♛┈⛧Happy Reading!⛧┈♛
.
.
.
.
."Ya amplop! Eike cacamarica dimandul-mandul, tau-taunya disindang. Udah dendong belom?"
(Ya ampun, aku cari di mana-mana, tau-taunya di sini. Udah dandan belum?)
Mendengar penuturan secara tiba-tiba yang bahasanya masih terasa asing di telinga, sontak dua insan yang saling berhadapan tanpa adanya jarak itu menjadi tersadar dan saling menjauh.
Libina mengerjapkan matanya perlahan, mencoba menyadarkan dirinya akan apa yang baru saja hampir terjadi di antara keduanya jika saja seorang MUA di pintu ruang tunggu itu tidak datang.
"Ulala... cucok meyong! Yuk capcus, benterong lagi photoshoot-nya mulai."
(Aduh, cocok banget! Yuk buruan, bentar lagi photoshoot-nya mulai.)
"B-bentar, kita belum selesai," jawab Libina gugup. Takut-takut jika MUA itu melihat apa yang hampir mereka lakukan.
"Kalalo gitu Eike kesandra dulu."
(Kalo gitu aku ke sana dulu.)
"Iya, nanti kalo kita udah selesai bakal nyusul."
"Siap!"
Bernapas lega saat MUA itu beranjak dari tempat mereka, Libina langsung menatap Darren canggung. Sedangkan yang sedang ditatap masih mencoba mencerna keadaan.
"Dar, masih mau lanjut di make-over?"
"Iya, tapi."
"Tapi?" tanyanya. Agak takut jika Darren akan mengungkit kejadian yang tadi, ia akan merasa malu!
"Kok lo bisa paham bahasa makhluk itu?"
"Ya?" ulangnya.
Tunggu dulu! Libina sedikit loading karena pembicaraan Darren yang tidak sesuai dengan apa yang sedang ia pikirkan.
"Kok lo bisa-"
"O-oh, MUA tadi? Iya... aku sering ketemu orang modelan gitu di tempat modelling."
Sudah tahu bukan, bahwa Libina tumbuh dan besar di lingkungan di mana setiap atensi akan berpusat padanya? Termasuk sebuah benda bernama kamera yang akan selalu memotret setiap pose yang Libina tampilkan.
Di tempat modelling-nya hal-hal seperti tadi sudah biasa ditemui dan bukan menjadi hal yang tabu. Tidak ada alasan untuk tak paham apa yang dikatakan MUA tadi, karena Libina sudah sering mendengarnya. Bahkan mungkin jika ia disuruh berbahasa waria, maka dirinya tentu akan sangat fasih.
"You're not stressed?"
"For what?"
"Buat pahamin apa yang diucapin."
Menggeleng sambil tersenyum, perut Libina terasa tergelitik mendengar penuturan Darren. Stres? Apa itu? Malahan menurutnya itu adalah bahasa yang lucu dan terkesan nyeleneh. Membuat siapa pun yang mendengarnya akan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Multitalented [TERBIT]
Teen FictionNamanya Libina Arabella. Cewek multitalenta kesayangan Asta High School yang kepopuleran dan eksistensinya tidak dapat diragukan lagi. Tidak melebih-lebihkan, ini adalah faktanya. Pandai dalam berbagai bidang baik akademik maupun non-akademik menjad...