Hai-hai!, lama nggak berjumpa sama sayahh.... Oke, karena saya susah ngambil foto buat yang meranin si Ernest maka Googling aja "Harry Potter Character Ernest MacMillan" yang pake dasi kuning rambut pirang, orangnya mangap lagi ngomong(?) fotonya kecil.
Oke deh, sebenernya ada yang ganjal, sinopsisnya kan di ceritakan Julliet bertemu dengan kakaknya, Fabian terus dikenalin, tapi Julliet bertemu sama Ernest dulu tanpa perantara Fabian. Nah, Author kan pas itu lagi blank otaknya. Maka Author buat Julliet nggak mau ngucapin namanya ke Ernest, tapi nanti lewat Fabian, Okeh...?
Di Part ini kayaknya yang muncul Ernest cuma dikit, malahan kayaknya nggak ada. Soalnya nanti di part ini di ceritakan masalah keluarga Julliet dan Fabian, dan juga pertemuan Julliet dengan Fabian setelah sekian lama tidak berjumpa. Oh ya satu lagi, Author paling nggak suka bilang 'Lo-Gue' jadi bahasanya formal ya.
Oke, daripada banyak cek-cok langsung cekidot aja... Enjoy Readers! Don't forget Vomments!
***
Pagi yang cerah membuat Julliet bersemangat untuk bekerja, memang karena hari ini adalah hari penerima gajinya, mengingat kemarin Julliet yang harus melayani sang Manager dari perusahaan Corp. McMillan dan itu membuat gajinya bertambah dua kali lipat, uang itu akan Julliet tabung setengahnya kelak jika ada keperluan dan untuk membayar apartmen-nya. Dengan semangat high-fife-nya Julliet berjalan kaki dengan senyuman yang mengembang di bibirnya dan yang membuat Julliet berubah adalah hari ini Julliet menguncir rambutnya ala kuda poni dengan poni rambutnya yang ia buat miring ke kanan.
Sesampainya di tempatnya bekerja dengan semangat yang Julliet punya ia lalu mulai bekerja dengan penuh gembira, teman Julliet yang sesama bekerja dengannya heran karena Julliet hari ini sangat bergembira.
"Julliet!" panggil Manager.
"Yes,sir ?."
"Tolong buatkan makanan ini untuk meja nomor 31, Aku lihat kau sedang bahagia jusru itu saya utus kamu tolong buatkan makanan pada nomor 31." jelas sang Manager kepada Julliet.
"Siap, Kapten!." ujar Julliet lalu mulai bekerja.
"Jull, Kamu hari ini seneng banget, ada apakah, gerangan ?." tanya Mira, sahabat Julliet yang Julliet kenal semenjak ia mengajukan diri untuk bekerja di restoran ini.
"Hari ini hari apa ?." tanya Julliet yang membuat Mira bingung dengan sikap Julliet.
"Hari Senin." Jawab Mira
"Bukan," ujar Julliet lalu mulai memasak makanan yang tertera di kertas kecil putih polos untuk meja nomor 31,"Hari ini kita gajian, bukan ?."
Dan dijawab anggukan serta kata 'yap!' oleh Mira.
"Dan kamu tahu, semenjak kejadian kemarin, sang Manager dari perusahaan Corp. McMillan datang pada saat itu-kan yang di tugaskan Aku (Mira mengangguk). Dan kamu tahu, Mir ?(Mira menggeleng), Manager akan menggajiku dua kali lipat saat itu. Yeay!." jelas Julliet dengan senangnya.
"Wahh.... Hari ini harus traktir, nih." pinta Mira pada Julliet yang sedang berkonsentrasi dengan memasaknya.
"Oke-oke, tapi jangan mahal-mahal, ya. Just you." ucap Julliet menyetujui ajakan Mira.
"Oke. Eh, tapi, just you ?. Hanya Aku ?." tanya Mira.
"Ya. Kalau semua orang disini bisa ludes uang gajiku nantinya." jelas Julliet.
"Sip, di restoran bintang lima mau ?, sekali-kali aja kesana, kita nggak pernah kesana,'kan ?." usul Mira.
"Oke deh."Setelah memasaknya selesai, Julliet mulai menyajikannya di sebuah piring lalu menghiasnya dengan sangat cantik, lalu menyuruh Mira membuatkan minumannya. Setelah semuanya lengkap Julliet lalu mengantarkan masakannya ke meja nomor 31.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive
No FicciónA.J.D. Saat umurku delapan tahun, Aku sudah mempunyai penyakit dan itu sudah menandakan tanda-tanda 'Siaga' padaku, dan saat umurku menginjak remaja, penyakitku kambuh, menandakan sinyal 'Waspada' dan begitu pula lelaki yang sering kutemui, sang Man...