♛┈⛧Happy Reading!⛧┈♛
.
.
.
.
.Libina bersama para sahabatnya mulai melangkahkan kaki ke kantin. Atensi para murid yang ada di sana pun beralih pada mereka.
"Gue, Febri, sama Winaya pesen makanan ya? Kalian cariin tempat duduk okay?" ucap Queensya seraya menatap Libina, Yasmine, Nafira, dan Divani.
"Iya, santai. Udah sana cepet, entar keburu rame banget malah jadi sumpek," sahut Yasmine.
Mereka pun mulai berpencar ke tempat tujuan masing-masing. Membeli makanan dan menemukan tempat ternyaman untuk mengisi perut.
Libina memerhatikan sekelilingnya dengan intens, dilihatnya setiap orang yang sedang melakukan aktivitasnya dengan bahagia tanpa memikirkan keadaan yang lain.
Berbanding terbalik dengan dirinya yang berusaha membahagiakan semua orang, yang justru malah membuat ia kehilangan diri sendiri. Sebagian dari diri Libina menjadi palsu karena tanpa sadar banyak hal yang diubah hanya untuk membuat orang-orang terkesan.
"Bi, lo kenapa? Kurang semangat banget keliatannya?" tanya Divani ketika mereka sudah duduk pada tempatnya.
"Hum? Gapapa 'kok, Div, maybe cuma kecapean aja gara-gara beberapa hari ini full latihan buat perform."
"Lo emang paling effort banget ya, Bi, kalo soal beginian. Gak salah sih semua hal yang lo mau selalu bisa lo capai, cause you deserve it," balas Nafira tersenyum kagum.
Membalas senyumnya, Libina mengucapkan kata terima kasih. Ia tentu tahu bahwa sanjungan tidak akan pernah bertahan lama di dunia ini, sebab seluruh pujian semata-mata ada hanya untuk melambungkan sesaat.
Yang terkadang bisa membuat diri sendiri merasa bergantung dan menjadi terlena atas sikap haus akan pujian. Namun, Libina terobsesi akan segala hal itu.
"Apa sih, Naf, yang Ibi gak bisa?" Yasmine berucap dengan gaya songongnya memamerkan bahwa sahabatnya itu adalah yang terbaik.
Walaupun masih dengan senyuman, tatapan mata Libina lurus ke depan dengan kekosongan. Ternyata menjadi sosok manusia manipulative cukup melelehkan dan menguras tenaga juga pikiran.
Yang mereka lihat dan kagumi adalah kekurangan yang selalu berusaha ia tutupi oleh berbagai macam hal yang terlihat 'wah' dan luar biasa.
"Oh, God! Bi! Sumpah! Gue denger berita hot!"
Dari kejauhan, Winaya memekik heboh sambil berlari perlahan dengan membawa dua macam jus di kedua tangannya.
"Pelan-pelan, Win, nanti kamu jatuh terus jusnya tumpah," peringat Libina lalu mengambil alih jus itu dan meletakkannya di atas meja.
Di belakang Winaya mulai menyusul Febri dan Queensya yang datang dengan nampan untuk membawa beberapa jus lainnya.
"Ah, lo mah gak asik main ninggalin!" dengkus Queensya kesal dan ikut duduk di samping sahabatnya.
"Kalian kenapa heboh banget deh?" tanya Yasmine yang diangguki mereka.
"Gue denger something yang bakalan ngebuat heboh se-antero AHS!"
"Iya, Win, makanya apa?" Nafira dibuat geram sendiri karena tak sabaran.
"Tadi, gue 'kan sempat ke kopsis nih niatnya beli pulpen salinan buat jaga-jaga kalo misal habis. Nah! Di sana gue ketemu Bu Sila sama Bu Tin yang lagi ngobrol tentang Dies Natalis sama rencana PPDB tahun ini."
"Terus mereka bahas tentang foto poster buat dipake dua kegiatan penting itu yang sekiranya bisa narik perhatian para audiens."
"Dan kalian tau gak tahun ini siapa yang kepilih buat photoshoot jadi role model-nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Multitalented [TERBIT]
Teen FictionNamanya Libina Arabella. Cewek multitalenta kesayangan Asta High School yang kepopuleran dan eksistensinya tidak dapat diragukan lagi. Tidak melebih-lebihkan, ini adalah faktanya. Pandai dalam berbagai bidang baik akademik maupun non-akademik menjad...