10. Blood

613 77 13
                                    

Hello











"Ayah bilang Erza boleh masuk akademi kalau punya sihir!!!, kenapa sekarang malah gak boleh!!!!" Suara bocah laki laki berumur 11 tahun itu menggema di ruangan kerja sang ayah

"Tidak, kau akan disini" Singkat Nestron

"Gak adil!!! HUAAAAA MAU MASUK AKADEMI!!!" Erza seperti orang kesetanan di karpet berbulu, sedangkan orang lain yang sedari tadi menonton itu hanya sibuk meminum teh nya tak lain adalah Zain

Erza mulai berjalan ke arah Zain duduk, mata nya seperti berbinar untuk meminta pertolongan pada sang kakak
Erza bergelayut di legan Zain dan sesekali menduselkan kepala nya

"Kak-"

"Tidak"

Belum selesai Erza berbicara, sudah dapat penolakan dari Zain, entahlah hatinya hancur saat Zain begitu ketus

"Erza, kau itu sangat hobi ikut campur masalah orang lain, tidak ada jaminan saat di akedemi kau akan duduk manis" Nestron bangun dari duduk nya dan menghampiri Erza

Erza berdiri dengan tatapan kesal nya melihat Nestron dan Zain secara bergantian

"Gak adil!"

Brak....

Erza keluar dan membanting pintu, bahkan beberapa maid terkejut dengan hal itu, Erza adalah orang yang pertama kali berani membanting pintu ruang kerja seorang Grand duke

ʕ´•ᴥ•'ʔ

Di sebuah kamar yang cukup besar terlihat seseorang pemuda berambut Abu abu dengan netral hitam pekat berdiri di depan cermin sorot matanga tampak sangat tajam

"Sialan!!, kukira bocah itu tidak akan menjadi hambatan!!" Pemuda itu mengacak acak rambut nya setelah itu ia melihat kembali ke cermin

"Kenapa dia tidak mati saja!"

Tok..tok..tok...

Ucapannya terhenti saat pintu kamar asramanya di ketuk oleh seseorang, dengan cepat dia memperbaiki penampilannya dan mengubah raut wajahnya menjadi lembut

Criet....

Terlihat sesekali yang mengetuk tampak sama tinggi dengannya

"Kau tidak lupa kan kita ada kelas sejarah?" Tanya pemuda itu

Si rambut abu abu tersenyum lembut "Tentu, ayo kita pergi"

Ah.. Bermuka dua mungkin?

ʕ´•ᴥ•'ʔ

Disinilah Erza setelah makan malam ia bahkan tidak mau berbicara dengan ayah dan kakaknya ia hanya mengurung diri dikamar

Dua jam berlalu setelah makan malam hanya kesunyian dikamar Erza hal itu membuat Nestron sedikit cemas

Tok...tok...tok...

"Buka pintunya Erza ini ayah" Nestron berdiri didepan pintu sembari menunggu si bungsu membukakan pintu untuk nya, namun tak ada balasan dari dalam

Tok...tok...tok...

"Erza?, jika masih tidak menjawab ayah akan masuk" Beberapa detik menunggu karena tidak ada jawaban Nestron pun akhirnya membuka pintu

I'm eleven?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang