♛┈⛧Happy Reading!⛧┈♛
.
.
.
.
."Apaan sih?" tanya Libina to the point saat baru menginjakkan kakinya di pintu masuk aula, malas hanya untuk sekadar berbasa-basi dengan cowok kurang kerjaan yang suka kepo ini-itu.
"Jutek banget? Ada apa, Bi? Mood lo lagi kurang bagus?"
Libina bersedekap dada seraya memutar bola mata malas. "Iya! Makanya cepet ngomong, aku sibuk mau siap-siap buat acara pembuka Dies Natalis hari ini."
"Sebenernya gue gak ada maksud apa-apa nyuruh lo ke sini, gabut maybe? Cuma mau liat gimana kabar lo aja setelah—"
"Setelah kamu curi rahasia aku di buku diary? Setelah kamu punya cara buat bungkam dan manfaatin aku biar nurut sama kamu? Atau... setelah kamu merencanakan semua hal terus mencoba menjatuhkan aku, tiba-tiba berubah pikiran karena mau tau gimana sifatku lewat tulisan-tulisan yang aku buat itu? Iya?"
"No, no, no, lo salah besar, Ibi sayang. Gue cuma kirim foto itu ke lo buat kasih tau aja kalo gue emang selalu tau apa yang akan dan sedang lo lakuin. Jadi jangan salah paham ya, Sayang?"
Darren berucap dengan nada lembut namun terkesan mengintimidasi, cowok itu mengelus pelan surai panjang bergelombang milik Libina. Menatap dalam mata cewek itu, lalu selepasnya megeluarkan seutas senyum tipis yang mengandung banyak makna negatif.
Tentu perlakuan itu membuat Libina tak suka, ia merasa sedang disudutkan.
Alih-alih membalas dengan kalimat bernada tinggi, Libina justru membalasnya dengan senyuman tipis seraya menatap lekat pada mata tajam milik Darren yang abu pekat. Ia tidak ingin terlihat gugup atau takut.
"Aku gak pernah salah paham 'kok. Cuma ngerasa gak nyaman aja kalo kamu terlalu perhatian sama aku sebagai seorang pacar. Lagian-"
Cewek itu menjeda kalimatnya. Dielusnya rahang tegas Darren dengan perlahan. Jari lentiknya bermain di sana, ingin melihat reaksi apa yang akan diberikan cowok itu.
"Aku malah senang karena kamu perhatian banget. Ah, lain kali kalo pengen tau suatu hal tentang aku, kamu bisa langsung nanya aja ke aku ya? Gak perlu sok cari tau dan sok curi-curi rahasia aku yang nantinya bisa aja ngebuat aku gak suka sama kamu. Paham, Darren sayang?" tekan Libina mengandung kalimat sarkasme.
"Oh, udah selesai 'kan ya yang mau kamu omongin? Kalo gitu aku mau balik ke kelas dulu. Kita ketemu nanti pas acara puncak ya, Dar."
Dengan senyum manisnya, Libina membenarkan dasi yang tersemat longgar di seragam Darren. Menepuk-nepuk pelan dada bidang cowok itu, Libina seolah berperan sebagai pasangan yang paling baik dan perhatian. Seolah ingin memberitahukan pada Darren bahwa bagaimanapun cowok sialan itu mencoba mengintimidasinya, ia tak akan pernah merasa takut.
Di sisi lain, Darren bergeming di tempat. Merasakan elusan pelan di dadanya yang membuat cowok itu memejamkan mata. Sedetik kemudian, sentuhan tangan hangat itu tidak ia rasakan lagi. Matanya terbuka, menampilkan sosok Libina yang semakin jauh dari pandangannya. Bahkan kini meninggalkan jejak memori indah dalam ingatannya.
Mengapa ada cewek se-mengagumkan itu di dunia ini? Mengapa dirinya tidak memilih mengenal Libina Arabella sedari dulu saja? Kenapa takdir tidak mempertemukan mereka lebih cepat?
Shit! Darren ingin segera mengakhiri permainan yang ia buat. Darren tidak ingin terjebak terlalu jauh nantinya. Dia tidak ingin kalah telak dari gesitnya permainan drama Libina, bahkan sekarang Darren tidak bisa membedakan mana peran asli dan palsu yang sedang Libina mainkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Multitalented [TERBIT]
Novela JuvenilNamanya Libina Arabella. Cewek multitalenta kesayangan Asta High School yang kepopuleran dan eksistensinya tidak dapat diragukan lagi. Tidak melebih-lebihkan, ini adalah faktanya. Pandai dalam berbagai bidang baik akademik maupun non-akademik menjad...