati pintu utama, sahutan alunan Nada yang tercipta dari tuts-tuts piano selalu menyambut mereka.
"Chika, udah dateng? Kirain bakal telat lagi karena antri dikasir buat bayar ice cream" Suara serak bercampur merdu menyapa.
Gadis berambut panjang itu mengukir senyum semanis permen karetnya untuk membalas sapaan wanita bekulit agak coklat yang berdiri disamping piano cukup besar.
"Hari ini mendung, jadi gak dibolehin sama Ci Shani" Chika meletakan Tas yang dibawanya ke sofa yang ada di sana.
Chika kemudian berjalan, dan duduk didepan piano yang biasa ia gunakan untuk berlatih disini.
Disisi lain, wanita yang menguncir kuda rambutnya dan bersetelan rapi dengan Blazer hitam membalut kemeja putih yang dipakainya, ikut berdiri di samping Chika.
"Saya tinggal ya, biar kalian bisa fokus latihan"
"Iya, Ses Sisca" Chika agak menundukan kepalanya sebagai respon.
Jamari Chika terangkat membuka penutup Tuts dan menyentuh batangan panjang berwarna putih di Piano itu.
Didepan nya ada kertas putih yang sekarang sedang dibuka oleh Shani-Guru Les Pianonya di Akademi ini, sekaligus berperan menjadi Page turner nya atau asisten pembalik kertas Partitur.