♛┈⛧Happy Reading!⛧┈♛
.
.
.
.
.Libina mengerjapkan matanya entah untuk yang ke berapa kali, cewek dengan ciri khas rambut panjang bergelombang itu berdecak kagum saat menatap sekelilingnya yang begitu mempesona.
Apakah ini bisa disebut rumah? Wah, berbagai macam lontaran pujian terus keluar dalam hatinya. Seumur-umur hidup menjadi orang kaya, tidak pernah sekali pun dirinya membayangkan akan dapat menginjakkan kaki di tempat se-luar biasa ini.
Kasta memanglah bukti nyata adanya kehidupan.
"Masuk," interupsi Darren kepada mereka.
Berbeda dengan Libina, gadis itu masih bergeming di tempatnya. Masih setia menatap takjub bangunan bertingkat di hadapannya.
"Bi? Ayo masuk," ajak Darren sambil menggenggam tangan cewek itu.
"A-ah, iya."
Mereka berdua pun menyusul yang lainnya untuk masuk ke dalam, baru saja pintu utama dibuka, Libina dikejutkan dengan banyaknya maid yang berjejer rapi tengah membungkuk sembilan puluh derajat ke arah mereka.
"Eh, aduh." Libina terperanjat, dengan spontan ia ikut membungkuk juga.
Darren langsung menarik tubuh sang pacar agar kembali tegap. "Gak perlu, itu udah tugas mereka."
"Gak sopan, Dar." Kini Libina yang berganti menarik Darren untuk ikut membungkuk sepertinya, para maid di sana pun sontak gelagapan dan memilih semakin membungkukkan badan mereka lebih rendah.
"Konyol banget, masa pemilik rumah di suruh ikut begituan." Yasmine berbisik sambil menahan tawanya, lalu berpura-pura mengalihkan pandang ke arah lain saat Darren meliriknya dengan tajam.
"Dar, rumah lo keren banget! Boleh lah kita sering-sering main ke sini," goda Zafar sambil terkekeh.
"Gak."
"Pelit amat lo!"
"Santai aja, Darren orangnya emang gitu, kalian gak perlu khawatir. Kabarin aku aja kalo pengen main-main ke sini, karena Darren gak mungkin nolak permintaan pacar tersayangnya ini 'kan?" Libina menepuk-nepuk pelan kepala Darren seperti seorang ibu yang sedang membujuk sang anak dengan kasih sayang.
Respons Darren hanya mengangguk singkat saja, kemudian menyuruh semua yang ada di sana segera duduk di sofa dan menyantap berbagai camilan yang sudah tersedia.
"Gak ada bir, Dar?" tanya Falan.
"Yeuu, ngelunjak lo! Syukur-syukur kita dikasih makan sama minum, gak tau terima kasih!" Nafira mendelik sinis, sudah dikasih hati malah minta jantung. Begitu pikirnya.
"Gue 'kan cuma—"
"Ada, ambil di kulkas," potong Darren, malas untuk mendengar perdebatan yang mungkin akan terjadi nantinya.
Falan menjulurkan lidahnya ke arah Nafira, mencoba mengolok cewek menyebalkan itu yang tadi berperilaku sinis terhadapnya. Tentu saja hal tersebut membuat Nafira geram dan tanpa aba-aba mengacungkan jari tengahnya tinggi-tinggi.
Yang lainnya dibuat terkekeh akan tingkah dua sekutu yang tengah beradu tatapan itu.
"Dar, lo tinggal sendiri? Dari tadi yang gue liat cuma satpam, bodyguard, sama pelayan lo aja," tanya Yasa sambil mengunyah kacang sukro yang ada di sebuah toples besar berwarna gold.
"Gak."
"Bokap lo mana?"
"Di kamar, tapi biasanya jarang pulang karena sibuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Multitalented [TERBIT]
Fiksi RemajaNamanya Libina Arabella. Cewek multitalenta kesayangan Asta High School yang kepopuleran dan eksistensinya tidak dapat diragukan lagi. Tidak melebih-lebihkan, ini adalah faktanya. Pandai dalam berbagai bidang baik akademik maupun non-akademik menjad...