Masih author pov
Pertanyaan jungwon membuat sang ibu menangis dan menghampirinya dengan cepat. Jungwon menyerit kecil ia bingung melihat kearah orang orang lain dihadapannya.
Dokter pun datang ketika dipanggil oleh jay,
"kau tidak ingat mereka?" tanya dokter
"tidak, aku hanya tau ibu dan teman ku saja ni-ki" jawab jungwon kecil
"dan yang lainnya?" tanya dokter, jungwon menggeleng lemah, dokter pun mengecek sebentar lalu mengangguk paham
"nampaknya pasien hanya mengingat kejadian dimasa lalunya saja atau bisa disebut amnesia anterograde. Itu menyebabkan pasien hanya mengingat masa yang sudah berlalu dan melupakan sebagian yang baru terjadi" ucap dokter
"apakah ini akan berlangsung lama?" tanya jay kepada dokter
"saya tidak yakin, namun ini tidak bersifat permanen, perlahan pasien pasti akan kembali pulih" ucap dokter
/keesokan pagi/
"ibu, dimana kakak dan ayah" ucap jungwon kepada sang ibu
"ayah mu pergi ke jepang dan akan datang sebentar lagi lalu kakak,," sang ibu mengantung ucapannya
"apakah kakak sedang sibuk?" tanya jungwon lagi
"permisi" ucap seseorang dan masuk ke dalam ruangan jungwon
"sunoo" pekik jungwon senang
"kau baik baik saja? Aku sangat khawatir" ucap sunoo
"aku baik baik saja, tapi aku tidak mengenali perempuan culun itu" ucap jungwon kecil kepada sunoo
Sunoo menatap temannya dengan pandangan sendu, ia pun beralih menatap ibu jungwon yang masih terdiam.
"permisi" ucap seorang laki laki
"ayahhh" pekik jungwon dengan senyum kecilnya
"putra ayah, apakah ada yang sakit?" tanya ayahnya lembut, jungwon menggeleng
"kakak soobin dimana yah, aku kangen sekali" ucap jungwon kepada ayahnya
Semua orang yang berada diruangan itu dapat mendengar pertanyaan jungwon. Sang ayah langsung memasang wajah sedihnya, mendapati sang anak bungsu yang terus bertanya mengenai keberadaan sang kakak.
"kenapa kalian memasang wajah itu, jungwon tidak suka" lirih jungwon kecil
"kakak sudah tenang jungwon, jungwon ikhlas ya" ucap sang ibu yang berusaha menahan tangisannya
"ibu bercanda" lirih jungwon lalu mentap sang ayah dengan pandangan bertanya
Jungwon menangis air matanya menetes dan ini benar menyesakkan untuknya. Permainan yang ia mainkan benar benar membuka luka lamanya sendiri.
Ia benar benar sakit, ia bahkan menangis kencang hingga dadanya sesak. Kepergian sang kakak adalah hal yang paling membuatnya terpukul, belum lagi perpisahan antara kedua orang tuanya.
Jungwon mengingat semuanya, ia hanya sedikit bersandiwara dengan tujuan milly disalahkan oleh ayah tirinya atas apa yang menimpanya.
"jungwon sudah dek" sang ayah memeluk anak bungsunya sembari ikut menangis kecil
"sudah dek,, kau tidak bisa bernafas nanti" ucap sang ibu
Jungwon semakin menangis, sudah lama sekali sang ibu tidak memanggilnya dengan sebutan adek. Sejak kedua orang tua nya berpisah ia bahkan sering kali merindukan pelukan kedua orang tuanya.
Dan kali ini dia mendapatkannya, sang ayah dan sang ibu memeluknya. Terharu dia sangat terharu hingga menangis sampai dadanya sesak.
"sudah adek, kau akan kesusahan bernafas" ucap sang ayah menenangkan jungwon
"ayah dan ibu harus bersama adek, adek benar benar sayang kalian" ujar jungwon disela sela tangisannya
Hingga dokter datang untuk melakukan cek rutin kepada jungwon. Berpesan kepada semua orang disana untuk tidak terlalu memaksakan jungwon mengingat apa yang sudah dia lalui.
Setelah kepergian dokter, sang ibu benar benar memanjakan jungwon, begitu juga dengan ayahnya. Tak lama muncul seseorang yakni jay yang membuat suasana disana menjadi sedikit canggung.
"maaf menggangu" ujar jay
"tidak apa nak" ucap ibu jungwon dengan cepat
"bagaimana keadaan mu" tanya jay kepada jungwon
Jungwon terdiam dengan pandangan kosong lalu menyerit kecil dan memasang wajah bingung.
"siapa ini" tanya ayah jungwon kepada jay
"oh paman, perkenalkan aku jay, senior jungwon disekolah" ucap jay seraya berkenalan dengan ayah jungwon
"kak jay, apakah ni-ki bersama kakak?" tanya sunoo
"tadinya iya, sekarang ia pergi ke kantin" jawab jay, sunoo mengangguk
"siapa dia" bisik jungwon kepada sunoo yang bisa didengar oleh orang disana karena suasananya yang sedang senyap
"kakak kelas favorit mu" jawab sunoo
"benarkah? Aku tidak ingat" tanya jungwon kecil, sunoo mengangguk sedangkan jay hanya tersenyum lembut
"ibu,, kapan aku bisa pulang" tanya jungwon tiba tiba
"dokter bilang besok kau sudah bisa pulang" ucap ibunya, jungwon mengangguk
"ayah akan pulang juga kan? Ke rumah kita" lirih jungwon, ia kembali membuka luka lamanya untuk sekarang
"maaf jungwon, pekerjaan ayah tidak bisa ditunda, ayah akan sesekali menjegukmu nanti" ucap sang ayah yang membuatnya menyerit kecil
"apa maksut ayah sesekali menjeguk ku? Kan ayah pasti akan pulang setelah pekerjaan ayah selesai" ucap jungwon, melihat semuanya hanya diam dia pun kembali melanjutkan ucapannya
"iyakan ayah? Ayah akan pulang dan kita bertiga akan bermain bersama lagi kan? Walaupun tanpa kakak" lirih jungwon diakhir kalimat
"ayah usahakan jungwon" ucap sang ayah lembut
"adek ingin pergi ke taman, ayah dan ibu harus ikut untuk menemani adek" ucap jungwon
"hanya ada kita bertiga" jungwon dengan susah payah menahan agar tangisannya tidak keluar
Sang ibu mengangguk kecil lalu menatap ayahnya yang saat itu hanya terdiam.
"adek benar benar tidak tau harus bertindak apa jika kita berpisah" ujar jungwon dan air mata mulai menetes dari matanya
"ibu dan ayah adadisini adek, adek tenang saja" ucap sang ibu, jungwon mengangguk
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ges
vote dan comment dari kalian berarti loh buat aku
Terima Kasih
YOU ARE READING
Antagonis (JayWon)
Teen FictionSeorang anak yang selalu mendapatkan ketidak adilan dalam hidupnya mulai merasa nyaman dengan kehidupannya sekarang. Namun, secara perlahan ia berniat untuk terus mempertahankan kebahagian untuk dirinya sendiri dengan menjatuhkan semua orang yang me...