|03| Pelukan Bersama Hujan

750 186 31
                                    

»»---->✧༺༒♡༒༻✧<----««

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»---->✧༺༒♡༒༻✧<----««

Ara berdiri sendiri di ambang pintu masuk tempat Les Piano. Ia berdiam diri dengan tujuan menunggu kedatangan seseorang.

"Aduuh, si pemilik gummy smile dateng jugaa" Sisca bersuara ketika Chika keluar dari mobil.

"Bisa aja nih Ses Sisca, si pemilik suara semerdu Celine Dion" Di akhir ucapannya Chika tertawa.

Ara tersenyum senang, seseorang yang ia tunggu datang juga. dapat ia dengar langkah kaki Chika semakin mendekat ke arah nya

Sudah beberapa hari ini, Chika menemukan Ara yang selalu berdiri di depan pintu seakan sengaja untuk menunggu kedatangan dirinya.

"Hai, Ara...." Chika merentangkan sedikit tangannya. Tersenyum tipis saat kini Ara datang dan langsung menghambur kedalam pelukan nya. Kebiasaan baru yang selalu mereka lakukan setiap bertemu.

Ara betah membenamkan wajah di dekapan Chika, sampai suara deheman yang ia kenal membuatnya terpaksa menyudahi pelukan yang entah kenapa menjadi hal yang ia sukai akhir-akhir ini.

"Ara, masuk. Waktu latihan kamu sudah tertunda 5 menit!" Gracio menggaruk ujung hidung nya, pandangan kakunya melirik sekilas ke arah Shani yang tersenyum ramah ke arah nya.

"Mister Gracio, bisa bicara sebentar? satu jam aja"

Gracio langsung menoleh ke arah pintu ruangan tempat dia melatih Ara. Di sana ia bisa melihat kehadiran Sisca, di belakang ada Shani yang juga berdiri.

꧁༺-🎹✾🎹-༻꧂

Sisca, Shani dan Gracio pergi keruangan Lain tempat les ini. Meninggalkan murid Didikan mereka sementara.

"Susah banget deret ini" Gerutu Chika, berusaha memencet Tuts tanpa melihat naskah di salah satu bait.

Ujung mata Chika bisa melihat Ara yang meraba-raba dinding kaca mencari pintu keluar. Naas, Ara tersandung salah satu pembatas kayu di bawah pintu. Wajah ara menabrak daun pintu.

Chika berlari untuk membantu Ara berdiri. Membawa tubuh Ara kembali duduk di depan piano.

Ara memijit pipinya yang nyeri, ia marah karena selalu ceroboh.

"Mau kemana sih sampe jatoh gitu" Ujung jari Chika mengusap Pipi Ara yang sedikit memerah.

"Sakit?" Tanya Chika khawatir, Ara hanya mengangguk dengan senyuman kecil.

Ara memejam sebentar menikmati bagaimana Hangat nya Ujung jari Chika mengelus pipinya yang terasa perih.

"1 jam ya?" Chika berpikir sendiri.

Ara membuka kelopak matanya, "Apanya yang sejam, Chik?"

Tanpa sepengetahuan Ara, Chika pergi keruangannya dan kembali dengan membawa Tablet yang ia letakan di senderan Piano.

Piano; You, and Gone |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang