♛┈⛧Happy Reading!⛧┈♛
.
.
.
.
.Ini adalah hari terakhir acara Dies Natalis AHS ke-40, tentunya sebagai hari penutup akan dibuat lebih mewah lagi daripada hari pembukaan. Berbagai lampion warna-warni menghiasi setiap lapangan, taman, serta sudut-sudut terpencil sekolah.
Berbagai piala penghargaan juga sudah berjejer rapi, seakan siap untuk beralih tempat ke tangan sang pemilik baru.
Namun, yang menjadi pusat perhatian bukanlah hal itu. Melainkan dipajangnya poster-poster PPDB AHS di berbagai tempat strategis, dengan Darren dan Libina yang menjadi role model-nya. Membuat setiap pasang mata yang melihat seketika berdecak kagum karena kecocokan dua sejoli itu.
Hari ini, AHS juga membuat peraturan baru yang dilaksanakan hanya satu hari saja, yaitu setiap murid diwajibkan mengambil sebuah poster pelaksanaan PPDB dari panitia OSIS sebelum memasuki area sekolah, yang nantinya setiap poster itu harus dipromosikan ke akun media sosial masing-masing.
"Sial, muak banget aku liatnya," gerutu Libina yang sedang menatap selembar poster di genggamannya, sedetik kemudian meremasnya dengan kuat dan membuangnya ke tempat sampah, tak lupa berdecih sinis.
Cewek itu melanjutkan langkah anggunnya menuju ruang OSIS dengan niat ingin menemui sang ketua, untuk segera menanyakan beberapa hal yang ingin ia ketahui.
"Hai, Kak Ibi, cari siapa?" tanya Anggita yang kebetulan baru keluar dari ruangan tersebut.
Libina menoleh. "Cari Rafly."
"Kak Rafly ada di dalam, silakan Kakak masuk aja."
"Makasih, Git."
"Siap, Kak, kalo gitu saya pergi dulu ya!"
Libina melangkah masuk sambil melihat-lihat sekelilingnya yang tata letaknya sudah berbeda dibandingkan saat dulu ia menjabat. Di kursi kebesaran sang ketua, Rafly terlihat tengah sibuk menandatangani berkas-berkas yang Libina tebak untuk event-event selanjutnya.
"Raf, boleh bicara sebentar?"
Sontak yang dipanggil namanya pun mendongak. "Kak Ibi? Siap, Kak, ada keperluan apa?"
Libina berjalan mendekatinya. "Boleh bicara sebentar?"
"Boleh, Kak, silakan duduk," jawab Rafly sambil membereskan berkas-berkas yang tampak berserakan di mejanya dengan terburu-buru.
"Aku gak lama 'kok, jadi santai aja. Cuma pengen nanya beberapa hal yang kemungkinan besar kamu tau."
"Tentang apa ya, Kak?"
"Akun Twitter AHS, kalo boleh tau yang pegang sekarang siapa?" tanyanya to the point.
Rafly mengerutkan kening. "Bukannya masih dipegang angkatan Kak Ibi ya? Setau saya masih di kelas dua belas, soalnya waktu itu Anggita mau ambil alih tapi gak dikasih. Katanya tunggu kelas dua belas lulus dulu."
Libina mengepalkan tangannya. Kalau saat ia menjabat dulu, akun tersebut Libina dan Tiyara-lah yang memegangnya. Namun semenjak serah terima jabatan, semua akun itu Libina berikan ke junior mereka yang akan melanjutkan tugas-tugas senior terdahulu.
Mengatur deru napasnya yang mulai memburu, Libina kembali bertanya, "Boleh tau siapa yang pegang?"
"Siap, Kak, saya cek datanya dulu," jawab Rafly seraya beranjak dari duduknya. Kemudian mendekati sebuah brankas di mana data-data rahasia OSIS ada di dalam sana.
Libina mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, rasa penasaran dan amarah bercampur jadi satu. Dalam benaknya, siapa yang berani mengkhianati dirinya? Siapa yang mencoba bermain di belakangnya selama ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Multitalented [TERBIT]
Novela JuvenilNamanya Libina Arabella. Cewek multitalenta kesayangan Asta High School yang kepopuleran dan eksistensinya tidak dapat diragukan lagi. Tidak melebih-lebihkan, ini adalah faktanya. Pandai dalam berbagai bidang baik akademik maupun non-akademik menjad...