Part 11

35 5 0
                                        


Masih author pov 

"permisi" ucap seseorang yang baru saja datang

"perkenalkan jungwon, ini adalah ayah milly" ucap sang ibu kepada jungwon

"salam kenal paman" ucap jungwon

"kau sudah baikan? Apakah ada yang sakit?" tanya nya lembut

"jungwon sudah baikan, tidak ada yang sakit karena ayah dan ibu ada disisi jungwon" ucap jungwon, ia benar benar memancing milly yang sedari tadi memasang wajah murungnya

"syukurlah kalau begitu, ini ayah bawakan makanan untuk mu" ucap nya dan membuat jungwon menyerit kecil

"paman bukan ayah ku" ucap jungwon, siapa pun tau jika jungwon terdengar tidak suka saat ini

"ahh maaf jungwon, paman sudah terbiasa berbicara seperti itu kepada teman teman milly" jawab nya, sedangkan jungwon hanya diam dan beralih memandang milly

Milly bisa menyadari bahwa pandangan jungwon kali ini adalah pandangan kebencian. Milly sendiri hanya mentaap jungwon dengan pandangan yang sulit diartikan.

"kenapa paman dan ibu terlihat sangat akrab, jungwon tidak suka" ucap jungwon saat melihat kepala sang ibu dielus lembut

"jungwon" tegur ayahnya

"seharusnya ayah marah" ucap jungwon lagi

"maafkan paman karena bersikap lancang" ucap ayah milly dengan ragu ragu

Milly yang mendengar permintaan maaf ayahnya mengepalkan tangannya. Ia bangkit dari duduknya lalu menghampiri jungwon.

"ayah ku tidak bersalah" pekik milly tiba tiba

Jungwon memasang wajah tidak sukanya,

"milly" tegur ayahnya

"biarkan, biarkan dia tau jika orang tuanya sudah bercerai. Biarkan dia tau jika ibunya dan ayah sudah bersama" milly meninggikan ucapannya

"dia tidak boleh semena mena karena melupakan itu, bagaimana pun sekarang ibunya adalah ibu ku juga" ucap milly, wajahnya memperlihatkan raut marah kepada jungwon

"milly!!" bentak ayahnya dengan keras

'akhirnya kau bersuara juga' batin jungwon

"apa maksut mu" lirih jungwon kecil

"apakah setelah merebut kak jay, kau hendak merebut ibu mu kembali. Ku katakan kepada mu, kedua orang tua mu berpisah, ibu mu dan ayah ku sudah menikah dan aku adalah adik tirimu! Jangan semena mena, keluarga mu tidak lagi sama seperti dulu" tegas milly

'apa yang milik ku, harus tetap menjadi milik ku milly' batin jungwon seraya menatap milly dengan pandangan benci

Plakk,,,

Suara tamparan itu mengejutkan semua orang yang berada disana, termasuk jungwon yang saat ini masih memasang wajah datarnya.

"kau keterlaluan milly" ujar ayah milly setelah menampar milly

"a-ayahh,," lirih milly tidak percaya lalu berlari keluar dari ruangan jungwon

Ayah milly pun murka, ia ikut menyusul sang putri yang keluar dari ruangan itu.

Sedangkan jungwon menangis, air mata yang ia tahan benar benar keluar sekarang. Entah mengapa mendapati bahwa ucapan milly adalah fakta cukup membuatnya sedikit terpukul.

Sang ayah yang berada disebelahnya langsung memeluk jungwon lembut. Jungwon membalas pelukan itu dan menangis lalu terisak kencang.

"apakah yang ia katakan benar? Apakah kalian sejahat itu kepada ku? Apakah setelah kepergian kakak,, kalian meninggalkan ku juga? Apakah aku harus menderita didalam kesendirian?" berbagai pertanyaan keluar dari mulut jungwon sembari menangis kencang dipelukan sang ayah

"tenang jungwonn, kau jangan terlalu banyak berpikir" ucap sang ayah terdengar cemas

"kenapa Tuhan tidak mengambil nyawa ku juga seperti kakak. Jika pada akhirnya aku akan sendirian, aku lebih baik menyusul kakak" lirih jungwonn dengan susah payah

"nakk, tenangkan dirimu" ucap sang ibu, bahkan ia ikut menangis saat ini lalu mengelus kepala jungwon lembut

"jungwon jangan tinggalkan ayah" sang ayah menangis

"a-ayah apakah benar kalian berpisah?" ditengah isak tangisnya ia bertanya

"maafkan kami jungwon" kali ini ibunya yang menjawab

Jungwon melepaskan pelukan ayahnya, lalu menghapus air matanya dengan kasar

"tinggalkan jungwon sendiri" ucap jungwon

"nak,," ucapan sang ibu dipotong

"ku mohon tinggalkan aku sendiri, kepala ku pusing" ucap jungwon

"ayah panggilkan dokter" ucap sang ayah

"keluar, semuanya keluar!!" bentak jungwon lalu membuang arah pandangnya

Semua orang disana mengangguk agar kedua orang tua jungwon ikut keluar saat dokter datang. Sunno dan jay juga ikut keluar dengan sunoo memeluk jungwon sebentar.

Jungwon tak bergeming, air matanya menetes kembali saat merasakan pelukan sunoo.

"ada aku yang akan selalu disisi mu" bisik sunoo lalu melepaskan pelukannya dan menyusul yang lain

Dokter pun memeriksa keadaan jungwon,
"apakah ada yang sakit?" tanya dokter

"tidak, hanya sedikit pusing" jawab jungwon kecil

"jangan terlalu dipaksakan jungwon" ucap dokter, jungwon mengangguk kecil

"baiklah, saya permisi keluar dulu" ucap dokter lagi

Jungwon kembali mengangguk dan memilih untuk memejamkan matanya. Ia lelah seharian ini menangis dan mengikuti permainannya sendiri.

Ia membuka luka lamanya dan membiarkan dirinya semakin terpuruk dalam kesedihan.

Author pov end

Antagonis (JayWon)Where stories live. Discover now