Masih author pov
"ayah betul betul kecewa milly" ujar sang ayah kepada anaknya yang saat ini menunduk
"percaya milly ayah, bukan milly yang melakukan" ucap milly
"lalu mengapa kau membawa bawa ember?" pertanyaan sang ayah membuatnya bingung harus bereaksi seperti apa
Setelah jay mengantar jungwon ke kamar ia menunggu hingga ayah milly pulang. Jay pun menyerahkan rekaman cctv dan menceritakan kejadian yang terjadi pada jungwon.
Disinilah milly dan ayahnya sedang berbicara berdua tanpa ibunya dan jungwon.
"ember itu dari orang yang memberikan ku, katanya dia menitip untuk menaruh nya di dekat taman karena akan digunakan oleh petugas kebersihan" ucap milly
"aku berkata jujur ayah" lirih milly
"ayah benar benar pusing, belum ada satu minggu jungwon disini dan kau sudah bertindak sejauh ini" ucap ayahnya
"apa maksut ayah,, apakah ayah tidak percaya kepada milly" ucap milly lirih
"lebih baik kau minta maaf pada jungwon, maka ayah juga akan memaafkan mu" ucap ayahnya
"hah?! Aku tidak bersalahh,, ayah paham tidak sih?! Aku tidak bersalah, bukan aku pelakunya" milly meninggikan suaranya
"Milly!! Kau benar benar anak kurang ajar! Apa ini ajaran ayah untuk mu?! Kau benar benar keterlaluan. Sudah cukup milly, kau benar benar akan dihukum lebih berat dari sebelumnya. Jangan keluar kamar hingga kau minta maaf, renungkan kesalahan mu itu!" sang ayah membentak dengan emosi yang meluap luap
Milly menangis, ia berlari keluar dan masuk ke dalam kamarnya. Menangis kencang yang bahkan bisa kembali didengar oleh jungwon.
'karna memang pada awalnya, akulah tokoh utama disini milly. Selamat bersenang senang' batin jungwon seraya menatap depannya dengan pandangan lurus
Pikirannya melayang dan memikirkan segala hal yang akan ia lakukan kedepannya. Membuat pria itu muncul sangalah susah dan itu membuat jungwon semakin berambisi untuk menghancurkan milly.
"jangan salahkan aku jika adik mu menyerah sebelum kau datang" lirih jungwon dengan kecil
Jungwon mulai terusik karena pada jam 12 malam milly masih menangis dengan kencang. Dengan sedikit paksaan dia bangkit dan menuju kamar milly, mengedornya dengan keras lalu masuk tanpa permisi.
"kenapa kau menangis, kau atau ini sudah jam 12 malam, aku tidak bisa tidur" omel jungwon dengan suara yang kecil
"m-maaff jungwon, aku m,,enggangu mu" ucap milly, ia berusaha menahan tangisannya
"ceritakan pada ku" ucap jungwon lembut lalu duduk disebelah nya
"kau percaya pada ku kan? Aku benar benar tidak melakukannya" ucap milly
"awalnya aku tentu tidak percaya akan rumor yang beredar, tapi setelah aku melihat bukti itu, aku sedikit kecewa. Namun aku tau pasti kenapa kau melakukan itu, jadi tidak apa milly" jawab jungwon membuang wajahnya
"aku berani bersumpah atas nama ku, itu bukan aku yang melakukan" ucap milly, kali ini dia mulai kemakan emosinya
"sudah, aku tidak ingin membahas ini. Jadi, kenapa kau menangis?" ucap jungwon
"ayah membentak ku, memberikan ku hukuman dan tidak percaya kepada ku" ucap milly, ia kembali menangis kecil
Jungwon sedikit kaget,
"apakah ayah tau?" tanya jungwonMilly mengangguk disela tangisannya
'siapa yang mengadu?' batin jungwon
"kak jay yang memberitahu ayah, ayah sangat marah dan aku juga kehilangan kendali ku lalu meninggikan suara ku" ucap milly, kali ini dia kembali menangis kencang
Jungwon meringis kecil melihat milly yang menangis seperti itu.
"milly suka kak jay?" pertanyaan dadakan jungwon membuat milly sedikit terpaku kecil
Namun milly memilih diam dan bertanya balik kepada jungwon.
"jungwon sendiri?" tanya milly
"tidak yakin, kak jay baik" ucap jungwon kecil
"jangan kak jay please" lirih milly yang masih dapat didengar oleh jungwon
"sudah, lebih baik kau tidur dan beristirahat, aku akan berbicara kepada ayah nanti" ucap jungwon, ia menarik milly dengan terpaksa dan memeluknya
Milly membalas pelukan jungwon dan berusaha menghentikan tangisnya.
'kakak, aku rindu kakak, tapi tak apa. jungwon sangat baik kepada ku' batin milly
'gimana pun aku masih membutuhkan informasi dari mu milly. Jangan menyerah secepat ini, ini baru permulaan' batin jungwon
Saat milly sudah selesai dengan tangisannya, ia melepaskan pelukan jungwon.
"terima kasih sudah menemaniku dan memberikan ku pelukan jungwon" ucap milly
Jungwon tersenyum manis dan mengangguk kecil
"aku kembali ke kamar ku" ucap jungwon lalu beranjak dan kembali ke kamarnya
/esok pagi/
Kak jay
Jungwon
apakah sibuk?Tidak kak
aku sedang sarapanMau pergi ke pantai?
Maauu
Kakak otw sebentar lagi
"ayah, kak jay bilang ia akan menjemput ku, mau pergi ke pantai" ucap jungwon
"baiklah, hati hati" ucap sang ayah lembut
"milly tidak ikut? Kan milly sangat suka pantai" tanya ibu nya
Sebelum milly menjawab, sang ayah sudah menjawab dengan nada yang terdengar datar.
"dia masih dihukum" ucap sang ayah
Jungwon melirik ke ibunya, ia memberikan ibunya tatapan yang sulit ibunya artikan.
'nampaknya itu anak favoritnya sekarang' batin jungwon lalu dengan cepat menghabiskan makanannya
"aku akan bersiap, kak jay sudah dalam perjalanan" ucap jungwon lalu beranjak
Ia sempat melirik kearah milly yang sibuk mengaduk ngaduk makanannya. Tersenyum kecil lalu pergi ke kamarnya untuk bersiap siap.
////
"tumben kakak mengajak ku ke pantai?" tanya jungwon saat keduanya berada dimobil jay
"ini rutinitas kakak, kakak biasanya melakukan pekerjaan disana, menjadi seorang model. Biasanya kakak ditemani milly" ucap jay mengecilkan suara pada akhir kalimat
Jungwon terdiam,
"apakah kakak menyukai milly?" tanya jungwon tiba tiba"tidak, kakak mengangapnya seperti adek kakak sendiri, namun kakak sekarang cukup kecewa padanya" ucap jay, jungwon mengangguk ngangguk kecil
"aku rasa milly begini karena aku dekat dengan kakak" ucap jungwon tiba tiba
"kenapa jungwon bisa berpikir seperti itu?" tanya jay
"kemarin milly bertanya apakah aku suka kakak,," jungwon terdiam, dia tidak melanjutkan perkataannya
"lalu? Kau suka kakak?" tanya jay, jungwon bisa melirik bahwa jay saat ini sedang tersenyum manis
"a-aku suka, kakak baik" jawab jungwon yang terdengar ambigu, jay tersenyum semakin lebar
"tapi milly kemarin bilang, jangan suka kakak. Aku rasa aku harus sedikit menjaga jarak dengan kakak" ucap jungwon, itu benar benar melenyapkan senyuman pada jay
'kena kau' batin jungwon
Author pov end
YOU ARE READING
Antagonis (JayWon)
Novela JuvenilSeorang anak yang selalu mendapatkan ketidak adilan dalam hidupnya mulai merasa nyaman dengan kehidupannya sekarang. Namun, secara perlahan ia berniat untuk terus mempertahankan kebahagian untuk dirinya sendiri dengan menjatuhkan semua orang yang me...