|06| Rahasia Kita

649 183 33
                                    

»»---->✧༺༒♡༒༻✧<----««

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»---->✧༺༒♡༒༻✧<----««

Sepulang dari Les Pianonya 1 jam lalu, Chika masih betah menyendiri di balkon rumah ditemani oleh langit gelap dengan Gumpalan Awan berwarna Abu-abu. Memperhatikan Bagaimana Daun-daun pohon bergoyang oleh Angin.

Mengenai sang Mami yang tak bosan mengatakan hal sama terus menerus seperti, "Gak boleh lupa buat minum obat tepat waktu, jangan kelewat. Inget, ya!".

Omelan sama yang membuat Chika kesal, ternyata memang bentuk sebenarnya dari perhatian Ibu untuk anaknya. Mengingat, Seberapa besar pengaruh butiran Obat yang menemani Chika selama 8 tahun ini. Obat-obat itu akan menghilangkan Khasiatnya tepat pada waktunya. Pantas, meski terlewat beberapa menit saja—1 menit misal, Rasa sakit yang begitu Chika benci langsung datang dengan tidak sabar.

Kadang-kadang, Chika telat mengkonsumsi Kapsul-kapsul itu karena terlalu larut dengan beberapa momen yang ia lalui selama menjalani hari.

Suara mesin mobil menggerakkan Bola mata Chika untuk melirik kebawah Sana. Sebuah Mobil datang dan berhenti di halaman depan rumah nya.

Chika menghela nafasnya. Sang Papa sudah pulang dari kerja. Tanpa peduli, Chika memutuskan untuk tetap di sini.

"Aku juga pengen kerja, hasilin uang buat diri aku sendiri. Keluarga aku malah ngirim aku buat jadi pianis. yang ternyata bermain piano gak kalah menyenangkan juga" Monolog Chika pada Udara hampa.

Tiba-tiba Chika memukul kepalanya sendiri, "Duhh Chika, kenapa aku beneran ngelakuin itu tadi! Aku berasa jadi cewek cabul. Tapi kan aku ngelakuin itu buat ngasih tau hal baru ke Ara"

Chika Menggeleng, terus merutuki diri. Merasa Bingung, apa perbuatan nya itu termasuk dalam katagori yang bisa dimaklumi atau memang salah.

"Non Chika, Nyonya nyuruh non minum air jahe" Mbok datang dari belakang Chika.

"Makasih Mbok" Chika mengambil segelas Air jahe itu.

Sebelum meneguknya, Chika melontarkan satu pertanyaan, "Papi udah pulang ya, Mbok? Dia gak nyariin aku kan?"

"Tuan tadi langsung masuk ruang kerja nya, Non" Si mbok memperhatikan pakaian yang Chika kenakan.

"Non Chika gak kedinginan pake baju Kensi begitu, bentar lagi mau hujan loh, Non" Bergerak untuk mengambil Helaian kemeja Denim dan Long Coat yang terhambur begitu saja di lantai balkon.

"Eh, Mbok gak usah! Nanti biar Chika bawa sekalian aja"

Si Mbok tidak mengindahkan, dan tetap merapikan pakaian itu untuk ia bawa kedalam.

Chika tersenyum, sampai Mbok kembali lagi berdiri di dekatnya.

"Mbok masuk ya. Non Chika jangan lama-lama diluar" Pamit Si mbok pada gadis yang sekarang memakai Tank Top dark grey dipadukan dengan celana jeans kulot.

Piano; You, and Gone |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang